DLH Klarifikasi soal Tata Kelola Sampah di Banjarmasin

Konten Media Partner
9 Januari 2019 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DLH Klarifikasi soal Tata Kelola Sampah di Banjarmasin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Mukhyar, langsung bereaksi atas sebuah pemberitan di banjarhits.ID berjudul: Kota Banjarmasin Punya Manajemen Sampah yang Buruk. Di kantor DLH Banjarmasin, Mukhyar mengklarifikasi berita itu dengan konferensi pers ke sejumlah wartawan.
ADVERTISEMENT
Mukhyar membantah isi pemberitaan yang menyebut manajemen pengelolaan sampah yang buruk di Kota Banjarmasin. Ia mengacu pengelolaan tempat pembuahan akhir (TPA) Basirih yang sekarang sudah tertata rapi dan banyak perubahan positif.
"Coba lihat saja atau pantau langsung TPA Basirih, bagus kan ada perbaikan. Tahun kemarin saja truk sampah tidak bisa masuk ke dalam, tetapi sekarang kan sudah bisa masuk dan penataan di TPA sudah rapi," tegas Mukhyar kepada awak media, Rabu (9/1).
Selain perbaikan TPA Basirih, ia mengambil contoh relokasi TPS di HKSN yang semula di pinggir jalan raya menjadi ke ujung Komplek HKSN, sehingga tidak ada lagi luberan sampah.
Ihwal maraknya luberan sampah yang sering ditemui ketika malam hari di Banjarmasin, Mukhyar mengaku memang itu sebuah kewajaran karena jadwal pembuangan sampah malam hari pukul 18.00 Wita - 06.00 Wita.
ADVERTISEMENT
Namun, Mukhyar mengakui jumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Banjarmasin masih kurang sehingga memicu penumpukan sampah hingga meluber ke badan jalan. Menurut dia, Banjarmasin punya 130 TPS. Mukhyar berkata Banjarmasin idealnya punya 200 - 250 TPS dengan asumsi volume sampah 600 ton perhari.
Menurut Mukhyar, luberan sampah juga terjadi karena disapu pemulung. Toh, ia beranggapan pemulung pun memberi dampak positif terkait sampah yang menjadi mata pencaharian pemulung tersebut.
"Pemulung memang mengganggu tapi di sisi lain pemulung juga membantu dari segi pemanfaatan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis," terang Mukhyar.
Adapun dimensi satu TPS paling luas 4x6 meter yang harus menampung potensi sampah 10 - 12 ton. "Ya jelas meluber lah volume melebihi kapasitas, apalagi waktu yang diperlukan menaikkan sampah ke truck memakan waktu 2 sampai 3 jam per red nya," katanya.
ADVERTISEMENT
Meski berbagai kritik deras datang dari pengamat ataupun ahli lingkungan, Mukhyar tetap optimis Banjarmasin mendapat Adipura Kencana. Pasalnya ia menilai luberan sampah yang terjadi malam hari adalah kewajaran.
"Kalau luberannya siang bisalah jadi berita, tapi kalau malam memang jam jadwal pembuangan sampahnya malam kan, ya wajar dan bisa dimaklumi lah," pungkasnya. (Zahidi)