TNI Awasi Ketat Diskusi PKI di Banjarmasin

Konten Media Partner
1 Oktober 2018 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TNI Awasi Ketat Diskusi PKI di Banjarmasin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, Banjarmasin - Volunteer History Borneo (VHB) Kalimantan Selatan bersama Komunitas Pencinta Wisata dan Budaya (KOTA SAYA) Kota Banjarmasin menggelar nonton bareng pemutaran film dokumentar G 30 S PKI dan diskusi publik di Menara Pandang Minggu malam (30/9/2018).
ADVERTISEMENT
Nonbar film G 30 S PKI dan diskusi publik ini didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin sebagai pembina KOTA SAYA—organisasi yang terlibat didalam kepanitiaan dalam acara nobar serta diskusi publik tersebut.
Kepala Bidang Pengembangan Disbudpar Kota Banjarmasin, Khuzaimi mengatakan terus mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya nonbar PKI dan diskusi publik. "Saya terus dukung secara maksimal kegiatan kegiatan yang positif seperti ini contohnya untuk off the record bagaimana kisah PKI dengan penghianatannya kepada bangsa Indonesia,” ucap Khuzaimi.
Ketua Pelaksana Nonbar G 30 S PKI dan Ketua KOTA SAYA, Muhammad Zahidi, menyampaikan pemutaran film untuk mengenang sejarah serta kilas balik agar sejarah tersebut sehingga tidak ada pembengkokan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Zahidi mengajak masyarakat umum menonton dan belajar secara visual untuk mengetahui bagaimana penghianatan PKI kepada Negara Indonesia. “Yang ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi Komunis,” kata Zahidi. Ia merangkul Edi Suari selaku ketua VHB.
Edi Suari mengapresiasi terhadap kegiatan ini. Selepas penanyangan film, mereka berdiskusi publik yang membahas gerakan PKI di Kalimantan Selatan maupun PKI secara nasional. Zahidi pun berterimakasih kepada Mansyur yang turut berpartisipasi sebagai narasumber diskusi.
"Sehingga menjadi efektif dan banyak pelajaran yang bisa diambil didalam diskusi ini,” papar Edi.
Sementara itu, Mansyur menjelaskan pergerakan PKI saat itu tidak hanya dalam skala nasional, bahkan untuk skala regional di Kalimantan Selatan juga terdapat PKI. Menurut dia, PKI melebarkan sayap sayapnya sampai ke provinsi dan seluruh kabupaten di luar Jawa, termasuk Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Mansyur berkata gerakan PKI saat itu melalui AAH yang menjadi Wakil Sekretaris CDB PKI Kalimantan Selatan. Simpatisan PKI mengangkat isu kemiskinan dan kebersamaan antara PKI dan rakyat. PKI lewat propaganda senasib sakit sama sakit.
“Itu membuat rakyat Kalimantan Selatan sempat terpengaruh dengan pergerakan PKI sebelum akhirnya dibekukan oleh Hasan Basri 1960 yang akhirnya memunculkan gerakan 3Selatan, yaitu Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan,” jelas Mansyur.
Adapun Kepala Intel Kodim 1007 Kota Banjarmasin, Willson mengutarakan maksud kedatangannya sebagai monitoring terhadap kegiatan nonbar dan diskusi PKI yang dilaksanakan di tempat umum. Sebab, kata dia, diskusi bisa diikuti semua khalayak.
"Kami hanya memonitoring, dikhawatirkan akan menjadi senjata politik bagi orang orang yang memanfaatkan acara ini. Kami lihat kenyataan para panitia hanya menguraikan cerita lama dan off the record kisah PKI 1965 yang sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat melalui tayangan penghianatan PKI ini,” ucap Willson. (Zahidi)
ADVERTISEMENT