news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Tradisi Turun-Temurun Malam Qunut di Gorontalo

Konten Media Partner
21 Mei 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Malam Qunut di Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Senin, (20/5). Foto : Rahmat Ali/banthayoid
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Malam Qunut di Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Senin, (20/5). Foto : Rahmat Ali/banthayoid
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO – Masyarakat di Gorontalo, khususnya di Kecamatan Batudaa, memiliki tradisi unik saat menyambut malam ke-16 bulan Ramadan. Di malam itu, masyarakat akan berkumpul sambil makan kacang dan pisang yang dibeli dari pedagang.
ADVERTISEMENT
Budayawan Gorontalo, Sigit Monoarfa (60 tahun), menjelaskan tradisi itu sudah ada sejak zaman leluhur. Dahulu tradisi itu diawali dengan mandi sebagai pembersihan dosa.
“Di situ ada sumur tua yang di jadikan ritual mandi dosa. Sebagian orang percaya bahwa ritual itu dapat menghapus dosa setiap umat muslim. Pada saat ritual tersebut, selalu dimanfaatkan masyarakat yang ada di pegunungan untuk turun menjual pisang dan kacang. Namun seiring perkembangan zaman, maka ritual mandi dosa mulai hilang dan yang tersisa hanya kebiasaan menjual kacang dan pisang,” jelas Sigit.
Malam Qunut yang di gelar pada pertengahan ramadan ini identik pisang dan kacang yang banyak di jual oleh pedagang. (Foto : Rahmat Ali/banthayoid
Hilangnya tradisi ini menurut Sigit dikarenakan mulai adanya pergantian masa serta pengaruh pendidikan. Maka masyarakat mulai memahami bahwa dosa tidak hilang hanya dengan mandi saja.
ADVERTISEMENT
“Sehingga sejak tahun 2007 mulailah digelar perayaan Gebyar Akbar Malam Qunut yang diselenggarakan oleh remaja Masjid Darussalam Kecamatan Batudaa. Tradisi bernama malam qunut ini sekaligus wujud syukur, terpeliharanya kerukunan dan harmoni sosial,” katanya.
Pantauan Banthayo.id, Senin (20/5) malam, tradisi ini diselenggarakan di lapangan alun-alun Kecamatan Batudaa. Selain para penjual pisang dan kacang, ribuan warga dari berbagai penjuru Gorontalo juga datang menyaksikan tradisi qunut yang diselenggarakan setahun sekali.
Berbagai jenis pisang matang yang di jual pedagang pada perayaan Malam Qunut. (Foto : Rahmat Ali/banthayoid
“Saya datang sejak pukul 16.00 WITA. Jika datang terlalu malam bisa macet. Dan setiap tahunnya saya berkunjung ke sini untuk menyaksikan perayaan tradisi qunut,” ujar Dewi, saat ditemui sedang membeli pisang dan kacang.
Selain menjaga tradisi, kegiatan ini bisa menambah keuntungan tersendiri bagi para pedagang pisang dan kacang. Seperti Amir Kuna (42), salah satu pedagang mengatakan saat malam qunut tiba permintaan masyarakat terhadap pisang dan kacang begitu tinggi, sehingga dirinya bisa memperoleh keuntungan Rp 300 ribu dalam waktu semalam.
Berbagai jenis pisang matang yang di jual pedagang pada perayaan Malam Qunut. (Foto : Rahmat Ali/banthayoid
"Biasanya kalau jual di pasar tradisional hanya bisa memperoleh keuntungan kurang lebih Rp 100 ribu,” kata Amir.
ADVERTISEMENT
Adapun harga pisang yang dijual di lokasi tersebut mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per sisir. Serta kacang Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per liternya.
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin