Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Masih Ditopang Permintaan Domestik

Konten Media Partner
10 Januari 2019 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Masih Ditopang Permintaan Domestik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kalsel optimis ekonomi Kalimantan Selatan masih terus bertumbuh pada 2019. Kepala Kantor BI Wilayah Kalsel Herwanto, memprediksi pertumbuhan ekonomi Kalsel akan lebih banyak ditopang permintaan domestik.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga sumber permintaan domestik, yaitu pertama konsumsi swasta, investasi dan pemerintah," ujar Herwanto di sela temu insan pers di Kantor BI Kalsel, Kamis (10/1/2019). Untuk konsumsi swasta, ia melihat kemungkinan didukung meningkatnya penghasilan masyarakat di tengah membaiknya kinerja sektor primer, seperti pertanian dan industri.
Pertumbuhan sektor investasi akan ditopang banyaknya proyek multiyears di Kalsel yang masih berjalan pada 2019. Adapun belanja pemerintah tetap menjadi stimulus lewat kucuran dana pembangunan yang bersumber dari APBN dan APBD tahun 2019.
Sementara untuk realisasi pertumbuhan ekonomi Kalsel triwulan III tahun 2018 sebesar 5,16 persen (yoy) atau meningkat ketimbang triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,61persen. Adapun di level nasional justru melambat. Menurut dia, perlambatan ekonomi nasional bersumber dari penurunan ekspor mentah dari Papua dan Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
Herwanto berkata tidak mudah mewujudkan target pertumbuhan ekonomi di Kalsel pada 2019. Sebab secara nasional, perekonomian di Sumatera, Jawa, Maluku ,dan Papua masih ada perlambatan. "Namun kami tetap optimis pertumbuhan ekonomi Kalsel tumbuh dengan bantuan semua steakholders terkait," tambahnya.
Untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Kalsel pada 2019, Herwanto memprediksi tembus 5,4 - 5,8 persen, naik dari tahun 2018 yang hanya mencapai 5,1 - 5,5 persen. Kemudian Inflasi mencapai dikisaran 3,5 ± 1 persen. Lalu untuk kredit diharapkan bisa tumbuh 14 - 16 persen, lebih baik dari tahun 2018 yang hanya mencapai 13 - 15 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8 - 10 persen, atau lebih tinggi darialisasi Tahun 2018 yang hanya sebesar 7 - 9 persen. (Akhmad Faisal)
ADVERTISEMENT