Anak Penderita Kelainan Jantung di Gorontalo Butuh Uluran Tangan

Konten Media Partner
14 Juni 2020 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Aqil Pakaya. Anak berumur dua tahun, penderita penyakit kelainan jantung. Minggu, (14/6). Foto: Dok YCKG
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Aqil Pakaya. Anak berumur dua tahun, penderita penyakit kelainan jantung. Minggu, (14/6). Foto: Dok YCKG
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Akun bernama Rizka Umar mengunggah di Facebook foto seorang laki-laki menggendong anak kecil yang sedang menangis. Di belakangnya ada becak motor (bentor) yang berisikan sayur-sayuran.
ADVERTISEMENT
Anak di dalam unggahan itu bernama Muhammad Aqil Pakaya. Anak berumur dua tahun, penderita penyakit kelainan jantung.
“Menderita kelainan jantung sejak umur empat bulan,” tulisnya di unggahan tersebut.
Rizka mengunggah foto itu agar ada masyarakat yang bersimpati terhadapnya. Katanya dalam unggahan itu, ayah dari anak itu berkeinginan untuk mengobati penyakit yang diidap Aqil. Namun saran dari dokter untuk merawatnya di rumah sakit di Jakarta. Hal itu membuat ayahnya berkecil hati. Kendalanya adalah kondisi ekonomi yang susah. Terutama di masa pandemi seperti ini.
Samin Pakaya, menggendong anaknya yang sedang menangis menahan sakit. Foto: Dok YCKG
Rizka Umar merupakan ketua yayasan Cinta Kemanusiaan Gorontalo (YCKG). Dia yang mencoba mengetuk hati masyarakat agar bantuan datang meringankan beban Aqil.Rumah Aqil berada Kelurahan Padengo, Kecamatan Kabila, Bone Bolango, Gorotalo.
ADVERTISEMENT
“Duduk dulu pak,” kata Samin Pakaya (42), ayah Aqil, mempersilkan kepada saya, saat saya menyambangi rumahnya.
Anaknya berlari ke arah ayahnya. Spontan ia membentangkan tangan untuk menyambut anaknya. Anaknya terlihat kesusahan saat berlari. Sesampainya pada ayahnya, ia tersengal-sengal. Nampak kesulitan untuk bernapas.
Samin bercerita tentang kesehariannya sebagai pengemudi bentor. Sebelum adanya COVID-19, pendapatan yang biasa diperoleh tidak menentu. Kadang per hari bisa dapat Rp 50 ribu.
“Karena musim corona ini, saya jarang dapat penumpang. Biasa hanya dapat Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per hari,” ucap Samin.
Muhammad Aqil Pakaya, bersama ayahnya, Samin Pakaya. Foto: Dok YCKG
Pendapatan yang sangat kurang itu harus disyukurinya. Dari pendapatan itu ia membelikan anaknya susu. Karena Aqil tidak mau mengkonsumsi nasi atau makanan lainnya. Jika ia mengkonsumsi nasi, anak itu langsung memuntahkannya.
ADVERTISEMENT
Samin mengakui, pandemi ini sangat berdampak pada perekonomiannya. Termasuk pada keluarganya. Sumber pendapatan dari mengemudi bentor yang menjadi sumber nafkahnya jadi mandek. Membuatnya harus beralih profesi menjadi pedagang sayur. Sayur-sayur itu dijual dengan berkeliling menggunakan bentor miliknya.
Sebelum Ramadhan tiba, penghasilan yang biasa didapat dari menjual sayur mampu untuk menghidupi anak beserta istrinya. Menjelang Ramadhan, pembeli mulai berkurang.
“Makanya, saat ini saya berhentikan aktivitas berdagang sayur. Karena modal saya Rp 300 ribu tidak sebanding dengan penghasilan yang hanya Rp 150 ribu. Akhirnya tekor. Putus saya pe modal (modal saya habis),” kata Samin.
Kondisi Aqil
Di usia 4 bulan, tubuh anaknya tidak menampakan gejala-gejala sakit. Pada usia 6 bulan, anaknya mengalami menceret berlebihan. Badannya mulai membengkak. Bahkan tubuhnya berwarna kebiruan.
ADVERTISEMENT
“Saat itu tahun 2018. Kami larikan dia ke puskesmas. Dari pihak puskesmas menyarankan untuk membawanya ke Rumah Sakit Toto, Bone Bolango. Dari situ kami tahu anak kami menderita penyakit kelainan jantung dari vonis dokter,” ucapnya.
Seminggu setelah memeriksakan anaknya di RS Toto, ia mengikuti anjuran dokter. Diperiksakanlah anaknya ke RS Aloei Saboe, Provinsi Gorontalo.
Sampai di RS Aloei Saboe, ia memeriksakan anaknya ke dokter spesialis jantung. Dokter yang memeriksa anaknya mengatakan bahwa Aqil harus dirawat di rumah sakit yang memadai. Dokter itu menyebut bahwa anak itu harus dioperasi dan dirawat di rumah sakit yang memadai. Adanya di Jakarta.
Kata Samin, ia memiliki kartu BPJS untuk biaya operasinya. Namun yang menjadi kendala adalah uang untuk berangkat ke Jakarta. Ia tak punya untuk itu.
ADVERTISEMENT
“Karena untuk (berangkat) ke Jakarta belum tentu langsung dioperasi. Masih ada biaya perjalanan, biaya penginapan dan makan yang harus ditanggung. Karena kami tidak punya siapa-siapa di Jakarta sana,” terang Samin.
Muhammad Aqil Pakaya, menderita kelainan jantung sejak umur empat bulan. Foto: Dok YCKG
Safrin, ibunda Aqil mengatakan, kondisi anaknya setiap hari sering sesak napas. Sangat mudah lelah untuk beraktivitas. Jika anaknya menangis, tubuhnya akan membengkak dan berwarna kebiruan. Padahal anak seumuran Aqil harus banyak beraktivitas untuk pertumbuhannya.
“Nanti moba muntah dia baru sanang depe hati dari sesak napas (setelah muntah, dia baru lega dari sesak napasnya). Napasnya tidak baku sambung. Tinggal mo cari depe slak untuk ba kase sanang (napasnya sering tersengal-sengal. Kami selalu mencari cara untuk menenangkannya dari sesak napas),” kata Safrin.
ADVERTISEMENT
Harapan terbesarnya untuk bisa melaksanakan operasi pada anak sulungnya itu. “Torang pe harapan supaya anak kami cepat sembuh (kami berharap agar anak kami segera sembuh). Biar tidak dapat apa-apa yang penting anak kami yang sembuh,” harapnya.
Ketua Yayasan Cinta Kemanusiaan Gorontalo, Rizka Umar, mengungkapkan bahwa pihaknya memeriksakan Aqil yang didampingi oleh orang tuanya ke dokter spesialis jantung.
Saat memeriksakan Aqil kepada dokter spesialis jantung itu, jawaban sama yang mereka terima. Aqil tetap harus dirawat ke RSCM Jakarta.
"Kondisi ananda Aqil sekarang semakin parah. Seluruh tubuhnya membiru. Terjadi pembengkakan paru. Sering sesak napas atau kejang-kejang. Sulit menelan dan makanan. Bahkan satu sendok nasi pun sulit ditelan. Asupan nutrisi di tubuhnya saat ini hanya dibantu dengan susu formula," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, orang tua Aqil belum mampu memberangkatkan anaknya ke Jakarta. Karena kondisi ekonomi yang sulit, terutama di masa pandemi COVID-19 masih merebak.
"Mohon doa dan dukungan dari sahabat kemanusiaan. Agar dalam waktu dekat ini ananda Aqil bisa segera dirujuk ke RSCM Jakarta untuk tindakan operasi," harapnya.
-----
Reporter: Fadhil Hadju