Sepak Takraw Belum Dianggap Olahraga Prestasi

Konten Media Partner
7 April 2018 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjarhits.id, Banjarmasin - Ketua Harian Persatuan Sepaktakraw (PSTI) Kalimantan Selatan, Zainal mengatakan olahraga sepak takraw mesti dilestarikan dan dibudayakan di Kalimantan Selatan. Menurut dia, sepak takraw bisa digencarkan ke masyarakat mulai tingkat sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
“Di Kalsel, tampaknya sepak takraw kehadirannya kurang dikenal oleh generasi muda. Meskipun kurang diminati, pada PON 2016 di Bandung, Kalsel masuk 8 besar nasional,” ujar Zainal kepada Banjarhits.id, Jumat (6/4/2018).
Sepak takraw merupakan olahraga yang sudah ada sejak era Kesultanan Melayu yang biasa disebut sepak raga dalam bahasa Melayu. Zainal tergerak agar sepak takraw menjadi cabang olahraga berprestasi dan bisa diajarkan di Kalsel.
Ketika Asian Games di Ghuangzhou tahun 2010 lalu, cabor sepak takraw diikuti oleh negara Cina, Korea Selatan, dan Pakistan. "Meski dimainkan oleh anak-anak di kampung-kampung, olahraga sepak takraw belum dianggap sebagai olahraga berprestasi,” ujar Zainal.
Menurut Zainal, sepak takraw masih dianggap permainan bocah kampung, maka masyarakat luas belum mengganggap sebagai olahraga prestasi. Oleh karena itu, ia berharap olahraga sepak takraw bisa semakin berkembang. Zainal mengakui olahraga sepak takraw telah merakyat di beberapa daerah di Kalsel.
ADVERTISEMENT
Zainal berharap, perkembangan sepak takraw bisa maju seperti silat yang dikenal berasal dari Cina. Apalagi olahraga sepak takraw sebagai olahraga akrobatik yang didukung dengan tenaga, konsentasi dan mental.
Menurut Zainal, sepak takraw adalah jenis olahraga campuran dari sepak bola dan bola voli yang dimainkan oleh tiga orang. Cara bermainnya tidak boleh menyentuh bola dengan tangan. Bola terbuat dari anyaman rotan.
Peraturannya bermain sepak takraw sama dengan bola voli, hanya pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan. Pemain atau tim hanya boleh menyentuh bola tiga kali berturut-turut dan posisi pemain bertahan tidak diputar.
Adapun seorang warga Banjarmasin, HM Ardiansyah, warga Jalan Sutoyo S Gang 20, berharap KONI Kalsel melakukan penjaringan bidang olahraga yang memang sesuai karakteristik dan kondisi geografis sebuah daerah. Ia melihat prestasi cabang olahraga di Indonesia yang mendunia hanya bulutangkis.
ADVERTISEMENT
“Seharusnya bisa dikembangkan olahraga lain, misalnya dayung karena di Kalsel banyak sungai, sepak takraw karena olahraga yang merakyat. Kita lihat cabang sepak bola Indonesia, selalu kalah dan sulit berkembang. Untuk itu perlu dicari olahraga yang sesuai fisik orang Indonesia,” ujar Ardiansyah. (Anang Fadhilah)