Geliat Penjualan Buku Bekas di Banjarmasin

Konten Media Partner
24 Juli 2018 22:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjarhits.id, Banjarmasin - Toko dua pintu itu tampil berbeda. Di tengah bising lalu lintas kendaraan, seorang pria sibuk menata aneka buku di sebuah toko kelontong yang terletak di Jalan 9 Oktober, Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Sang pemilik rumah, Johansyah (46), menyulap sebagian ruang tokonya menjadi lapak penjualan buku. Hasilnya, ribuan buku bacaan dari buku pelajaran, novel, hingga komik dan bacaan lainnya memenuhi toko. Johansyah memang telah mengais rezeki dari profesinya sebagai pedagang buku bekas sejak 3 tahun lalu.
"Toko buku bekas ini buka setiap hari dari mulai pukul 09.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA," kata Johansyah kepada Banjarhits.id, Selasa (24/7).
Ia menuturkan, pelanggan mulai ramai ketika hari menjelang sore karena cuaca sudah teduh dan banyak orang yang melintas untuk pulang setelah bekerja. Pembeli buku dari luar kota pun kerap mampir ke toko bukunya. “Mereka tahunya dari kabar mulut ke mulut" ujarnya.
Johansyah mendapat buku-buku bekasnya dari berbagai sumber. "Kalau buku bekas yang saya dapat biasanya dari para pengumpul kertas bekas, orang yang hendak pindah, dan dari rental penyewaan buku komik yang mau menutup usahanya. Bahkan ada yang mengasih cuma-cuma."
ADVERTISEMENT
Buku yang paling cepat laku merupakan jenis komik dan novel. Ia melego buku komik sekitar Rp 5.000-Rp 7.500, namun komik kategori langka dijual dengan harga yang lebih mahal, yakni sekitar Rp 20.000.
Sedangkan buku pelajaran, kata Johansyah, hanya sedikit peminatnya karena menyesuaikan materi ajar di sekolah. Biasa ia menjual buku untuk keperluan sekolah dan kuliah sekitar Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Namun, pria yang hobi membaca dan joging itu mengatakan, mahasiswa jarang membeli buku perkuliahan.
"Kalau untuk buku novel lain cerita lagi. Buku ini agak mahal dari buku yang lain, karena memang susah nyarinya, biasanya Rp 30.000-Rp100.000. Novel Harry Potter pernah saya jual dengan harga Rp 50.000 dan paling mahal saya pernah menjual buku Ensiklopedia dengan harga Rp 100.000,” kata Johansyah.
ADVERTISEMENT
Seorang pembeli, Ita, mengaku lebih memilih buku bekas karena harga yang lebih murah. "Lagi nyari buku cerpen untuk anak sekolah yang dapat tugas dari gurunya. Ke sini karena lebih dekat jaraknya dan lebih murah.”
Johansyah meraup keuntungan yang bervariasi dari penjualan bukunya, biasanya antara Rp 50.000 sampai Rp 500.000 dalam sehari. Tak jarang tokonya yang sederhana itu sangat sepi pembeli seperti di bulan Ramadhan, pun pernah ia hanya gigit jari karena tak ada pembeli satu pun.
Untuk mengantisipasi sepinya pembeli buku-buku bekasnya, Johansyah juga menjual sepeda bekas, air mineral, dan bahan kerajinan seperti bakul purun. Ia bertahan berjualan buku bekas karena memang sejak Sekolah Dasar (SD) suka membaca berbagai macam buku.
ADVERTISEMENT
Johansyah berpendapat kemajuan teknologi tetap tidak akan menggerus peran buku. Dia percaya bahwa buku merupakan sumber ilmu pengetahuan yang bisa dipercaya karena penulisnya jelas.
"Kalau tulisan atau artikel di internet harus hati-hati karena banyak artikel hoax, beda sama buku yang penulisnya kita sudah tahu," kata Johansyah. (Hanafi)