Jenazah Levie Prisilia Dikubur di Kota Palangkaraya

Konten Media Partner
24 November 2018 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Levie Prisilia. (Foto: Dok: Banjarhits)
zoom-in-whitePerbesar
Levie Prisilia. (Foto: Dok: Banjarhits)
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Usai menjalani autopsi di RSUD Ulin Kota Banjarmasin, jenazah Levie Prisilia (35 tahun), dikebumikan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Keluarga almarhum langsung membawa jenazah ke Palangkaraya setelah proses autopsi selesai pukul 10.00 WITA, Sabtu (24/11).
ADVERTISEMENT
Levie Prisilia ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di Jalan Ahmad Yani Kilometer 11, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Jumat (23/11) pukul 09.00 wita. Kondisi korban sangat mengenaskan dengan luka di bagian leher, dada, dan tangan.
“Memenuhi permintaan keluarga, almarhumah Levie Prisilia dikuburkan di alkah keluarga di Kota Palangka Raya. Jam 13.00 WITA jezanah disemayamkan usai dilakukan autopsi,” kata Risdianto Haleng, kerabat dekat suami almarhumah kepada banjarhits.ID, Sabtu (24/11).
Tim gabungan Biddokes Polda Kalimantan Selatan mengungkap hasil autopsi jenazah Levie Prisilia. "Tadi pagi sekitar pukul 10.00 WITA, jenazah Levie selesai diautopsi dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga," ujar Dokter Forensik Biddokes Polda Kalsel, Ipda Supriadi, Sabtu (24/11).
ADVERTISEMENT
Supriadi mengungkapkan korban meninggal akibat luka memar di leher bawah dan dada. Ada juga luka tusuk setelah dilakukan pemeriksaan lebih dalam. "Kematian adanya trauma lecet tekan sekitar leher sehingga menghambat aliran oksigen ke organ vital," ucapnya.
Adapun hasil pemeriksaan luar dari jenazah Levie, terdapat janggal di pergelangan tangan kanan dan kiri, serta pergelangan kaki kanan dan kiri. Kemudian adanya lebam di lengan atas, bawah kanan, serta badan bagian belakang.
Menurut Supriadi, mata kanan korban terbuka 0,5 sentimeter, selaput kelopak mata putih, dan dari hidung keluar cairan.
Levie ditemukan tewas penuh luka di dalam mobil Suzuki Swift DA 1879 TN pada Jumat (23/11) pukul 9.00 WITA. Tak sampai satu hari, polisi menangkap pelaku bernama Herman (25) di Jalan Martapura Lama, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar pada Sabtu dini hari (24/11) pukul 00.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Herman membunuh Levie karena tersinggung atas perkataan korban. Sebelum aksi pembunuhan, keduanya sempat melakukan ritual bakar dupa di dalam mobil korban.
Levie dan pelaku sudah saling mengenal sejak dua bulan ketika pelaku masih mendekam di Lapas Kelas IIA Banjarmasin. Levie pernah menggunakan jasa spiritual pelaku. Mengutip sumber Polres Banjar, kronologi pembunuhan bermula saat pelaku mengontak korban untuk membicarakan ritual agar Levie tetap disayang suami pada Kamis (22/11) pukul 14.00 WITA.
Satu jam kemudian, pelaku melihat mobil korban masuk ke perumahan Royal Woodpark, Jalan Ahmad Yani Kilometer 11, Kabupaten Banjar. Pelaku mengikuti Levie ke rumahnya. Di rumah korban, sudah ada saksi Agus Jayadi dan Patmilawati.
Pelaku meminta korban agar si korban menyuruh para saksi keluar rumah sambil membawa anak korban. Levie menyerahkan uang ke pelaku sebesar Rp 300.000 untuk membeli peralatan ritual. Pelaku pergi ke Pasar Kuripan, Kota Banjarmasin membeli kain bahalai sebagai persyaratan ritual.
ADVERTISEMENT
Korban mengontak pelaku agar menggelar ritual selepas Isya. Tapi pelaku berhalangan. Keduanya akhirnya sepakat menggelar ritual pada Jumat dini hari. Sebelum ritual, korban meminta Agus pesan satu kamar di Hotel Aston Banua, namun kamar keburu penuh.
Levie bergegas mendatangi pelaku di counter ATM Hotel Aston Banua dengan menggunakan satu unit mobil Suzuki Swift DA 1879 TN. Pelaku sempat masuk ke dalam mobil korban. Mereka kemudian bergeser ke luar area hotel karena diawasi oleh satpam hotel.
Untuk ritual, keduanya pun berhenti di pinggir Jalan Ahmad Yani Kilometer 11, Kecamatan Gambut. Herman membawa satu buah tas selempang yang berisikan kain bahalai. Sekitar pukul 0.30 WITA pada saat posisi mobil korban sudah berada di pinggir jalan, kemudian pelaku masuk ke dalam melalui pintu belakang sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
Pelaku meminta korban berpindah duduk ke sebelah kiri depan. Kemudian pelaku dari kursi belakang beralih ke kursi depan bagian pengemudi. Setelah itu, pelaku membuat baju dari kain bahalai dengan cara memotong kain itu memakai gunting milik pelaku.
Pelaku memasangkan kain berlubang ini ke kepala korban. Kemudian, pelaku mengikat kepala korban dengan potongan kain bahalai tersebut.
Levie pun merasa ragu atas perbuatan pelaku, sehingga korban dan pelaku sempat cekcok mulut. Pelaku lebih dulu mendorong pipi kanan korban, lalu dibalas korban menarik rambut pelaku.
Telanjur panas, pelaku lekas mengambil gunting di atas dasboard mobil dan menusukkan gunting ke arah perut korban. Herman menjerat leher korban memakai potongan kain bahalai yang sudah melingkar di leher korban. Herman sempat mengambil cincin emas milik korban untuk dijual senilai Rp 1,5 juta. (Anang Fadhilah│Diananta)
ADVERTISEMENT