Gorontalo Cetak Rekor Dunia Bentangkan Bendera Sepanjang 2.301 Meter

Konten Media Partner
23 Januari 2020 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera merah putih sepanjang 2301 meter dibentangkan di sepanjang Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo. Kamis, (23/1). Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera merah putih sepanjang 2301 meter dibentangkan di sepanjang Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo. Kamis, (23/1). Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID, GORONTALO - Bendera merah putih sepanjang 2301 meter dibentangkan di sepanjang Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo, yang mengambil titik start dari depan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan berakhir di depan Kantor Pos Gorontalo, Kamis (23/01). Pembentangan bendera itu untuk memperingati hari patriotik Gorontalo 23 Januari 1942.
Pembentangan bendera itu untuk memperingati hari patriotik Gorontalo 23 Januari 1942. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
Pembentangan bendera itu dinyatakan sebagai rekor dunia baru oleh Museum Republik Indonesia (MURI). Yusuf Nadri selaku Senior Manajer MURI yang meninjau langsung pelaksanaan kegiatan tersebut menjelaskan, rekor kali ini mematahkan rekor sebelumnya yang dipecahkan di Provinsi Papua, yakni di Kota Jayapura.
ADVERTISEMENT
"Rekor sebelumnya sepanjang 2000 meter dibentangkan dengan cara diarak," Jelas Yusuf.
Pembentangan bendera itu dinyatakan sebagai rekor dunia baru oleh Museum Republik Indonesia (MURI). Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
Menurutnya, kriteria penilaian MURI yang paling utama adalah di persoalan rekornya. Kemudian dari sisi kuantitatif, yang berupa ukuran suatu rekor yang akan dipecahkan.
"Untuk saat ini kami menilai rekor ini memecahkan rekor lama, yakni membentangkan bendera sepanjang 2300 meter dari satu titik ke titik yang lain," ujarnya.
Rekor sebelumnya sepanjang 2000 meter dibentangkan dengan cara diarak. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
Ketua panitia pembentangan bendera, Arif Nusa menuturkan, bendera tersebut dikerjakan oleh delapan orang penjahit dengan menggunakan mesin jahit manual. Pembuatannya hanya dalam waktu dua hari.
Ia menambahkan, dalam menyelesaikan bendera dengan panjang 2301 meter dan lebar tiga meter itu, membutuhkan 102 pcs kain, dengan masing-masing 51 pcs kain merah dan 51 pcs kain putih. Selain itu, bendera tersebut menghabiskan delapan lusin gulungan benang dan dikerjakan dengan empat buah mesin jahit.
ADVERTISEMENT
"Biaya yang dikeluarkan sekitar 58 juta rupiah," ucap Arif.
Dalam membentangkan bendera tersebut, panitia melibatkan 2301 pelajar dari beberapa sekolah menengah atas di Provinsi Gorontalo.
Disisi lain, Ketua KNPI Provinsi Gorontalo, Ghalib Lahidjun mengatakan, kegiatan tersebut merupakan ide kreatif yang ditawarkan oleh KNPI Provinsi Gorontalo dan LSM Kompak kepada pemerintah Provinsi Gorontalo untuk memberikan warna baru bagi perayaan hari patriotik tahun 2020 kali ini.
Bendera dengan panjang 2301 meter dan lebar tiga meter itu, membutuhkan 102 pcs kain. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
"Alhamdulillah, pemerintah provinsi memberikan karpet merah atau dukungan bagi terselenggaranya kegiatan ini," ujarnya.
Ia juga menerangkan, makna angka 2301 itu menggambarkan tanggal dan bulan perayaan hari patriotik. Yakni 23 (tanggal) dan 01 (bulan).
Bendera tersebut dikerjakan oleh delapan orang penjahit dengan menggunakan mesin jahit manual. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
Di hadapan media, Ghalib juga menjelaskan, agenda membentangkan bendera kali ini bertujuan untuk menguji semangat patriotik masyarakat Gorontalo.
Ketua KNPI Ghalib Lahidjun saat diwawancarai awak media. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
Menurutnya, saat ini kita tidak bisa lagi berjuang dengan cara mengangkat senjata, sehingga untuk mengonversi semangat patriotik tersebut, menurutnya, harus dilakukan dengan cara-cara kreatif. Selain menghibur, juga memberikan pelajaran terselubung tentang semangat patriotik di dalamnya.
Yusuf Nadri, perwakilan MURI. Foto: Dok banthayoid (Ikdal Amala)
"Tujuan tersebut tadi sudah terlihat. Ketika pelajar tidak lagi mampu, abang bentor dan masyarakat lain ikut membantu menjaga bendera agar tidak menyentuh tanah," tutup Ghalib.
ADVERTISEMENT
----
Reporter: Ikdal Amala