Dinas ESDM Kalsel Minta Penutupan Tambang Intan Banjarbaru

Konten Media Partner
10 April 2019 21:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pendulangan intan di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Dinas ESDM Kalsel usul penutupan tambang tradisional ini karena tragedi tewasnya lima orang pekerja. Foto: dok banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pendulangan intan di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Dinas ESDM Kalsel usul penutupan tambang tradisional ini karena tragedi tewasnya lima orang pekerja. Foto: dok banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan, Isharwanto merekomendasikan agar menutup sementara aktivitas pendulangan intan di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
ADVERTISEMENT
Usulan ini menyusul tragedy tewasnya lima orang penambang intan tradisional pada Senin (8/4) akibat tertimbun longsoran tanah. Menurut Isharwanto, penutupan sementara untuk menghindari tragedi lanjutan di lokasi pendulangan intan.
"Itu kan masih enggak jelas status kawasannya. Wilayah pertambangan bukan. Sistem penambangannya juga ngawur. Makanya saya lebih baik ditutup sementara waktu," ujar Isharwanto kepada wartawan banjarhits.id, Donny Muslim, Rabu (10/4/2019).
Sembari langkah penutupan kawasan Pumpung ditempuh, ia menyarankan Pemkot Banjarbaru bertindak cepat mencari solusi terbaik. Sebab kalaupun ditutup, mata pencaharian utama warga sekitar tak terputus.
Tawaran konkret jangka panjang dari Dinas ESDM Kalsel adalah menjadikan Pumpung dan Sungai Tiung sebagai wilayah pertambangan rakyat (WPR). Namun, kata dia, langkah ini juga perlu komitmen dari Pemko Banjarbaru.
ADVERTISEMENT
Sebab, pemerintah kota harus memperjelas lagi status kawasan yang mengacu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Banjarbaru yang menyebutkan bahwa Pumpung merupakan kawasan pertambangan.
"Diperjelas dulu status kawasannya apakah wilayah pariwisata atau pertambangan. Kalau memang kawasan tambang, pengusulan WPR akan mudah dijalankan," kata dia.
Adapun Kapolres Banjarbaru, Kelana Jaya berkomitmen ke depannya mendiskusikan bersama pemerintah daerah terkait langkah lokalisir titik-titik rawan yang ada di Pumpung, Kecamatan Cempaka.
"Yang jelas kami diskusikan dulu apakah titik (pendulangan intan) itu kami lokalisir atau kasih tanda bahwa kawasan itu berbahaya. Aspirasi warga sekitar juga akan kami tampung," tandasnya.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2019 sudah terjadi tragedi longsor di kawasan Pumpung hingga memakan enam korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Insiden pertama terjadi bulan Februari 2019 silam. Korbannya adalah Muhammad Tauhid yang juga pendulang aktif di kawasan tersebut. Kemudian, peristiwa terakhir terjadi Senin (8/4/2019) lalu dengan angka korban jiwa sebanyak lima orang.
Pemprov Kalsel memberi bantuan uang santunan dan bingkisan ke keluarga almarhum sebagai bentuk belasungkawa. Pemberian ini di halaman kantor Camat Cempaka, Rabu (10/4).
Mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Sekdaprov Kalsel Abdul Haris mengucapkan belasungkawa atas tragedy tewasnya lima orang penambang intan tradisional. “Saya mendoakan sekaligus mengharapkan kejadian longsor hingga menyebabkan lima warga meninggal tak terulang lagi di kemudian hari,” ucap Abdul Haris usai acara penyerahan santunan kepada keluarga korban.
Selain itu, Abdul Haris meminta aparat teknis di Kecamatan Cempaka agar bisa mengimbau masyarakat yang berprofesi sebagai pekerja pendulangan intan agar mewaspadai kondisi cuaca yang hujan pada saat bekerja. Aparat kecamatan maupun di desa perlu aktif memberikan himbauan ke masyarakat agar kejadian longsor di Pumpung tidak terjadi lagi.
ADVERTISEMENT
Erlawati (28) istri dari Muhammad (30) salah satu korban longsor Pumpung mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Pemprov Kalsel. “Bantuan ini akan saya pergunakan untuk nafkah hidup sehari-hari, karena selama ini hanya suami saya yang menjadi tulang punggung keluarga,” kata wanita yang memiliki anak umur 4 tahun.
Erlawati tak menyangka kejadian yang menimpa suaminya tersebut, walaupun malam hari sebelum kejadian ia sudah punya firasat tidak enak karena saat itu hujan deras turun. Untuk ke depan, ia belum punya rencana apapun apalagi saat ini ia masih dalam kondisi berkabung.
Longsor di pendulangan intan Pumpung terjadi pada Senin (8/4) siang. Peristiwa ini menelan lima korban jiwa atas nama Muhammad alias Jumat, Askom (45), Jomang (25), Noval (25), dan Aulia alias Aau (25). Semuanya warga Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka.
ADVERTISEMENT