news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rontoknya Bisnis Sentra Kuliner di Kota Banjarmasin

Konten Media Partner
6 Mei 2018 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Sorot matahari sudah sangat terik ketika adzan duhur belum berkumandang. Duduk di sudut pelataran parkir kendaraan sebuah pusat kuliner, seorang juru parkir mengibas-ngibaskan topinya ke muka untuk sekedar mencari angin di tengah sepinya kendaraan pelanggan. Beberapa unit sepeda motor terparkir di pelataran yang sangat jembar itu pada Minggu (6/5/2018).
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id menyambangi sentra penjual makanan Kawasan Wisata Kuliner (KWK) Cendana di bilangan Jalan Cendana, Kelurahan Kayu Tangi, Kecamatan Banjarmasin Utara. Depot kuliner yang berdiri sejak 2015 silam ini, sempat berada di puncak kejayaan sesaat setelah resmi dibuka. Tiga tahun setelah itu, KWK perlahan sepi ditinggal konsumen.
Berdiri di lahan seluas kira-kira 200x50 meter, lapak-lapak warung penjual makanan lebih banyak kosong ketimbang yang terisi. Bangunan utama KWK dibuat menampung 60 lapak pedagang makanan. Namun, hanya 10 lapak depot yang terisi, dan sisanya kosong melompong.
Alhasil, susunan kursi dan meja berkelir warna-warni di lokasi tersebut justru dihinggapi debu, sebagian terpacak sarang laba-laba. Aktivitas karyawan depot pun cuma duduk-duduk sambil menebarkan senyuman kepada beberapa pelanggan yang datang untuk menarik simpati.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu siang ini, hanya terdapat dua-empat orang pelanggan yang menunggu menu makan yang sudah dipesan.
Salah seorang karyawan Depot Cak In, Norhalimah, mengungkapkan bahwa dalam satu tahun kebelakang Kawasan Wisata Kuliner mengalami penurunan kunjungan yang sangat signifikan. "Biasanya sehari dapat sekitar Rp 2 juta, namun sekarang pendapatan tidak sampai Rp 500 ribu,” kata Norhalimah.
Lantaran pendapatan diluar ekspektasi, banyak pemilik depot yang gulung tikar. Sisanya memilih bertahan di tengah paceklik konsumen dan pemasukan. “Dulu ada enam orang karyawan, tapi sekarang hanya sisa dua orang," jelas Norhalimah.
Besar pasak daripada tiang, itulah peribahasa yang klop menggambarkan sentra kuliner KWK sekarang ini. Menurut Halimah, pendapatan minim, tapi biaya sewa lapak seharga Rp 50 ribu perhari. "Kami mengambil 2 space dengan harga Rp 95 ribu perhari,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Hanya Ia yang bertahan menjadi seorang karyawan di depot tersebut, walau beberapa tahun yang lalu terdapat enam karyawan. Alasannya, pemilik warung makan tak bisa menggaji, maka hanya satu orang yang dipertahankan. Alhasil, ia cuma pasrah atas keadaan itu sembari berdoa agar KWK kembali ramai di tengah ketatnya persaingan usaha kuliner di Banjarmasin.
KWK Cendana bukan satu-satunya yang terancam gulung tikar. Pamor KWK Baiman di Jalan Ahmad Yani Kilometer 4 pun, kini mulai ditinggal satu persatu oleh penjual makanan. Sejak diresmikan pada 27 Januari 2017, sedikitnya ada 28 pedagang bangkrut setelah menempati lapak di KWK Baiman.
Para pedagang di KWK Baiman semula berjualan di sepanjang trotoar Jalan Ahmad Yani, Kota Banjarmasin. Namun, setelah direlokasi ke tempat baru, para PKL malah merasa penjualannya merosot drastis. (Muhammad Robby | Diananta)
ADVERTISEMENT