Kambing Bermata Satu Lahir di Gorontalo

Konten Media Partner
17 Desember 2019 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kambing bermata satu milik warga Kelurahan Molosipat, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, yang viral di media social. Selasa, (17/12) Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kambing bermata satu milik warga Kelurahan Molosipat, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, yang viral di media social. Selasa, (17/12) Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Warga di Kelurahan Molosipat, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo dihebohkan dengan seekor anak kambing yang lahir hanya memiliki mata satu. Peristiwa itu langsung itu juga heboh di media sosial, setelah akun bernama Al Mallani Hemeto mengunggah foto kambing mata satu di laman Facebook miliknya.
ADVERTISEMENT
Anak kambing itu milik Wati Nau. Ia mengatakan induk kambing itu melahirkan dua anak. Satu kondisinya normal dan satu lahir bermata satu. Kelainan lainnya, anak kambing itu tidak memiliki bulu mata. Namun sayangnya anak kambing itu cepat mati.
"Hanya beberapa menit anak kambing berkelamin jantan itu mati. Sorenya kami kuburkan," ungkapnya, Selasa (17/12).
Penjelasan Dokter Hewan
Menurut Feny Rimporok, dokter hewan di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, anak kambing itu memiliki kelainan kongenital atau kelainan bawaan. Biasanya disebut cacat bawaan. Hal itu adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak konsepsi sel telur.
“Induknya memang kelihatan sehat, namun kelainan itu terletak pada janinnya,” ungkap Feny.
Menurutnya, kelainan juga bisa terletak pada bagian mata yang tak sempurna akibat pengembangan sel-sel telur yang tidak normal. Juga akibat nutrisi yang tidak berkecukupan.
ADVERTISEMENT
“Itu bisa terjadi karena mungkin gen bawaan atau mungkin juga pengaruh obat-obatan. Karena saat ini juga banyak proses penyuntikan menggunakan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat,” jelasnya.
Tambahnya, agar ternak bisa terlahir dengan sempurna, maka perlu diperhatikan pemberian antibiotik dan juga sanitasi lingkungan. Baik itu kandang, perlindungan ternak yang nyaman, hingga pakan yang cukup.
“Kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada kelompok ternak agar berhati-hati dalam pemberian obat. Apalagi ternak dalam keadaan bunting, tidak bisa diberi antibiotik,” pungkasnya.
---