Ketika Syair Maulid Nabi Dibalut Irama Gamelan

Konten Media Partner
7 November 2019 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burdah Dawu yang membaca syair Maulid Nabi dipadu musik gamelan di Kampung Buku Banjarmasin, Rabu malam (6/11/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Burdah Dawu yang membaca syair Maulid Nabi dipadu musik gamelan di Kampung Buku Banjarmasin, Rabu malam (6/11/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di bawah temaram lampu, Hajriahsyah takzim melantunkan syair Maulid Nabi Muhammad dibalut irama gamelan. Selepas Isya, puluhan penikmat seni meriung di Kampung Buku, Jalan Sultan Adam, Kota Banjarmasin pada Rabu (6/11/2019).
ADVERTISEMENT
Aksi mini itu bentuk kolaborasi NSA Project Movement (NPM) dalam bungkus Burdah Dawu untuk merayakan Mauid Nabi Muhammad 1441 Hijriah. Direktur NPM Novyandi Saputra menuturkan pembacaan syair maulid dipadu seni musik tradisional baru pertama ini digelar di Banjarmasin.
"Esensi makna Maulidnya tetap sama, kita menyambut dengan kebahagiaan dan pujian-pujian lewat syair burdah itu," kata Novyandi Saputra kepada wartawan banjarhits.id pada Rabu (6/11) malam.
Novyandi menggandeng Hajriansyah selaku owner Kampung Buku Banjarmasin ini sebagai kolaborasi dua seniman yang tidak jauh latar belakangnya. Hajriansyah menyenangi baca syair burdah. Novyandi pun menyenangi musik gamelan khas Jawa, maka tercipta kesepakatan kolaborasi dalam merayakan Maulid Nabi.
Menurut dia, kolaborasi sebuah rekreasi dalam upaya menghidupkan suasana pembacaan syair maulid. “Maksudnya itu gaya baru, namun pesannya tetap sama. Kebetulan saja kami berdua seniman yang beragama Islam, maka kita ingin menciptakan hal itu bersama-sama," kata Novyandi.
ADVERTISEMENT
Ihwal stigma masyarakat lokal yang beragam paham dan pemikiran terhadap agama, Novyandi menyebut urusan itu harusnya tak perlu dipersoalkan.
"Masyarakat sudah cerdas, ini urusan ihtiraf saja. Apa bedanya dengan pembacaan salawat Uje, Opic dan semacamnya dengan instrumen musik POP. Toh, kita hanya memadukan musik seni saja ke dalam syair-syair maulid tersebut."
Pembacaan maulid nabi Muhammad dipadu musik gamelan di Kampung Buku Banjarmasin, Rabu malam (6/11/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id
Novyandi mengaku kolaborasi ini pentas di tempat tanpa latihan sebelumnya. Kendatipun hanya perlu suasana yang saling mempengaruhi antara syair dan musik seni. Kecakapan peran antar Novyandi dan Hajrian membuat pembacaan syair maulid mengalir malam itu.
"Ya, setiap orang memiliki inear melodynya sendiri. Sehingga ia dapat menciptakan melody itu dengan instrumen yang mengikutinya dan harapan, kesenian dan keagamaan itu tidak dapat terpisah, ia sama-sama memperhalus budi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun Hajriansyah membacakan syair yang terdiri dari 163 bait dan 10 pasal. Di antaranya bagian-bagian pasalnya adalah yang khusus menceritakan kelahiran (Maulid) Nabi, selain yang terkait puji-pujian dan nasehat.
Hajriansyah memaknai bulan maulid di Kampung Buku Banjarmasin sebagai upaya turut bergembira seperti halnya kebanyakan orang Banjar atas kelahiran Nabinya. Ia melihat hal ini kreatif karena pembacaan syair burdah diiringi musik instrumen 'dawu' atau bonang.
"Salah satu instrumen dalam karawitan (Gamelan) Banjar," ungkap seniman pelukis tersebut.
Kata Hajriansyah, hal itu bersifat rekreasi atas langgam gelaran Burdah di masyarakat Banjar selama ini. "Harapan saya yang pertama orang terhibur dengan gelaran kreatif ini. Kedua, bisa merasakan kegembiraan spiritual dengan pembacaan burdah," tutupnya.
Aksi mini Burdah Dawu di Kampung Buku Banjarmasin, Rabu malam (6/11/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id