Kiram, Desa yang Mendunia Lewat Pentas Seni Internasional

Konten Media Partner
20 November 2018 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiram, Desa yang Mendunia Lewat Pentas Seni Internasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, MARTAPURA – Desa Kiram, sebuah desa di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, kini makin mendunia setelah sukses menggelar South Borneo Art Festival (SBAF) 2018. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggagas agenda yang diikuti insan seni penjuru nusantara dan 13 negara di dunia itu.
ADVERTISEMENT
Festival seni yang digelar sejak 11 November lalu, resmi ditutup dengan panggelaran kolaborasi puisi, musik, dan pertunjukan monolog grup seni dari Kepulauan Riau bernama Babam pada Senin malam (19/11). Di malam penutupan itu, juga dilakukan penyerahan beberapa hadiah kepada para penampil seni terbaik selama gelaran. Ini pertanda akhir dari serangkaian pagelaran seni kelas Internasional yang pertama di Kalsel.
Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor resmi menutup secara langsung SBAF 2018. Sahbirin bangga atas terselenggaranya penampilan seni secara apik di desa yang dulunya sepi itu. Menurut dia, gelaran SBAF tentu saja dapat menghidupkan dunia teater di Kalsel, karena menampilkan berbagai jenis budaya, cerita aransemen dalam bentuk teater, musik dan tarian.
“Ini untuk mengangkat berbagai budaya tradisional, bahwa seniman lokal tidak kalah dan mampu go internasional. Kalsel mempunyai daya tarik yang luar biasa dalam dunia teater,” ujar Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel itu.
ADVERTISEMENT
Paman Birin sempat berpuisi di hadapan masyarakat saat menutup SBAF. South Borneo Art Festival 2018 diikuti seniman seperti dari Jepang dan Australia. Pekerja seni setiap negara menampilkan keseniannya, serta melakukan kolaborasi dengan negara lainnya, termasuk seniman asal Indonesia.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Edi Sutardi, South Borneo Art Festival 2018 terselenggara atas kepedulian yang tinggi dari Pemerintah Provinsi Kalsel, khususnya gubernur terhadap kesenian di daerahnya. Sehingga menginspirasi para pegiat seni Kalsel untuk berani menggelar kegiatan seni kelas Internasional seperti SBAF.
“Agar mempunyai event internasional, sudah saatnya Kalsel tampil dengan menunjukan potensi budaya dan alamnya yang eksotik. Muncul gagasan untuk membuat Kiram Art Festival, namun agar lebih familiar maka dipilihlah South Borneo Art Festival,” jelas Edi.
ADVERTISEMENT
Edi berharap kegiatan entas seni bisa mengenalkan ruang dan budaya Kalimantan Selatan ke kancah internasional. "Menjadi ruang pencyrapan, artinya bisa menyerap berbagai isme. Konsep bentuk seni yang datang dari beberapa sudut negara, setidaknya menambah perpustakaan bagi budaya lokal, kemudian memilah-milahnya mana yang bisa diserap,” jelas Edi. (Adv)