Dibentak Keluarga, Nenek Tuna Netra Pilih Tinggal di Panti Jompo

Konten Media Partner
23 Februari 2019 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang nenek. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang nenek. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Meriung bersama lansia lain, sosok Yulia duduk termenung ketika banjarhits.id menemuinya di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera. Di panti jompo milik Pemprov Kalimantan Selatan itu, Yulia sudah menetap sejak tahun 2013 karena persoalan keluarga.
ADVERTISEMENT
Wanita sepuh berusia 62 tahun, ini justru senang tinggal di pantai jompo ketimbang hidup penuh cercaan di keluarga sendiri. Maklum, ia seorang tuna netra yang sering mendapat perlakuan kasar dari keluarganya.
"Kalau ditanya apakah ingin pulang? saya jawab mending di sini saja. Kalau di rumah, selalu dibentak oleh keluarga sendiri. Harap maklum, saya netra dan tak bisa banyak hal," Yulia bercerita kepada wartawan banjarhits.id, Donny Muslim di teras wisma panti tersebut.
Dia sudah tuntas merasakan pahitnya luntang-lantung hidup di jalanan sebagai tuna netra. Itu terjadi selama 10 bulan sejak saat dia minggat dari rumahnya pada 2013.
"Jalan kaki dan kabur dari rumah diam-diam. Beruntung, saya ada yang menolong waktu saya kehujanan waktu di jalanan. Dan akhirnya sampai di sini. Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika saya kembali ke sana," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Cerita miris seorang Yulia cuma sebagian kecil dari persoalan pelik internal keluarga. Selain Yulia, ada 110 orang lansia miskin dan terlantar hidup di panti jompo dengan 14 wisma ini.
Mereka datang dari berbagai penjuru di Kalimantan Selatan. Selain diberi tempat tinggal, para lansia juga tidak dirawat sembarangan. Pengelola panti memberi asupan tiga kali sehari.
Kemudian, pakaian ganti, siraman rohani serta pelatihan keterampilan dari beragam instruktur sudah jadi layanan rutin di panti yang beralamat di Jalan Ahmad Yani kilometer 21, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru ini.
Kepala UPT Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera, Surya Fujianorrochim, mengatakan kuota panti jompo milik Pemprov Kalsel sebetulnya tak cukup menampung lansia. Dia meyakini masih banyak orang tua telantar yang butuh penampungan untuk hidup layak.
ADVERTISEMENT
"Ini saja sudah penuh. Setiap bulannya selalu ada yang mengantre untuk masuk ke sini. Tapi karena keterbatasan ruangan. Kami tak bisa berbuat banyak," ujarnya.
Agar bisa mengakomodir kepentingan lansia telantar, Surya mengimbau setiap daerah membangun panti jompo. Kalaupun pemerintah daerah minim dana, dia menyarankan pemkab bisa meminta pihak swasta ikut serta membangun panti sosial.
"Ini cara yang efektif ketimbang mengharapkan pemerintah. Kita harus saling sinergis agar permasalahan lansia bisa tuntas," pungkasnya.