Wanita Ini Pemegang Paspor Indonesia Tapi Sulit Berbahasa Indonesia

Konten Media Partner
29 Mei 2018 19:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Dodi Karnida tak sengaja bersua seorang wanita ketika menunggu di ruang keberangkatan Terminal Domestik IB Bandara Soekarno-Hatta. Ketika hendak terbang dari Jakarta ke Banjarmasin pada Minggu (27/5), Kepala Divisi Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Selatan, itu sempat berbincang dengan wanita kelahiran Makkah bernama Salwa Hamzah (33).
ADVERTISEMENT
Wanita ini pemegang paspor RI Nomor B1723456 yang dirilis oleh Konsul Jenderal RI Jeddah pada 28 Januari 2016. Meski pemegang paspor Indonesia, Dodi heran melihat Salwa ketika mengucap bahasa Indonesia karena terbata-bata. Curiga sikap Salwa, Dodi lekas bertanya soal Kartu Tanda Penduduk.
“Maka ia terlihat gemetaran dan dengan nada pasrah ia menyerahkan paspor dan boarding passnya untuk diperiksa oleh saya,” kata Dodi Karnida lewat siaran pers ke banjarhits.id, Selasa (29/5).
Salwa menangis sesenggukan ketika Dodi terus memeriksa dokumen paspor dan tiket pesawat miliknya. Menurut Dodi, Salwa mendarat pertama kali di Soekarno-Hatta pada 16 Maret 2018 dan tinggal di daerah Depok, Jawa Barat bersama sepupunya. Adapun kedua orangtuanya sudah meninggal dan kakak perempuan satu-satunya tinggal bersama suaminya yang masih berstatus sebagai WNI.
ADVERTISEMENT
Menurut Dodi, Salwa Hamzah berniat ke tempat bibinya dari Ibu kandungnya di Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Di Kandangan, Salwa ingin mengurus KTP dan mencari peluang bekerja sesuai ijazah setingkat SMA yang dimilikinya dari sekolah di Makkah.
Dodi sempat mengontak Atase Imigrasi KJRI di Jeddah, Ibnu Ismoyo untuk mengonfirmasi status Salwa. KJRI Jeddah memastikan keabsahan paspor Salwa karena tercatat dalam data base paspor KJRI Jeddah. Sedari awal, Dodi berkeyakinan Salwa seorang WNI, tapi penasaran karena kesulitan mengucap bahasa Indonesia.
“Jadi ia (Salwa) selama ini lahir, tinggal, sekolah di Makkah, sedangkan ke Indonesia baru yang keempat kalinya,” ucap Dodi Karnida.
Setibanya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Salwa Hamzah tak lekas melenggang kangkung ke Kandangan. Kepala Subbidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Kalsel, Pungky Handoyo, memeriksa sejenak dokumen dan pihak keluarga Salwa yang hendak menjemput.
ADVERTISEMENT
Menurut Dodi, Kanwil Kemenkumham Kalsel siap membantu Salwa bila mengalami kesulitan mengurus surat-surat identitas sebagai seorang WNI. Dodi mengatakan Salwa seorang WNI pemegang PPRI yang sah, sehingga tidak ada halangan sedikitpun untuk mendapat dokumentasi sebagai seorang WNI.
Dodi siap berkordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar Salwa tidak ada hambatan untuk diberikan KTP.
Adapun soal kesulitan berbahasa Indonesia karena Salwa lama tinggal di Makkah. Alhasil Salwa cuma mahir berbahasa Arab dan Inggris. Kepada Dodi, Salwa akan belajar bahasa Indonesia dan mencari pekerjaan yang cocok, mengingat sulit sekali mendapat pekerjaan di Arab Saudi.
“Selama ini ia bekerja sebagai resepsionis di Klinik Kesehatan di Makkah, tetapi sebagai orang asing dia harus membayar pajak yang mahal dan yang diutamakan ialah warga negara setempat,” ucap Dodi Karnida.
ADVERTISEMENT
Sebagai penduduk tetap di Arab Saudi, Salwa memiliki Igomah yang masih berlaku. Setelah Lebaran Haji nanti, kata Dodi, Salwa bisa saja kembali ke Makkah tanpa kewajiban memiliki visa. (Diananta)