Ori, si Pencipta Aneka Motif Baru Sasirangan

Konten Media Partner
9 Desember 2018 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ori, si Pencipta Aneka Motif Baru Sasirangan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Wim Ansyori Hamim. Sosoknya masyhur di kalangan pencinta seni sasirangan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aneka motif sasirangan yang ia ciptakan selalu disertai makna dan penuh arti yang mendalam di setiap ukiran kain.
ADVERTISEMENT
Apalagi namanya yang menjulang saat meraih juara terbaik desain ukiran motif sasirangan dari Dekranasda Kalimantan Selatan tahun 2016. Wim mencipta motif Seribu Sungai yang mengangkat ikon budaya asal Kalimantan Selatan.
Ori-- sapaan akrabnya-- bercerita awal mula merintis sebagai pengrajin sasirangan sejak usia 30 tahun. Saat itu, ia bekerja sebagai karyawan lepas bidang ukir dan lukis motif sasirangan di berbagai perusahaan sasirangan di Kampung Sasirangan, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
"Sejak 1998 saya sudah menekuni seni ukir sasirangan diawali dengan saya menjadi freelance nya Irma Sasirangan dan deretan perusahaan yang bergelut di bidang sasirangan yang berada di Kampung Sasirangan sudah saya masuki semuanya," ujar Ori kepada banjarhits.ID, Minggu (9/12).
Ori tmerasa erlahir punya bakat seni lukis. Namun di usia 30an, dia baru menekuni seni sasirangan. Dalam perjalanannya selama 15 tahun, tepatnya tahun 2014, Ori berhasil membuka usaha toko sasirangan dengan brand Toko Ori Sasirangan yang terletak di Jln AES Nasution, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
ADVERTISEMENT
Awal membuka toko pada 2014 sampai 2015, Ori mengaku masih minim pesanan. Barang dagangan pun sedikit dan belum punya karyawan banyak. Di awal merintis toko, ia masih menjaga toko sendiri.
Berkat insting dan naluri bisnis dan seni, Ori ikut lomba seni ukir motif sasirangan pada 2016 yang digelar Dekranasda Kalsel. Ia pun dinobatkan sebagai peserta terbaik dalam hal seni ukir motif sasirangan. Sejak saat itulah motif karyanya 'Seribu Sungai' menjadi rebutan masyarakat, bahkan tak jarang masyarakat harus inden untuk memesan sasirangan garapan Ori Sasirangan meski harganya di atas rata-rata.
"Saya tidak bisa sebutkan berapa berapa omset ya tapi yang jelas berkembang pesat sangat meningkat omset saya 2 tahun terakhir ini. Karena disini unjuk seni bukan jual kain, semua motif yang ada di sini penuh dengan makna mulai dari seribu sungai, anak sungai, kemudian deburan ombak, burung enggang, dan berbagai inovasi yang kita berikan sangat bervariasi disini motifnya," ucap Ori.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ori menjelaskan ketika orang lain berkunjung ke hutan, sudah pasti orang akan menggambarkan batu, pohon, batang pohon, daun, dan apa saja yang dilihat oleh kasat mata si pengunjunt tersebut.
Namun bagi Ori tak seperti itu. Ketika berkunjung ke hutan, Ori ingin mengeksplore lebih dalam detail lagi. Ori ingin menelisik pecahan batu yang sangat indah dan eksotis kemudian urat-urat di batang pohon yang sangat menawan yang akan dilukisnya.
Untuk menyesuaikan perkembangan zaman milenial, Ori pun memberi sentuhan kreasi sesuai selera pasa. "Bisa saja lebih memberikan inovasi dan kreasi, disamping motif kita yang penuh inovasi, juga kita berikan kreasi motif sasirangan kita ditaruh di baju jenis kaos, kemudian tas, serta sendal sasirangan yang sedang ramai diminati oleh anak muda zaman sekarang," kata Ori.
ADVERTISEMENT
Ori Sasirangan juga menjadi tempat pembelajaran bagi 16 mahasiswa asing yang belajar membuat sasirangan bulan Oktober lalu. Mereka asal berbagai negara di antaranya Australia, Belanda, Jerman, Rusia dan negara Asia lainnya yang datang ke Banjarmasin untuk meneliti seni dan budaya urang Banjar. (Zahidi)