MUI Butuh Rp 17 M untuk Penulisan Alquran Mushaf Al-Banjari

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tokoh MUI dan Pemprov Kalsel membahas rencana penulisan Alquran Mushaf Al-Banjari, Sabtu (19/10/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh MUI dan Pemprov Kalsel membahas rencana penulisan Alquran Mushaf Al-Banjari, Sabtu (19/10/2019). Foto: M Rahim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Seni Budaya Islam MUI Kalimantan Selatan, H Nasrullah, menyebut kebutuhan dana untuk penulisan Al-Qur'an Mushaf Al-Banjari mencapai Rp 17 miliar. Pihaknya perlu menyusun Mushaf Al-Banjari mengingat beberapa wilayah sudah memiliki, seperti Mushaf Al-Jawi (Jawa), Al-Sundawi (Sunda) dan Al-Bantani (Banten).
ADVERTISEMENT
Kebutuhan dana ini muncul saat diskusi bertema ‘Revitalisasi Seni Budaya Islam dan Analisa Proses Awal Penulisan Al-Quran Mushaf Al-Banjari’ di aula MUI Kalsel, Sabtu (19/10/2019). Menurut Nasrullah, hasil dari penulisan ini dibagikan ke masjid-masjid dan pesantren secara gratis.
“Kita perlunya politik anggaran, mengapa begitu ya? Dukungan dari pihak eksekutif dan legislatif itu perlu dalam merealisasikan ini. Secara eksplisit, kehadiran pemerintah Kalsel telah mendukung kita," kata Nasrullah kepada wartawan banjarhits.id, Sabtu (19/10).
Tim riset mushaf Al-Banjari melibatkan ulama, bidang seni rupa, dan ahli budaya beserta lima Provinsi se-Kalimantan yang turut merancang dalam mushaf Al-Banjari.
"Mengingat beberapa tokoh besar ulama pesohor di wilayah sana tidak ada, maka melibatkan semua provinsi di Kalimantan. Setelah kajian mushaf selesai, kami adakan diskusi besar-besaran," kata kader PPP itu.
ADVERTISEMENT
Ia melihat Islam tak sekedar akidah dan syariah, melainkan seni dan budaya perlu ditelisik sebagai warisan budaya Islam.
"Kekuatan spritual di Indonesia itu setelah Jawa, ya Kalimantan. Kami studi banding ke MUI beberapa daerah, mereka semua memiliki mushaf-mushaf terbaik. Kami belum ada lagi," kata dia.
Konsep manuskrip mushaf Al-Banjari dikemas dengan corak seni dan budaya sesuai lima provinsi di Kalimantan, salah satunya disebutkan corak Sasirangan.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, H Abdul Haris Makkie mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, mengatakan Pemprov Kalsel mendukung atas ikhtiar merawat nilai-nilai seni budaya Islam di Kalsel.
"Demi memelihara dan menjaga tradisi yang nantinya bisa luntur dengan zaman yang serba cepat oleh teknologi. Kemajuan-kemajuan itu dibarengi dengan pemeliharaan seni budaya," kata Abdul Haris.
ADVERTISEMENT
Ihwal kebutuhan anggaran, Haris perlu melihat bagaimana hasil kajian MUI Kalsel atas rencana penulisan Al-Quran Mushaf Al-Banjari ini.
"Kita tunggu saja hasil kajian dari MUI Kalsel, terkait rancangan mushaf ini. Ya, hasilnya nanti apa yang direkomendasikan pihak mereka. Tentu, semua hal itu ada yang mendasari dan mengusulkan terkait anggaran, mekanismenya kita bahas belakangan," ujarnya.
Diskusi turut dihadiri oleh Ketua MUI Kalsel, KH Husin Nafarin; Wakil Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Syaripuddin; dan tokoh pers di Kalsel, H Rusdi Effendi AR.