Disebut Picu Banjir, Fondasi Musala Milik Kader PDIP Diprotes Warga

Konten Media Partner
18 Juli 2019 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanah urukan yang menjadi fondasi bakal musala di RT 1, RW 1, Jalan Amandit, Desa Barokah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto: istimewa/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Tanah urukan yang menjadi fondasi bakal musala di RT 1, RW 1, Jalan Amandit, Desa Barokah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto: istimewa/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Warga RT 1, RW 1, Jalan Amandit, Desa Barokah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel), memprotes fondasi bakal musala di lingkungan rumah mereka. Fondasi itu dinilai telah memicu banjir yang terjadi di perumahan mereka pada Juni 2019.
ADVERTISEMENT
“Banjir menggenangi rumah warga di RT 1. Dulu enggak pernah banjir parah sebelum berdiri fondasi yang akan dibangun musala. Itu kan yang bangun fondasi Syaripuddin, katanya mau dibangun musala,” ucap Rizal, warga sekaligus Kepala Pengamanan RT 1, kepada banjarhits.id, Kamis (18/7).
Syaripuddin sudah diminta untuk membenahi drainase di sekitar fondasi itu. Namun, kata Rizal, yang bersangkutan malah mengabaikannya. Rizal mengaku bukan pembangunan musalanya yang dipermasalahkan, melainkan tanah uruk fondasi yang memicu banjir. Diketahui Syaripuddin merupakan Sekretaris PDI Perjuangan Kalsel.
“Karpet saya kotor semua. Saya tunjukkan ke Syaripuddin, tapi dijawab dicarikan solusinya saja. Saat banjir, pihak kepolisian, koramil (Komando Rayon Militer), dan ketua RT turun ke lokasi melihat banjirnya,” ujar Rizal.
ADVERTISEMENT
Rizal mengatakan masalah ini membuat hubungannya dengan Syaripuddin menjadi renggang, padahal sebelumnya mereka sudah kenal baik.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Ardiansyah, warga RT 1 lainnya. Dia menyebut banjir tak pernah terjadi sebelum adanya fondasi musala itu.
“Saya sudah kos delapan tahun di sini, baru hujan kemarin (Juni 2019) yang banjir. Kami enggak keberatan berdiri musala, tapi dicarikan solusi agar enggak banjir,” kata Ardiansyah.
Sejumlah warga menilai urukan fondasi bakal musala ini yang memicu banjir di lingkungannya pada Juni 2019. Foto: istimewa/banjarhits.id
Syaripuddin sendiri membantah jika disebut banjir dipicu urukan fondasi bakal musala yang berdiri di depan rumahnya itu. Menurutnya, rumah warga tergenang banjir karena posisi tanahnya terlalu rendah dibanding badan jalan.
“Sebenarnya yang meolah (membikin--red) banjir itu, drainase yang hanya dibuka di sini, dekat kuburan. Kalau itu tanah ulun (saya--red), ulun pondasi, siapa yang melarang? Bangunan yang sering banjir karena terlalu rendah dari dasar jalan, sama drainase enggak lebar, drainase di dekat kediaman bupati kan macet juga. Itu yang bikin air sulit mengalir,” ujar Syaripuddin.
ADVERTISEMENT
Berbeda pendapat dengan Rizal dan Ardiansyah, Syaripuddin mengatakan lingkungan RT 1 itu memang sudah sering kebanjiran bahkan sebelum ada urukan fondasi bakal musala. Buruknya saluran drainase di RT 1 itulah yang ditunjuk Syaripuddin sebagai penyebab banjir.
“Bukan masalah bangunan. Masa saya punya tanah enggak boleh diapa-apain? Fondasi kan saya bikinkan saluran air. Kalau saya mau menang sendiri, enggak usah dibikinkan saluran air, tambah parah. Fondasi itu kan saluran air di dalamnya,” ucap anggota DPRD Tanah Bumbu itu.