Mengungsi ke Banjarmasin, Korban Bencana Sulteng Butuh Bantuan

Konten Media Partner
15 Oktober 2018 20:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengunjungi pengungsi korban gempa Palu. (Foto: Dok. banjarhits.id)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengunjungi pengungsi korban gempa Palu. (Foto: Dok. banjarhits.id)
ADVERTISEMENT
banjarhits.id, Banjarmasin - Suwarna Tanjung (58) tercekat saat dikunjungi Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Senin (15/10). Matanya sembab. Ia dan suaminya adalah satu dari sekian ribu korban bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Pasangan suami-istri itu turut memboyong anak dan menantunya Syaiful Hendra, Hajra Rasmita, Syahruddin, Rias Suci, serta tiga cucunya. Keluarga ini tiba di Banjarmasin lima hari lalu dan kini menginap di rumah kerabatnya April, di eks PAUD Jalan Cempaka XII Banjarmasin.
Ibnu Sina mengungkapkan, kedatangannya sebagai bentuk keprihatinan dan bela sungkawa atas kejadian musibah yang menimpa warga Palu Donggala.
"Korban gempa tsunami yang menimpa warga Palu dan Donggala sama halnya seeprti saudara kita juga yang ingin menenangkan diri dari bencana alam di sana," kata Ibnu Sina, Senin (15/10).
Ibnu mengatakan, dalam dua pekan ini, pemerintah kota memberi ijin kepada para ormas atau masyarakat yang mengumpulkan dana, untuk membantu korban gempa dan tsunami. Selain itu, pihaknya juga mengumpulkan dana dari para ASN untuk disalurkan ke lokasi bencana.
ADVERTISEMENT
Lantaran di Banjarmasin ada juga korban bencana Palu dan Donggala yang mengungsi, ia meminta bantuan donasi juga diberikan kepada warga Palu yang mengungsi ke Banjarmasin.
“Bantuan dapat mengurangi beban bagi keluarga yang tertimpa musibah. Apalagi mendengar kisah korban yang begitu dahyatnya hingga menimbulkan trauma," jelas Ibnu Sina.
Mendengar celoteh Ibnu, Suwarna terdiam karena merasa terharu didatangi sosok Ibnu Sina dan rombongan.
"Terus terang saya tak bisa mengungkapkan perasaan saya hari ini, sedih dan haru karena disini kami diterima dengan baik, tak hanya itu saya pun masih kepikiran dengan keluarga saya yang terpecah-pecah dan tertinggal di sana,” ucap Suwarna.
Suwarna belum bisa berpikir jernih karena masih trauma atas kejadian gempa dan tsunami. Ia turut menghilangkan nyawa saudaranya yang meninggal tertimpa bangunan serta adik dan dua keponakannya yang hilang dan belum ditemukan. (Zahidi)
ADVERTISEMENT