Kisah Sopir Kojatas yang Bertahan di Tengah Gempuran Taksi Online

Konten Media Partner
21 Juli 2019 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taksi Kojatas yang mangkal di area Jalan Hasanuddin HM atau belakang kantor Bank Indonesia, Kota Banjarmasin, Sabtu (20/7/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Taksi Kojatas yang mangkal di area Jalan Hasanuddin HM atau belakang kantor Bank Indonesia, Kota Banjarmasin, Sabtu (20/7/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Deretan mobil jenis sedan putih terparkir rapi di pinggir Jalan Simpang Hasanuddin HM, Kota Banjarmasin. Tepat berjejer di belakang Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalsel, belasan mobil ini merupakan armada taksi milik sopir yang tergabung dalam unit usaha bernama Koperasi Jasa Angkutan Sedan (Kojatas).
ADVERTISEMENT
Sebagian pengelola Kojatas tampak sibuk mengurusi mesin saat dikunjungi banjarhits.id, Sabtu sore (20/7). Sebagian sopir lainnya, termangu menunggu pelanggan di pangkalan yang letaknya berseberangan dengan posisi parkiran taksi.
Kojatas merupakan penyedia jasa taksi konvensional yang beken pada zaman dulu. Lahir sejak tahun 1983, angkutan ini sempat berjaya meraup keuntungan lewat mengantar pulang-pergi warga kota menuju Bandara Syamsuddin Noor. Warga sering menyebut istilah taksi bandara.
Sekilas, tak ada masalah yang terlihat dari sopir. Namun, seiring berjalannya waktu, pamor Kojatas lamat-lamat diakui makin meredup. Mereka tak membantah jika kalah saing dengan jasa angkutan online seperti Grab dan Gojek untuk mengantar pulang pergi bandara.
"Memang sekitar 80 persen pendapatan kami turun kalau ke bandara. Jika dulu-dulu sempat lima orderan tiap hari, sekarang satu saja sudah untung. Tapi ya tetap saja terus jalan karena kami juga kelebihan," ujar Nurdin kepada banjarhits.id.
ADVERTISEMENT
Nurdin mengaku taksi konvensional Kojatas memiliki kelebihan ketimbang jasa angkutan online. Ambil contoh, soal jaminan kecelakaan lalu lintas bagi sopir dan pelanggan serta tarif yang tak kalah bersaing.
"Kami semua di sini punya tarif normal Rp 120 ribu kalau berangkat dari titik nol ke Bandara. Enggak beda jauh kan sama online? Jaminan dari Jasa Raharja juga ada. Jadi itu yang membuat kami bertahan bisa dapat pelanggan," tambahnya.
Pangkalan taksi Kojatas di belakangan kantor BI Kalsel, Kota Banjarmasin pada Sabtu (20/7/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
Selain itu, Nurdin mengatakan mobil-mobil yang tersedia di Kojatas dapat dipastikan laik pakai. Rutin setiap enam bulan sekali, sederet armada di sini melewati Uji KIR. Toh, keunggulan ini tak mampu mengangkat pamor Kojatas di tengah persaingan.
Belakangan, mereka sibuk mencari siasat agar bisa bersaing setara dengan jasa angkutan online. Salah satu caranya memperbarui jenis mobil angkutan dengan keluaran terbaru.
ADVERTISEMENT
"Ada niatan buat ganti minibus kaya Avanza gitu, tapi belum kesampaian. Ini permintaan dari customer. Tapi perlahan-lahan saja, karena keuangan kami juga terbatas," ceritanya.
Adapun sopir Kojatas lainnya, Adi, membenarkan ada penurunan penghasilan jika tak rajin-rajin mangkal di bandara. "Kalau di sini cuma pangkalan utama. Harus ke bandara juga biar ada pelanggan," ujarnya.
Ihwal harapan, Adi tak meminta muluk-muluk. Menurut dia, penggiat jasa transportasi online dan konvensional bisa bersikap adil dalam aturan main yang telah berlaku.
"Contoh ya, soal aturan keluar masuk bandara kan sudah jelas. Cuma Kojatas yang bisa masuk sampai ke area bandara buat jemput penumpang. Nyatanya, sampai sekarang masih ada yang diam-diam masuk," bebernya.
ADVERTISEMENT