WhatsApp Image 2020-06-02 at 07.40.38.jpeg

Kisah Warga Gorontalo Hibahkan 1 Hektare Tanah untuk Pekuburan Jenazah COVID-19

2 Juni 2020 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi yang dihibahkan untuk TPU. Ditumbuhi puluhan pohon kelapa. Saat ini kelapa-kelapa sedang ditebang dan batangnya dihibahkan untuk pembangunan masjid dan sekolah. Selasa, (2/6). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi yang dihibahkan untuk TPU. Ditumbuhi puluhan pohon kelapa. Saat ini kelapa-kelapa sedang ditebang dan batangnya dihibahkan untuk pembangunan masjid dan sekolah. Selasa, (2/6). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Belum lama ini, jenazah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) harus terlunta-lunta hingga 19 jam lamanya. Sebab, jenazanya ditolak oleh sejumlah masyarakat di beberapa kelurahan di Kota Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Dari pengalaman itu, seorang warga di Gorontalo kemudian tergerak hatinya, lalu menghibahkan 1 hektare tanahnya sebagai Tempat Pemakaman Umum (TPU) untuk para korban COVID-19. Motifnya, agar kejadian yang sama tidak lagi terulang.
“Ya walaupun saya gak minta-minta untuk ada yang meninggal lagi yah. Tapi begini, rasanya saya sedih sekali ketika mendengar ada jenazah yang harus terlunta-lunta selama berjam-jam semacam itu hanya untuk mencari tempat perinstrahatannya yang terakhir,” kata Ridwan Nalole Isa, warga yang menghibahkan tanahnya tersebut.
Ridwan bercerita, dua hari setelah kabar penolakan jenazah itu ia terima, dirinya berkeliling untuk mencari tanah yang bisa ia beli dan dihibahkan jadi TPU. Dari Kecamatan Kabila, Bone Bolango, hingga ke batas Kota Gorontalo, ia mencari. Pencariannya lalu berakhir di Desa Poowo, Kabupaten Bone Bolango. Ia sendiri memang sudah lupa, jika masih memiliki sebidang tanah di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya mencari tanah yang sekiranya potensi adanya penolakan nanti itu dapat dihindari. Makanya, saya melihat tanah yang posisinya jauh dari rumah-rumah penduduk. Dan ternyata ada tanah saya di sini,” katanya. Selasa, (2/6).
Walaupun begitu, sebenarnya tanah seluas 10.222 meter persegi itu, bukanlah tanahnya sendiri. Miliknya hanya sekitar 6.000 meter persegi saja. Hanya saja, ketika ia mengutarakan maksud menghibahkan tanah itu untuk pemakaman jenazah COVID-19, saudara-saudaranya ternyata ikut mengikhlaskan hak miliknya. Sehingga tanah yang kemudian dihibahkan jadi seluas itu.
Jika dilihat, secara geografis memang lokasi tersebut terbilang strategis. Sebab, posisinya tepat berada di tengah sawah, dengan jarak dari rumah-rumah penduduk sangatlah jauh. Kira-kira sekitar 100 hingga 200 meter. Sehingga potensi konflik sosial yang dikhawatirkan Ridwan tentu dapat terhindarkan.
ADVERTISEMENT
Ridwan sendiri, sebenarnya tak hanya sekali ini saja menghibahkan tanahnya untuk maksud yang sama. Sebelumnya, kira-kira sekitar 15 tahun silam, ia juga menghibahkan tanahnya untuk pembangunan TPU, lokasinya berada di Desa Dutohe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Ia sendiri menamakannya TPU “Tiga Ibadi”.
