Cerita 'Air Abadi' di Gorontalo, Konon Hasil Meditasi Seorang Raja

Konten Media Partner
12 April 2019 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas warga di lokasi sumber Air Abadi di Kelurahan Lekobalo, Kota Gorontalo. (Jumat, /12/4/. Foto Burdu/banthayoid)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas warga di lokasi sumber Air Abadi di Kelurahan Lekobalo, Kota Gorontalo. (Jumat, /12/4/. Foto Burdu/banthayoid)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID - Air Abadi, atau masyarakat lebih mengenalnya sebagai "air butu", masih menyimpan misteri.
ADVERTISEMENT
Konon, sumber air yang berlokasi di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, itu merupakan hasil semadi seorang raja. Ia meminta agar wilayahnya mendapat air bersih.
Dari cerita orang-orang terdahulu, Ise Harun (60 tahun) menerangkan saat masa pemerintahan raja, wilayah di sekitar Air Abadi pernah mengalami krisis air bersih.
Warga memanfaatkan Air Abadi untuk mencuci pakaian. (Foto : Burdu/banthayoid)
Sebagai seorang pemimpin, sang raja bermeditasi untuk meminta berkah berupa air bersih. Dalam ritualnya itu, ia mendapat petunjuk agar tujuh perempuan muda bisa berdiri di salah satu batu besar yang berada di pinggir gunung.
Tak lama kemudian, tujuh perempuan itu melihat cahaya yang keluar dari lubang, yang disusul air. Saat itu juga mereka menamainya sebagai "air butu". Butu secara harfiah adalah "pecah".
Sumber Air Abadi juga digunakan untuk keperluan memasak dan juga dikonsumsi air minum warga Lekobalo. (Foto : Burdu/banthayoid)
"Saya sudah lupa siapa nama raja itu. Tetapi cerita orang tua saya, dahulu air itu adalah hasil pertapaan seorang raja karena wilayahnya mengalami kemarau panjang," kata Ise, Jumat (12/4).
ADVERTISEMENT
Tahun 2015, Gorontalo pernah mengalami kemarau panjang. Menurut Ise, Air Abadi tak pernah mengering.
Air Abadi selalu dimanfaatkan warga, baik untuk sekadar konsumsi, mandi, maupun mencuci pakaian. Bahkan, Air Abadi dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
"Belum ada yang terkena penyakit selama mengonsumsi air butu. Jika ada yang sakit, mungkin karena faktor lain," tambah Ise.
Salah satu warga tengah mengisi gelon dari sumber mata Air Abadi. (Foto : Burdu/banthayoid)
Jumat (12/4), Banthayo.id mengunjungi tempat itu. Masyarakat setempat terlihat menggunakan air sebagai kebutuhan harian.
Menurut warga bernama Kadir Mahmud (37), masyarakat sekitar menamainya Air Abadi, karena sumber airnya tak pernah mengering.
"Sebelum tempat ini dibenahi dan dibuat seperti kolam, air tersebut memang sudah ada. Tetapi banyak yang berasumsi bahwa sumber air itu berasal dari pegunungan," katanya.
ADVERTISEMENT
Lanjut Kadir, Air Abadi berwarna biru. Air itu sangatlah dingin jika menyentuh kulit, bahkan saat matahari terik.
Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, warga juga memanfaatkan kolam Air ini untuk mandi dan berenang. (Foto : Burdu/banthayoid)
Reporter: Rahmat Ali Editor: Febriandy Abidin