Respons Cepat Mentan atas Keluhan Petani soal Limbah Sawit

Konten Media Partner
18 Desember 2018 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Respons Cepat Mentan atas Keluhan Petani soal Limbah Sawit
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
banjarhits.ID, BANJARBARU - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginstruksikan kepala polsek, komandan kodim, dan dinas teknis untuk memperbaiki tata kelola air perkebunan sawit di kawasan pertanian rawa. Sikap Amran merespons keluhan petani di Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar ketika peresmian program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI), Selasa (18/12).
ADVERTISEMENT
Amran menerima keluhan bahwa limbah perkebunan sawit kerap mencemari air sungai yang memicu tingginya kadar asam. Alhasil, padi petani pun terganggu akibat pencemaran tersebut. “Saya minta pak Kapolsek, Danramil, Kodim, dan dinas terkait menegur perkebunan sawit. Jangan sampai ada pencemaran, harus dikelola dengan baik,” ucap Amran Sulaiman.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto menuturkan pembuangan limbah kebun sawit mesti diatur agar tidak mencemari persawahan. Sebab, kata dia, tanaman pangan butuh air segar untuk menghasilkan produksi bermutu. Pihaknya akan melakukan cara persuasif agar limbah sawit tidak mencemari air sungai sebagai irigasi pertanian.
“Enggak boleh jahat-jahat dengan sawit, bagaimanapun juga komoditas pertanian. Harus hidup secara damai dan bijaksana. Memang harus diatur, jangan dibuang ke sungai besar. Pangan butuh air segar terus menerus, kalau kemasukan (limbah) PHnya langsung drop,” ucap Sumarjo Gatot.
ADVERTISEMENT
Selepas di Tajau Landung, Menteri Amran Sulaiman pun mengumpulkan semua stakeholder untuk rapat koordinasi SERASI di kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut Amran, penyuluh pertanian, TNI, bhabinkamtibmas, dan petani harus bersatu mewujudkan optimasi pertanian rawa di Kalsel. Amran akan mengoptimasi 200 ribu hektare rawa lebih dulu dari target 500 ribu hektare rawa di Kalsel.
Amran berkata mereka yang bekerja di sektor pertanian layak digaji besar. Selain itu, Amran mendorong pemuda Kalsel serius menekuni bidang pertanian karena sangat potensial.
Selain itu, Menteri Amran meminta petani Kalsel tanam dua-tiga kali setahun demi optimasi rawa. “Indeks Pertanaman (IP) tambah satu kali saja, ada potensi Rp 9 triliun – Rp 10 triliun di Kalsel. Kalau IP naik dua kali, ada potensi pendapatan petani Kalsel Rp 13-15 triliun satu tahun. APBD Kalsel saja hanya Rp 6,3 triliun, artinya potensi pendapatan petani Kalsel di atas APBD,” ucap Amran Sulaiman.
ADVERTISEMENT
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Hermansyah, mengatakan Kalsel punya punya potensi lahan rawa pasang surut 186 ribu hektare dan 137 ribu hektare rawa lebak. Saat ini, optimasi pertanian lahan rawa mencapai 154 ribu hektare dengan sebaran di Kabupaten Tapin, Barito Kuala, dan Banjar.
Adapun untuk rawa lebak, pemanfaatannya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin seluas 88 ribu hektare. Hermansyah mengakui lahan rawa tersebut cuma panen satu kali dalam sehatun.
“Jika lahan rawa ini dimanfaatkan optimal, kami yakin produksi padi di Kalsel yang saat ini 2,45 juta ton, akan dapat ditingkatkan. Dalam konteks ketahanan pangan, Kalsel yang saat ini surplus beras mencapai 840.263 ton, akan semakin meningkat lagi kontribusinya untuk swasembada pangan,” ucap Hermansyah yang mewakili Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.
ADVERTISEMENT
Melalui program SERASI, Hermansyah berharap dapat mewujudkan kesejahteraan petani seiring pemanfaatan rawa sebagai lahan pertanian produktif. Apalagi, kata dia, RPJMD Kalsel 2016-2021 telah menetapkan kebihakan surplus beras di Kalsel lewat penataan lahan pertanian berkelanjutan. (Diananta)