Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan

Konten Media Partner
24 Februari 2018 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan  (3)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Rusak Lahan Terbitlah Intan  (4)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Monumen setinggi kira-kira 20 meter itu tampak kusam. Di pucuk monumen, terpacak hiasan batu berlian kelir biru menyembul di sela tumbuh ilalang liar. Monumen ini bernama Intan Trisakti yang pendiriannya diresmikan pada 11 November 1997 di kawasan Pumpung, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
ADVERTISEMENT
Penamaan monumen Intan Trisakti setelah pendulang di kawasan Pumpung menemukan batu intan seberat 166,75 karat Pada 26 Agustus 1965. Presiden Soekarno menamakan intan tersebut sebagai Trisakti.
Pamor tempat pendulangan intan kawasan Ujung Murung dan Pumpung, memang sudah mencorong sebagai sentra penghasil batu mulia intan. Batu intan yang sudah melewati serangkaian proses, namanya menjadi berlian.
Di Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat, Kota Martapura, pedagang batu-batuan melego berlian dengan harga fantastis, tergantung ukuran dan jenisnya. Harganya mulai Rp 2 juta sampai ratusan juta rupiah. Namun, di balik kemilau berlian, ada bencana yang mengancam kawasan pendulangan intan. Aksi mendulang intan tradisional pun kerap memakan korban jiwa akibat tertimbun tanah longsor.
ADVERTISEMENT
Hamparan lahan meninggalkan jejak bopeng dengan air keruh kecokelatan. Kawasan pendulangan intan skala tradisional memang tak mengenal kata reklamasi. Setelah potensi intan dan emas habis di satu titik, pendulang akan beralih ke titik lain. Mereka membuat kubangan dan mengeruk tanah hingga kedalaman 15 meter.
Toh, pendulang seolah tutup mata atas potensi bencana dan kerusakan alam. Mereka tetap berjibaku menggoyang-goyang linggangan di tengah keruhnya air. Banjarhits.id menemui pendulang di kawasan Ujung Murung, Kecamatan Cempaka, Sabtu siang (24/2). Satu titik tanggul kubangan jebol digerus air sungai. Alhasil, pendulang tradisional kesulitan beraktivitas. Mereka malah sibuk membuat tanggul baru dengan lajur-lajur pohon galam. Foto dan teks: Diananta