Kemarau, Warga Marabahan Salat Istisqa, Lalu Turun Hujan

Konten Media Partner
26 September 2019 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah salat Istisqa di Lapangan 5 Desember Marabahan, Kabupaten Barito Kuala pada Rabu (25/9). Foto: Humpro Batola
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah salat Istisqa di Lapangan 5 Desember Marabahan, Kabupaten Barito Kuala pada Rabu (25/9). Foto: Humpro Batola
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir kondisi kemarau melanda wilayah Kabupaten Barito Kuala (Batola). Kondisi ini diperparah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap yang menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk menghentikan segala musibah ini, masyarakat Batola yang bermukim di wilayah Kota Marabahan menggelar Shalat Istisqa (shalat mohon hujan), Rabu (25/09/2019) pagi di Lapangan 5 Desember Marabahan.
Salat ini diikuti ribuan masyarakat mulai para pejabat, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, pegawai, masyarakat biasa hingga para pelajar baik laki-laki maupun perempuan.
Shalat Istisqa yang diselenggarakan atas kerjasama MUI, Pemkab Batola, Kemenag, dan PCNU ini juga diikuti Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor dan para anggota forkopimda. Bertindak selaku khatib dalam shalat KH Muhammad Noor, imam Ustadz Fakhruddin, dan muazzin HM Jabir.
Wakil Bupati H Rahmadian Noor mengatakan, berdasarkan laporan puskesmas-puskesmas yang ada di Batola masyarakat yang menderita ISPA akibat asap hampir mencapai 3.000 jiwa. Sedangkan lahan terbakar yang meliputi kawasan ladang, kebun, hutan, semakbelukar sudah lebih 700 hektar.
ADVERTISEMENT
Terkait pelaksanaan Shalat Istisqa yang dilaksanakan bersama menurut wabup, dalam upaya untuk bermunajat bersama dan memohon keridhaan Allah SWT agar menurunkan hujan untuk bisa membantu memadamkan api-api kebakaran hutan yang mengepung kawasan dimana-mana.
Lewat salat Istisqa, ia berharap kebakaran kali ini merupakan tahun terakhir melanda kawasan Batola. Masyarakat diharapkan tidak ada lagi sengaja membakar lahan maupun hutan. Menurut dia, membakar lahan membawa kerugian yang sangat besar, bencana dan malapetaka bagi orang lain.
“Saya minta kepada masyarakat tolong renungkan sebelum melakukan pembakaran, berapa banyak anak-anak kesulitan bernapas akibat terpapar asap, terganggunya aktivitas, kerugian materi, belum aktivitas-aktivitas ekonomi yang terhambat karena gangguan kabut asap, tertundanya penerbangan, dan lainnya,” ucap Rahmadian Noor lewat siaran pers ke banjarhits.id, Rabu (25/9).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, wabup mengingatkan, pihak kepolisian sudah memberi peringatan keras untuk menindak tegas siapa saja yang melakukan pembakaran baik individu maupun corporate. Wabup mengibaratkan pembakaran hutan merupakan kejahatan luar biasa karena dampak yang sangat luas dan kerugian yang sangat besar dengan pemulihan yang memerlukan waktu cukup lama.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Barito Kuala saya mengimbau mari sama-sama menjaga lingkungan, lahan dan hutan supaya tidak lagi mengalami kebakaran meski di saat kemarau,” imbau wabup.
Sementara itu, KH Muhammad Noor dalam khutbahnya, selain mengajak masyarakat meningkatkan keimanan, ketakwaan serta mengintrospeksi diri apakah sudah melaksanakan segala kewajiban serta kebajikan sebagaimana diperintahkan Allah SWT.
“Sebagai pemimpin sudahkah bersikap adil dan bijaksana, sebagai aparat sudahkah bersikap jujur dan amanah, sebagai rakyat sudahkah melaksanakan kewajiban untuk taat kepada Allah dan pemimpin, sebagai suami dan ayah sudahkah melaksanakan kewajiban memberi nafkah?” ucap M Noor.
ADVERTISEMENT
“Maka segeralah beristiqfar dan bertaubat kepada Allah SWT serta memperbaiki sikap dan perbuatan,” pintanya.
Menurut kiai, banyak hal yang bisa dilakukan untuk diturunkan hujan. Di antaranya dengan melakukan istiqfar, memohon ampun, serta Istiqamah baik dalam aqidah maupun dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Setelah digelar Shalat Istisqa (mohon hujan), Rabu (25/09/2019) pagi, hujan mengguyur pada siang harinya di Kota Marabahan. Meski curahnya tidak merata dan tidak begitu deras, namun hujan yang berlangsung sejak pukul 13.50 Wita hingga pukul 14.15 Wita ini dirasa sangat berarti bagi masyarakat di Kabupaten Barito Kuala.
“Alhamdulillah Allah telah mengabulkan doa kita,” tutur Lina, warga Jalan AES Nasution Gang Mawar. (adv)