Mati Muda Bikin Pamor Seniman Gusti Sholihin Meredup

Konten Media Partner
16 Februari 2019 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Kalsel dan eks simpatisan Lekra, Misbach Tamrin (kiri) di Taman Budaya Kalsel, Jumat (15/2/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Kalsel dan eks simpatisan Lekra, Misbach Tamrin (kiri) di Taman Budaya Kalsel, Jumat (15/2/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pamor Gusti Sholihin Hasan redup dalam ingatan sejarah seni rupa di Indonesia. Reputasinya tak dikenal luas karena mati muda serta minimnya dukungan dari tanah kelahiran.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenang kembali kiprah Sholihin, para seniman menggelar diskusi bertajuk 'Mengenang 58 Tahun Meninggalnya Pelukis Gusti Sholihin Hasan' di Bengkel Lukis Taman Budaya Kalsel pada Jum'at (15/2/2019) malam. Wartawan banjarhits.id, Donny Muslim turut meriung di agenda ini.
Pelukis asal Kalimantan Selatan, Misbach Tamrin menjadi pemantik dalam agenda diskusi kali ini. Kata Misbach, mengenang sang maestro pelukis Sholihin ibarat membangkitkan kembali kehadiran tokoh seniman yang namanya cukup mencorong di skala lokal, nasional, dan boleh dibilang internasional ketika eranya.
"Bersama pelukis Affandi dan Kusnadi, karyanya sempat ditampilkan di Sao Paulo, Brazil, Nederland, Paris, New Delhi sekitar tahun 1953 silam," ujar Misbach Tamrin. Saat itu, Sholihin masih berusia 28 tahun.
Di tanah kelahirannya, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Gusti Sholihin telah berbuat banyak. Salah duanya dengan menjadi perintis pertama ASRI dan pengasuh organisasi Tunas Peluksi Muda (TPM) yang melahirkan banyak perupa handal, seperti Misbach Tamrin, A.Thaberani, dan Rusdi Prayitno.
ADVERTISEMENT
"Bahkan tokoh Kalsel seperti Wahab Syahrani dan Djok Mentaya pernah bergabung di sini, meski mereka menonjol di bidang kewartawanan," Misbach melanjutkan.
Lalu mengapa kini nama Sholihin tak juga dikenal khalayak luas? Dalam anggapan Misbach, pamor Gusti Sholihin meredup karena perjalanan hidupnya cenderung singkat, ketimbang pelukis tersohor lain yang berusia lebih panjang seperti Affandi.
"Coba saja, seandaianya Sholihin hidup lebih panjang. maka karya-karyanya juga akan tambah dikenal. Tapi, perjalanannya berakhir dengan mati muda," ujar Misbach.
Selain itu, upaya mengangkat reputasi Sholihin sebagai seorang pelukis juga jarang diinisiasi di tanah kelahirannya. Diceritakan Misbach, agenda diskusi terakhir mengenang perjalanan hidup Sholihin pada 18 tahun yang lalu.
"Itu saat memperingati 40 tahun meninggalnya Sholihin. Bahkan, karya-karyanya sempat dipamerkan," ucapnya. Nah, melalui diskusi seperti ini, Misbach berharap bisa membangkitkan kehadiran sosok Sholihin untuk generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Tepat menginjak 60 tahun meninggalnya Sholihin, para seniman di Kalsel bisa kembali menginisiasi pameran yang seperti dilakukan 18 tahun yang lalu.
Kurator Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru, Darmanto, menyebut karya-karya milik Gusti Sholihin Hasan sebenarnya sudah bisa dinikmati di tempatnya. Tercatat ada 64 lukisan yang bisa dinikmati di ruangan khusus di museum.
"Ini hasil hibah. Sebenarnya masih ada lagi yang tersimpan. Tapi tidak kami publikasikan karena peninggalan karya-karya seperti ini sangat berharga untuk dijaga," tandasnya.