Merasa Dihina, Sejumlah Nakes Laporkan Akun Facebook di Polisi

Konten Media Partner
4 Juni 2020 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar dari postingan akun fb yang dilaporkan. Kamis, (4/6). Foto: Dok istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar dari postingan akun fb yang dilaporkan. Kamis, (4/6). Foto: Dok istimewa
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Beberapa unggahan di Facebook akhir-akhir ini dinilai merendahkan profesi tenaga kesehatan (Nakes) yang menangani COVID-19, terutama mereka di Gorontalo. Unggahan tak hanya mengandung cibiran, tapi juga caci maki bahkan fitnah. Sebuah akun bahkan menuding, nakes memanfaatkan isu COVID-19 ini untuk kepentingan pribadi. Dengan menerima aliran dana jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Tudingan yang tak lagi mampu dibendung ini, semakin meresahkan, bahkan memengaruhi mental para nakes itu sendiri. Karena harus menemukan komentar semacam itu di media sosial, kendati bekerja seharian menangani pasien. Untuk membendung isu liar semacam itu, sejumlah nakes mendatangi Polda Gorontalo hari ini, Kamis (4/6).
“Kami organisasi profesi, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Perawat Indonesia dan semua tenaga kesehatan yang ada di Gorontalo, melakukan pengaduan di Polda Gorontalo karena kami merasa keberatan dengan postingan-postingan tersebut,” kata Rita Bambang, salah satu nakes yang siang tadi melapor di Polda Gorontalo.
Tangkapan layar dari postingan akun fb yang dilaporkan. Foto: Dok istimewa
Rita mengungkapkan, ia bersama nakes di Gorontalo merasa profesinya direndahkan dengan postingan-postingan dan komentar di Facebook tersebut. Komentar kurang mengenakan itu menurutnya, membahayakan profesi mereka. Sebab, memicu ketidakpercayaan dan menumbuhkan kebencian di masyarakat. Jika sudah begitu, saat mereka melakukan tracing di lapangan, masyarakat akan menolak.
ADVERTISEMENT
Seluruhnya dirincikan Rita, ada lebih dari lima akun Facebook yang mereka adukan hari ini. Akun-akun tersebut dilaporkan karena unggahan dan komentar mereka yang tak pantas. Dan jika melihat tangkapan layar ponsel yang telah dicetak dan dibawa para nakes ke Polda Gorontalo, sejumlah postingan dan komentar akun itu memang bernada provokasi dan penghinaan. Serta, tudingan-tudingan yang oleh para nakes itu dibantah. Beberapa ada yang menulis bahwa dokter dan nakes menerima uang sebesar Rp 15 juta sebagai uang tunjangan selama merawat pasien COVID-19.
“Ngoni tida mongorti? (Kalian tidak mengerti?), itu dokter deng perawat lo korona dp tunjangan 15 juta per orang, jadi kalo korona so tidak ada di Indonesia dorang so tidak mo dapat itu tunjangan, bo bagitu depe corita,” tulis salah satu akun di laman komentar.
ADVERTISEMENT
Postingan itu lantas di bantah oleh Rita. Ia mengaku, sama sekali tak ada tunjangan dengan jumlah tersebut yang mereka terima. Karena ia dan seluruh nakes, tak hanya di Gorontalo, ikhlas dan tanpa kepentingan apapun melakukan itu. Selain kepentingan masyarakat itu sendiri agar mampu melawan COVID-19.
“(Kami ini) melakukan pemutusan rantai (penyebaran) COVID-19 ini dengan ikhlas. Tidak ada tendensi apapun. Tidak ada biaya apapun yang disebutkan di media sosial itu (kami terima). (yang) kami takutkan, kemanan kami terancam ketika kami melakukan tracing di masyarakat. Keamanan kami tidak dijamin loh,” kata Rita
Rita pun meminta masyarakat harusnya juga cerdas. Jangan mau terprovokasi dan lantas memercayai isi unggahan semacan itu. Menurutnya, jika masyarakat membutuhkan, mereka bisa mengklarifikasi tudingan-tudingan itu. Intinya, ia mau masyarakat jangan mudah termakan isu-isu hoks dan minim verifikasi.
ADVERTISEMENT
-----
Reporter: Wawan Akuba