“Saya juga kemarin itu, saat ada jenazah (COVID-19) yang ditolak, sebenarnya bermaksud mengalihkan pemakamannya ke TPU tersebut. Namun terkendala dengan hal yang sama, yakni TPU itu letaknya di tengah permukiman padat. Sudah diapit oleh rumah-rumah warga, sehingga potensi gesekan tersebut pasti ada. Jadi, yasudah. Saya cari saja tanah lain yang khusus untuk COVID-19. Walaupun sebenarnya tak bisa dibilang khusus juga, karena seluruhnya saya serahkan ke pemerintah daerah setempat yang akan mengelola selanjutnya,” kata Ridwan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, tanah yang dihibahkan Ridwan tersebut sedang dikerjakan oleh Pemerintah Bone Bolango, karena mereka yang akan mengelolanya ke depan. Namun di tanahnya tersebut, masih ada puluhan kelapa tumbuh, sehingga saat ini kelapa-kelapa tersebut sedang ditebang. Batangnya, rencana akan dihibahkan juga untuk pembangunan sejumlah masjid dan sekolah.
“Saya sudah tulis di portal Gorontalo (grup Facebook yang jumlah anggotanya setengah populasi Gorontalo) untuk menawarkan batang-batang kelapa ini. Dan kemarin itu ada yang sudah meminta untuk pembangunan masjid dan sekolah,” tutup Ridwan.
Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Bone Bolango, Ishak Ntoma, mengaku segera menindaklanjuti niat baik Ridwan sesaat niat itu ia utarakan. Sebab, pemerintah daerah setempat pun memang sedang kesulitan menemukan tanah untuk pemakaman jenazah COVID-19. Beberapa kali, pemakaman PDP harus mengalami penolakan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Allhamdulilah yah, ada orang yang mau menghibahkan tanahnya khusus untuk TPU semacam ini. Kami memang sejauh ini sudah sangat berupaya agar bagaimana penolakan pemakaman jenazah tidak lagi terjadi. Kami pun ini segera mempercepat untuk mengurusi sertifikat tanahnya agar bisa segera dipakai. Walaupun kami berharap, tidak ada lagi korban COVID-19 di daerah kita ini,” kata Ishak
Sekretaris Daerah Kabupaten Bone Bolango, Ishak Ntoma. Foto: Dok istimewa
Ishak mengungkapkan, Pemerintah Bone Bolango sudah memiliki sejumlah ide desain untuk bagaimana lahan yang dihibahkan Ridwan itu dikelola. Ia sendiri percaya jika lokasi tersebut bisa menjadi TPU ‘mewah’. Belakangan, ia memplesetkan ‘mewah’ menjadi mepet sawah. Ishak sendiri sudah merencanakan nanti akan dibuatkan pos penjagaan, akan dipagari, dan akan dipasang beberapa lampu penerang.
“Memang, satu bulan ini kami gelisah mencari lahan pemakaman terutama korban COVID-19. Tiga minggu lalu negoisasi dengan masyarakat untuk pemakaman dua jenazah itu sulit sekali. Sehingga sangat bersyukur dihibahkan tanah untuk kami seluas satu hektare lebih ini,” kata Ishak.
ADVERTISEMENT
Ishak memperkirakan, lahan tersebut dapat menampung 1.000 lebih kavling makam dan bisa dipakai secara gratis. Adapun prioritasnya adalah para korban COVID-19, lalu juga bisa untuk warga yang meninggal di rumah sakit namun tidak memiliki lahan untuk pemakaman, dan juga untuk jenazah yang mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan setempat untuk segera dimakamkan secepatnya. Terutama yang membawa penyakit.
“Jadi TPU ini dari sesuai yang memberi hibah diperuntukan untuk korban COVID-19, itu tanda kutip. Kita memprioritaskan, karena kita ada di Bone Bolango kita prioritaskan warga Bone Bolango. Tapi jika ada kabupaten yang lain yang menemui kesulitan yang sama, maka bisa dimakamkan di sini. Ini karena kemanusiaan. (karena) ini mampu menampung banyak jenazah. Tapi jangan berharap begitu, jangan berharap banyak yang akan meninggal karena COVID-19 ini. Malah kita berharap tidak lagi ada yang meninggal karena COVID-19,” tutup Ishak.
ADVERTISEMENT
----
Reporter: Wawan Akuba
----------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten