Picu Kerumunan, Toko Non Pangan di Gorontalo Ditutup Hingga Minggu Depan

Konten Media Partner
21 Mei 2020 17:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kawasan pertokoan di Kota Gorontalo. Kamis, (21/5). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan pertokoan di Kota Gorontalo. Kamis, (21/5). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Mulai sore ini, Kamis (21/5), seluruh toko yang menjual pakaian di Gorontalo ditutup. Kebijakan itu diambil setelah Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie melakukan rapat daring bersama para pimpinan daerah kabupaten dan kota.
ADVERTISEMENT
“Toko penjual sandang atau non pangan, mulai hari ini kita minta tutup hingga minggu depan. Allhamdulilah kepada para pemilik toko itu, terutama yang besar-besar itu sudah setuju,” kata Rusli.
Suasana kawasan pertokoan di Kota Gorontalo. Foto: Dok banthayo.id (Burdu)
Menurut Rusli, penutupan toko juga karena menjelang Idul fitri, toko-toko ini dipadati pengunjung, tak hanya warga Gorontalo, juga warga dari daerah tetangga. Padalah, Gorontalo sendiri, kurva peningkatan kasusnya terus menanjak. Walaupun ada yang sembuh, tapi tak signifikan mengurangi kasus.
Ia sendiri akan memaklumi jika hari ini masih ada toko yang masih buka, karena memang suratnya juga terlambat. Namun mulai besok, Jumat (22/5), jika tidak mengindahkan, akan ditindaki. Ia juga sudah meminta unsur aparat keamanan untuk mengawal kebijakan ini.
Suasana kawasan pertokoan di Kota Gorontalo. Foto: Dok banthayo.id (Burdu)
“Kemudian untuk karyawan toko yang terdampak dari penutupan ini, akan kami beri sembako. Karena mereka juga terdampak,” kata Rusli.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada PSBB tahap pertama, toko-toko non pangan ini masih diberi kelonggaran untuk membuka usahnya hingga pukul 17.00 WITA, namun di PSBB tahap dua kemudian diperpanjang waktunya hingga pukul 19.00 WITA. Namun karena melihat jumlah kasus di Gorontalo yang semakin meningkat, sedangkan toko-toko ini mendekati Idul fitri mulai dipadati masyarakat, maka diputuskan untuk mengambil kebijakan penutupan.
Suasana kawasan pertokoan di Kota Gorontalo. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
“Karena kasus di Gorontalo sangat signifikan naiknya, maka ini kita pertimbangkan karena di sini terjadi penumpukan manusia. Dari tetangga kita, bahkan dari luar Gorontalo, dan belum mengikuti protokol kesehatan, sehingga kita anggap ini berbahaya,” tutup Rusli.
------
Reporter: Wawan Akuba