Mentan Targetkan 500 Ribu Hektare Pertanian Rawa di Kalsel

Konten Media Partner
18 Desember 2018 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Targetkan 500 Ribu Hektare Pertanian Rawa di Kalsel
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, MARTAPURA - Kementerian Pertanian mencanangkan optimasi lahan pertanian rawa seluas 500 ribu hektare di Kalimantan Selatan, seiring suksesnya optimasi rawa ketika Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18 Oktober lalu. Untuk tahap awal pada 2019, Kementan menggarap optimasi 200 ribu hektare lahan rawa dengan sebaran di empat kabupaten: Banjar, Barito Kuala, Tapin, dan Tanah Laut.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan terus mengoptimalkan potensi pertanian rawa demi meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Amran menetapkan Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan sebagai penopang utama pertanian rawa dengan target optimasi masing-masing 500 ribu hektare.
"Kami terus tambah luas tanam sawah. Optimalisasi lahan rawa dari sekali tanam setahun, jadi dua kali tanam setahun, kemudian tiga kali tanam setahun. Ada potensi lahan rawa seluas 500 ribu hektare di Kalsel," ucap Amran Sulaiman ketika pencanangan proyek percontohan pengembangan padi lahan rawa pasang surut/lebak melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Selasa (18/12).
Melalui program SERASI, pemerintah mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui konsep koperasi yang dikorporasikan. Selama setahun, program SERASI akan dibiayai oleh pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
“Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional,” jelas Amran.
Amran ingin mengoptimalkan lebih dulu 200 ribu hektare lahan dari target 500 ribu hektare di Kalsel. Lahan ini akan dijadikan sebagai pusat pertanian rawa strategis dan modern di luar Jawa. Apabila sukses, ia optimis tidak ada lagi paceklik beras ketika musim kemarau di Jawa karena kawasan luar Jawa masih panen padi.
Selain itu, Amran berkata optimasi lahan berpotensi menaikkan pendapatan petani sampai tiga kali karena tanam dan panen tiga kali setahun. Saat ini, ia melihat petani luar Jawa masih dominan tanam sekali setahun.
"Mimpi besar kami, Kalsel jadi penopang pangan di luar Jawa. Kalau bisa tanam dua kali, kemudian tiga kali setahun, artinya pendapatan petani naik tiga kali lipat," kata Amran Sulaiman. Ia mengestimasi produktivitas pertanian lahan rawa sebanyak 2 ton per hektare. Dengan asumsi ini, maka petani bisa meraup panen 6 ton per hektare asalkan panen tiga kali setahun.
ADVERTISEMENT
Amran menjanjikan mengirim lagi 50 unit excavator ke Kalsel untuk menggarap 200 ribu hektare lahan. Pihaknya saat ini sudah mengirim 62 unit excavator. Selain excavator, Amran siap mengirim ratusan traktor dan combine hafester ke petani sasaran program.
Amran ingin petani menjual dalam bentuk beras demi meraup margin lebih besar ketimbang menjual padi. Mekanisme pertanian akan mempercepat kerja petani dari 25 hari menjadi 3 hari ketika tanam.
"Jadi tanam, panen, sampai jadi beras semua pakai alat pertanian. Semua sudah mekanisasi pertanian, enggak perlu lagi capek tanan padi. Kalsel harus jadi rujukan dunia bidang pertanian rawa," kata Amran Sulaiman.
Selain padi, ia mengajak petani beternak bebek, ayam, ikan, dan menanami lahan dengan hortikultura. Lahan rawa mesti dioptimalkan agar mendatangkan hasil maksimal untuk kesejahteraan petani.
ADVERTISEMENT
"Ada cabai, ikan gabus, betok, ini kita luangkan. Petani menghasilkan karbohidrat dan protein, jadi sumber protein kita dapatkan dari ikan, bebek, ayam. Karbohidrat dari padi. Jadi pendapatan petani nail 600 persen. Petani yang dapat proyek strategis enggak boleh kena sinar matahari di rumah," ucap Menteri Amran.
Ia berkata ada 10 juta hektare potensi pertanian rawa se-Indonesia. Selain Kalsel dan Sumsel, Amran menjadikan Bengkulu, Jambi, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Lampung sebagai penyangga pertanian rawa. Menurut dia, optimasi pertanian tidak merusak struktur lahan rawa.
Pihaknya meminta pemerintah daerah menyiapkan duit operator dan BBM alat pertanian bantuan Kementan. Amran menegaskan bantuan optimasi bukan dalam bentuk dana tunai, melainkan bantuan alat mekanisasi pertanian ke petani sasaran program.
ADVERTISEMENT
Seorang petani, Ashuda, menuturkan petani memang masih tanam sekali karena mengikuti irigasi rawa. Itu sebabnya, petani tidak bisa sembarangan tanam di lahan rawa pasang surut. Dalam satu hektare, kata Ashuda, petani bisa panen 300 blek padi. “Satu blek isi 15 kilogram padi,” ucapannya.
Di sela pencanangan program, Amran Sulaiman turut membagikan rekening buku tabungan dari BNI dan Bank Mandiri. Ia sempat serap aspirasi dengan petani ihwal kendala pertanian rawa dan kebiasaan bertani. Kemudian, Amran memanggil puluhan warga Desa Tajau Landung maju ke depan panggung untuk menerima buku rekening tabungan.
"Jangan sampai berkurang, harus bertambah nilainya," ucap dia sembari menyodorkan buku rekening. BNI memberikan Rp 300 ribu setiap buku rekening dan Bank Mandiri memberikan Rp 250 ribu untuk setiap buku rekening. (Diananta)
ADVERTISEMENT