Diduga Gelapkan Dana Organisasi, Kepala Desa di Gorontalo Dipolisikan

Konten Media Partner
15 November 2019 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riska Ismail saat melapor di Polres Pohuwato, Jumat, (15/11). Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Riska Ismail saat melapor di Polres Pohuwato, Jumat, (15/11). Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID, GORONTALO - Kepala Desa Botubilotahu, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, inisial OM terpaksa berurusan dengan polisi. Ia dilaporkan oleh Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Pohuwato, Riskal Ismail, di polres setempat, atas dugaan penggelapan dana organisasi.
ADVERTISEMENT
Cerita bermula dari agenda silaturahmi nasional (Silatnas) bersama Presiden Joko Widodo pada bulan April, di Jakarta. Apdesi Pohuwato dipercaya sebagai koordinator pemberangkatan. Melalui kesepakatan seluruh kepala desa, dana keberangkatan dikumpul di Kepala Desa Botubilotahu, inisial OM. Ia sebagai bendaharanya.
Namun sebelum pemberangkatan, ada sejumlah tiket yang belum dibayar. Lalu Riskal Ismail menanggulangi dana tiket yang belum lunas serta biaya selama mengikuti silaturahmi nasional di Jakarta. Dana itu berasal dari kantong pribadinya Riskal.
Riskal menaksir, sebanyak Rp 100 juta dana yang sudah ia pakai untuk menanggulangi kegiatan tersebut. Harapannya uang itu akan diganti oleh OM, selaku bendahara Apdesi Pohuwato. Namun, hingga bulan September dana itu tak kunjung diganti.
Riskal sudah pernah membicarakan hal itu secara kekeluargaan. Tapi Riskal dan OM tidak menemui titik terangnya. Maka Riskal terpaksa melaporkannya.
ADVERTISEMENT
Riskal mengatakan, pihak travel menginformasikan bahwa dana yang seharunya disetor bendahara Apdesi sebesar Rp 189 juta. Namun hanya Rp 80 juta yang mereka terima dari bendahara.
"Yang seharusnya kita naik pesawat Batik, namun dapat jatah naik Lion, sehingga barang bawaan kami yang sekitar 1,6 ton dicekal oleh pihak bandara selama tiga bulan lamanya. Saya yang dirugikan dalam perjalanan ini, karena yang bersangkutan tidak bertanggung jawab. Sementara kalau biaya tiket dan lain-lainya menggunakan uang pribadi saya, maka di kemanakan uang yang disetor masing-masing desa ke bendahara? Sampai saat ini, tidak ada kejelasan tentang dana pemberangkatan, maka saya terpaksa harus melaporkannya," ungkapnya, Jumat (15/11).
Kepala Desa Botubilotahu, inisial OM enggan mengomentari terkait kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
-----
Kontributor : Pohuwato