Ramadan, Omset Perajin Rotan di Banjarmasin Melonjak

Konten Media Partner
29 Mei 2018 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Tumpukan anyaman rotan berbagai ukuran terserak di sebuah pelataran rumah di Gang Bersama, Jalan Patimura, Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Di tempat usaha perajin rotan skala rumahan itu, tiga orang sibuk merangkai puluhan produk rotan menjadi wadah parcel.
ADVERTISEMENT
Menginjak pekan kedua Ramadan pada Selasa (29/5), perajin rotan di rumah usaha Rotan Banua itu makin sibuk menggarap wadah parcel pesanan pelanggan. Bahkan, kesibukan sudah terasa sejak Maret lalu karena pesanan parcel mulai berdatangan. “Kami sudah menyiapkan stok bahan baku rotan, kami bekerja lembur hingga jam 10 malam,” kata si pemilik usaha, Sukarno kepada banjarhits.id, Selasa (29/5).
Dalam satu hari, ia bisa membuat 150 unit parcel dengan harga jual bervariasi. Parcel satu tingkat dijual seharga Rp 15.000 per buah, parcel bertingkat 2 dijual Rp 20.000 per buah, dan parcel tingkat 3 yang dijual seharga Rp 30.000 perbuah.
Menurut dia, penjualan kerajinan rotan ketika Ramadan 1439 Hijriah ada kenaikan sekitar 25 persen daripada momen serupa di tahun 2017. Kalau di luar momen Ramadan, ia meraup omset kotor sekitar Rp 2,5 juta per hari. Sementara saat Ramadan tahun ini omsetnya bisa menembus Rp 4 juta per hari. “Tahun 2017, omset kotor berkisar Rp 1.875.000 per hari sebelum Ramadan, dan Rp 3 juta ketika Ramadan,” ucap pria yang sudah delapan tahun menekuni usaha kerajinan rotan ini.
ADVERTISEMENT
Ia memenuhi pesanan untuk area di dalam Kota Banjarmasin. Itu pun kewalahan memenuhi permintaan. Tingginya pesanan membuat Sukarno mesti bekerja maksimal sampai hari lebaran ketika Ramadan tahun lalu dengan produksi 13.500 buah parcel.
Selain membuat bentuk biasa, ia menerima pesanan parcel unik sesuai kehendak si pemesan. Pada Ramadan tahun ini, Sukarno memprediksi ada kemungkinan jumlah pesanan naik. “Biasanya para pejabat atau pegawai yang memesan bentuk khusus, seperti bentuk rumah banjar," ucap Sukarno.
Ia mendatangkan baku rotan dari wilayah Alalak. Tapi Sukarno mengeluh masalah pasokan bahan baku karena sulitnya memperoleh bahan baku rotan untuk memenuhi permintaan pelanggannya.
Adapun di luar Ramadan, ia biasa membikin produk kursi rotan, keranjang, rak sepatu, dan lain-lain. “Kalau mau Ramadan fokus ke parcel dulu,” ujar dia. (Hanafi)
ADVERTISEMENT