Meraup Keuntungan Jutaan Rupiah Lewat Kreasi Olahan Eceng Gondok

Konten Media Partner
9 Juli 2019 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meja makan lengkap dengan kursi yang terbuat dari bahan dasar eceng gondok, hasil olahan pengrajin di Desa Luwoo, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Selasa (9/7). Foto : Burdu/banthayoid
zoom-in-whitePerbesar
Meja makan lengkap dengan kursi yang terbuat dari bahan dasar eceng gondok, hasil olahan pengrajin di Desa Luwoo, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Selasa (9/7). Foto : Burdu/banthayoid
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Warga di Desa Luwoo, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, menyulap eceng gondok sebagai kerajinan tangan. Bahkan dari tangan mereka eceng gondok dapat menjadi bahan baku perabot rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Bagi Suranip Abdul (61 tahun), warga setempat, mengelola eceng gondok bisa mendatangkan keuntungan. Berawal dari coba-coba pada tahun 2004 lalu, ia pun berhasil membuat beberapa produk dari eceng gondok. Berkat kreasinya tersebut, ia berhasil mendapat kesempatan untuk memamerkan hasil anyamannya di tingkat Internasional, tepatnya di Polandia pada 2008.
Tak cukup sampai di situ, ia bahkan pernah mendapatkan upakarti, yakni sebuah penghargaan bagi pengusaha teladan tingkat nasional di Istana Merdeka.
"Waktu itu produk yang saya bawa hanya berupa anyaman kecil. Seperti tas, piring makan, dan beberapa hiasan rumah tangga yang berbahan eceng gondok," ungkapnya, Senin (9/7).
Kursi sofa yang terbuat dari eceng gondok menjadi salah satu produk unggulan yang siap dipasarkan. (Foto : Burdu/banthayoid)
Suranip menjelaskan hanya butuh waktu dua minggu untuk menyelesaikan satu anyaman. Proses ini dimulai dari mengambil eceng gondok, pembersihan, penjemuran, lalu dibelah menjadi tiga bagian dan dikepang menjadi satu berbentuk seperti tali.
ADVERTISEMENT
"Itu yang akan dijadikan bahan utama pembuatan kursi, meja, tempat buah dan peralatan rumah tangga lainnya," lanjut Suranip.
Suranip memanfaatkan enceng gondong lantaran rotan mulai sulit didapatkan.
"Selain mengurangi eceng gondok di Danau Limboto, juga untuk mengajak masyarakat agar bisa memanfaatkannya," ujarnya.
Suranip Abdul, saat diwawancarai jurnalis banthayo.id. (Foto : Burdu/banthayoid )
Untung Jutaan Rupiah
Suranip bisa mendapat untung jutaan rupiah dalam sebulan. Keuntungannya bisa lebih saat ada pesta pernikahan, karena mereka biasanya memesan keranjang buah. Harganya ia jual Rp 150 ribu per lusin. Sementara untuk produk kursi dan meja dijual Rp 2.000.000 per buah.
"Kalau bulan Ramadan banyak yang membeli kursi dan meja. Biasanya saya dapat keuntungan Rp 30 juta," ungkapnya.
Sebagai upaya pemberdayaan, Suranip mulai mempekerjakan warga sekitar. Ia akan memberikan upah Rp 4.500 per meter untuk warga yang mengepang eceng gondok
ADVERTISEMENT
"Hitung-hitung untuk pekerjaan sampingan wara," imbuhnya.
Suasana Sentra Industri Kerajinan Industri Anyaman Rotan, berada di Desa Luwoo, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. (Foto : Burdu/banthayoid)
Buah tangan Suranip Abdul telah mendapatkan berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. (Foto : Burdu/banthayoid )
Salah seorang pekerja tengah membuat kursi. (Foto : Burdu/banthayoid)
Produk eceng gondok yang dianyam memiliki daya tahan kuat seperti rotan. (Foto : Burdu/banthayoid)
Tas Eceng Gondok menjadi salah satu produk unggulan yang diburu kaum wanita. Foto : (Burdu/banthayoid )
Keranjang buah dari eceng gondok di cat dengan warna menarik untuk menarik minat konsumen. (Foto : Burdu/banthayoid )
Tumbuhan eceng gondok yang tumbuh liar di Danau Limboto, (Foto : Burdu/banthayoid )
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin