Melawan Lupa di Tahun Politik

Konten Media Partner
27 Desember 2018 8:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melawan Lupa di Tahun Politik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto: Ilustrasi Lupa/Pixabay
Kolumnis: Pribakti B (Dokter RSUD Ulin Banjarmasin dan Dosen FK Universitas Lambung Mangkurat). Artikel ini opini pribadi yang dikirim ke banjarhits.ID
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID - Dalam soal penciptaan makhluk, Tuhan memang 'diskriminatif'. Beruntunglah kita manusia yang telah menjadi korban 'diskriminasi' Tuhan. Cuma manusia satu-satunya makhluk yang dikaruniai sifat lupa. Malaikat tidak punya sifat lupa. Setan, iblis, jin, dan sejenisnya juga tidak.
Lupa memang sebuah kelemahan. Tetapi dengan lupa manusia bisa hidup, bertahan, tidak stres, dan bahkan masih sempat tertawa-tawa ketika problem sudah menumpuk setinggi leher. Dengan lupa pula kita bisa terhindar dari malu yang mungkin bisa membuat kita kehilangan muka di depan umum.
Begitu pentingnya lupa bagi manusia, sampai-sampai ia menjadi identitas manusia itu sendiri. Buktinya ada pernyataan bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa. Bahkan dalam bahasa Arab, kata insan (manusia) masih seakar dengan kata lupa (nas). Bukan manusia kalau tidak lupa. Jadi kalau kita lupa adalah manusiawi.
ADVERTISEMENT
Namun perlu diingat, lupa bisa mengakibatkan kefatalan. Bahkan tidak jarang justru lupa adalah berkah. Seseorang yang melakukan kesalahan karena lupa, bisa terlepas dari tanggung jawab. Contoh salah satu kesempatan, Tuhan memberi kita berkah melalui mekanisme lupa. Ketika kita puasa, karena lupa kita makan-minum sampai kenyang, alhasil puasa kita tetap sah. Dan kita pun boleh melanjutkan puasa, seperti tidak terjadi apa-apa. Alangkah nikmat dan indahnya lupa.
Menariknya, lupa bisa terjadi di mana-mana dan dalam konteks yang beraneka macam. Ada juga lupa di tahun politik. Ada elite politik yang sengaja memanfaatkan lupa demi kepentingan politiknya. Dalam konteks politik, manusia Indonesia selain gampang lupa juga gampang memaafkan.
Maka tidak mengherankan jika banyak kesalahan politik bisa dengan mudah dilupakan dan dimaafkan. Jadi kalau anda seorang politisi lalu melakukan kesalahan politik, apa yang anda lakukan? Ada 2 solusi: meminta maaf atau menunggu waktu sampai rakyat lupa. Bahkan dalam banyak kasus, meminta maaf tidak perlu dilakukan.
ADVERTISEMENT
Namun, kita manusia tidak boleh lupa bahwa kekuasaan manusia bukan tidak terbatas. Tidak boleh lupa bahwa manusia bisa menjadi korban lupa. Dan tidak boleh lupa juga seperti kapan saatnya harus maju, kapan harus mundur sebagai politisi. Tapi begitulah. Lupa di kalangan politisi bisa diatur. Lupa merupakan lakon drama di dunia politik Indonesia. Lupanya seorang politisi selalu kontemporer.
Lupa biasanya dipakai saat terpepet buat melindungi nama baik yang belum pernah dan mungkin tak akan pernah mereka miliki. Mereka tahu kapan harus lupa, menyangkut apa, dengan siapa urusan tersangkut, untuk kepentingan apa, dan menipu untuk keberapa ribu kalinya. Semua bisa dirancang sendiri di rumah atau di kantor bersama dengan teman satu partai.
ADVERTISEMENT
Artinya, melawan lupa dalam politik bukan perkara tidak ingat, melainkan menjadikan lupa sebagai senjata bagi orang yang tak ingin belajar tanggung jawab. Di dunia politik, lupa seolah artinya manipulasi, tipu menipu, dan teknik menggelapkan apa saja. Termasuk rumah mewah, berhektar-hektar tanah, mobil mewah, dan kekayaan lain yang dibeli dengan uang suap.
Maka begitu banyak politisi yang kelihatan saleh dan sopan sebelum pemilihan calon bupati/wali kota/gubernur/anggota legislatif, tapi setelah terpilih perilakunya menyeret-nyeret bahkan 'menjebak' Tuhan untuk memberkati penyimpangan mereka. Bukan cuma rakyat yang ditipu, tapi juga Tuhan.
Lalu apa enaknya hidup dengan cara sembunyi-sembunyi, dicerca dan dijauhi hingga kita harus berlagak pura-pura lupa? Sesungguhnya tidak penting menjadi politisi, lebih penting lagi kita menjadi manusia yang baik.
ADVERTISEMENT
Sikap pura-pura lupa di pengadilan, sesungguhnya merupakan hal-hal penting dan mendasar dalam hidup di dunia. Yang pastinya semua itu kelak harus dipertanggungjawabkan pada Tuhan. Selamat memasuki tahun politik 2019.