kabut asap act.jpg

Kesehatan 30 Ribu Warga di Kalsel Terganggu Akibat Kabut Asap Karhutla

14 September 2019 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memakai masker di tengah kabut asap pekat di Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Foto: ACT Kalsel
zoom-in-whitePerbesar
Warga memakai masker di tengah kabut asap pekat di Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Foto: ACT Kalsel
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muslim, menyebut sedikitnya sudah ada 30 ribu warga Kalsel yang kesehatannya terganggu akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
ADVERTISEMENT
Jumlah ini akumulasi dari data yang dihimpun dari 13 kabupaten/kota selama Januari-September 2019. Muslim mengatakan, angka itu meningkat dibandingkan tahun lalu, seiring kian masifnya kabut asap akibat karhutla.
"Akumulasinya mulai Januari sampai saat ini sudah ada 30 ribuan warga," ujar Muslim kepada banjarhits.id, Sabtu (14/9/2019).
Kendati demikian, Muslim mengungkapkan, penyakit yang diderita warga tidak hanya melulu soal infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Namun, ada juga penyakit batuk dan radang tenggorokan, dampak dari pencemaran udara di Kalsel.
Wilayah penyumbang tertinggi angka penyakit akibat kabut asap, di antaranya Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Kota Banjarbaru.
Melihat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, pihaknya berupaya terus menekan peningkatan penyakit, khususnya ISPA, dengan pembagian masker secara gratis.
ADVERTISEMENT
Muslim mengklaim, hingga saat ini, sudah ada sekitar 50 ribu masker yang dibagikan Dinkes Kalsel kepada warga secara cuma-cuma yang disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Petugas sibuk memadamkan kebakaran lahan di Kalsel. Foto: istimewa
"Pembagian juga melibatkan LSM (lembaga swadaya masyarakat), di sekolah-sekolah, pondok pesantren, serta dibantu pihak Kepolisian," imbuhnya.
Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi, menuturkan hingga saat ini di Banjarmasin belum ada peningkatan yang signifikan untuk penyakit ISPA. Mengingat, lanjutnya, Banjarmasin tidak terlalu terdampak kabut asap.
"Untuk Banjarmasin tak ada kenaikan signifikan dari efek kabut asap. Karena yang berdampak secara langsung Kabupaten Banjar dan yang lain," imbuhnya saat dikonfirmasi banjarhits.id.
Machli masih belum bisa memberi data pasti berapa jumlah warga Banjarmasin yang terpapar akibat kabut asap. "Karena masih belum direkap secara keseluruhan dari 26 puskesmas. Rabu baru bisa kami informasikan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten