ODHA di Gorontalo Mengalami Peningkatan

Konten Media Partner
16 Desember 2019 16:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi.(net)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi.(net)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Pengidap HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan, seiring temuan dan data validasi yang dilakukan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Data tahun ini yang sudah divalidasi Dinkes Provinsi Gorontalo ada sebanyak 521 oranga dengan HIV/AIDS (ODHA).
Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo, Misranda Nalole mengatakan bahwa kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Tahun sebelumnya ada 459 ODHA.
"Dari data tahun 2001 sampai 2019, jumlah penderita HIV terdiri dari 250 orang dan AIDS ada sebanyak 271 orang, maka total distribusi HIV/AIDS berdasarkan tahun diagnosa mencapai 521," kata Misranda, Senin (16/12).
Data tahun ini yang sudah divalidasi Dinkes Provinsi Gorontalo ada sebanyak 521 oranga dengan HIV/AIDS (ODHA). Foto : Dok Banthayo.id (Rahmat Ali)
Dari data yang ada, angka HIV/AIDS tertinggi berada di Kota Gorontalo dengan jumlah mencapai 185 orang. Masing-masing 86 orang penderita HIV dan 99 orang penderita AIDS. Sementara di urutan kedua ada Kabupaten Gorontalo, dengan total 116 penderita HIV/AIDS, terdiri dari 53 HIV dan 63 AIDS. Kabupaten Boalemo ada di posisi ketiga dengan jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 70 orang, terdiri dari HIV 38 dan AIDS 32. Selanjutnya Kabupaten Pohuwato penderita ada sebanyak 59 orang, terdiri dari HIV 33 orang dan AIDS 26 orang. Di Kabupaten Bone Bolango ada sebanyak 52 orang, terdiri dari HIV ada 16 orang dan AIDS ada 36 orang. Selanjutnya di posisi terakhir ada Gorontalo Utara, dengan jumlah pasien ada 39 penderita HIV/AIDS, yang terdiri dari 24 orang HIV dan 15 orang penderita AIDS.
ADVERTISEMENT
"Tapi kebanyakan juga yang kami data atau kami tes HIV/AIDS di Kota Gorontalo, banyak warga yang berasal dari daerah lain. Namun kami hitung bukan sesuai KTP, melainkan tempat mereka berada," ujarnya.
Dari data yang ada, angka HIV/AIDS tertinggi berada di Kota Gorontalo dengan jumlah mencapai 185 orang. Foto : Dok Banthayo.id (Rahmat Ali)
Sambungnya, dengan angka pasien tersebut, secara diagnosa dari bentuk penularan didominasi oleh hubungan seks/heteroseksual dengan angka temuan sebanyak 221 orang. Dan hubungan GWL (gay, waria, lesbian) dengan 218 orang. Sisanya melalui penularan biseksual dan bentuk lainnya.
"Tetapi mereka yang menderita penyakit itu tidak semuanya menetap di wilayah Gorontalo. Ada yang sudah pindah, dan ada juga yang sudah meninggal, dan sebagian sedang menjalani penanganan khusus," ungkapnya.
Tambahnya, pengidap penyakit ini paling besar berada di rentang usia produktif. Terdapat pada kelompok usia 15-24 tahun, yang kesehariannya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pengidap penyakit ini paling besar berada di rentang usia produktif. Foto : Dok Banthayo.id (Rahmat Ali)
"Untuk masyarakat saya harapkan harus berhati-hati terhadap virus tersebut. Lantaran penyakit ini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkannya. Pasien yang mengonsumsi obat itu hanya untuk menjaga penyakit tidak tertular ke orang lain. Namun, sesungguhnya HIV/AIDS itu masih kekal di tubuhnya sampai dia mati," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
----