PSBB Diterapkan, Akses Masuk Perbatasan Gorontalo-Sulawesi Utara Ditutup

Konten Media Partner
8 Mei 2020 20:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di pintu masuk berbatasan Gorontalo-Sulut. Jumat, (8/5). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di pintu masuk berbatasan Gorontalo-Sulut. Jumat, (8/5). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
GORONTALO - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan di jalur perbatasan darat yang menghubungkan Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara, yang berada di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara. Terhitung sejak Kamis (7/5), sejumlah kendaraan umum tidak dizinkan melintasi jalur tersebut.
Terhitung sejak Kamis (7/5), sejumlah kendaraan umum tidak dizinkan melintasi jalur tersebut. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
Satu persatu kendaraan bermuatan material dilakukan pemeriksaan oleh para petugas yang berada di perbatasan. Jika kendaraan tersebut memenuhi syarat, seperti memuat bahan logistik, makanan, bahan bakar minyak, dan alat kesehatan, maka bisa dizinkan melintas. Selain itu, petugas tidak mengizinkan kendaraan lainnya untuk melintas.
Satu persatu kendaraan bermuatan material dilakukan pemeriksaan oleh para petugas yang berada di perbatasan. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
"Pokonya tidak bisa lewat. Karena PSBB sudah dimulai, dan sebelumnya sudah disosialisasikan terkait penerapan PSBB tersebut," kata Koptu Akmal, salah satu Anggota Koramill Atinggola yang berjaga di perbatasan tersebut. Jumat, (8/5).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kata Akmal, masih banyak warga yang tidak mengetahui penerapan PSBB di Provinsi Gorontalo. Apalagi para pemudik yang berasal dari Sulawesi Utara yang masih juga terlihat beraktivitas. Akibatnya, kendaraan pun terlihat menumpuk di jalur perbatasan.
Sesuai aturan hanya kendaraan yang memuat bahan logistik, makanan, bahan bakar minyak, dan alat kesehatan, yang dizinkan melintas. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
"Masih ada juga masyarakat di sini yang ingin keluar masuk perbatasan. Tetapi kami tidak izinkan, dan kami himbau agar besok tidak lagi melintasi jalur perbatasan. Ini demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Gorontalo," jelasnya.
Menurutnya, penyebaran COVID-19 akan secepatnya berhenti, jika masyarakat turut mendukung upaya pemerintah dengan diberlakukannya PSBB.
Seperti menerapkan protokol kesehatan dengan selalu mencuci tangan, dan menggunakan masker disetiap aktivitas di luar maupun di dalam rumah.
Akibat penutupan jalur perbatasan puluhan kendaraan pun terlihat menumpuk. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
"Selama 14 hari kita lakukan PSBB. Jadi, diminta warga untuk bersabar tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah. Selain itu juga, warga yang berada di luar daerah untuk saat ini jangan dulu pulang, karena ini upaya agar Gorontalo steril dengan COVID-19," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Begitu juga yang diungkapkan Sekertaris Camat Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Yolanda Giola. Ia mengatakan masih banyak mereka mendapati warga yang melalukan aktivitas mudik. Kendati larangan mudik untuk saat ini selalu ditekankan. Bahkan para pemudik beralasan untuk pulang ke kampung halamannya. Sehingga, informasi PSBB di Gorontalo dipastikan belum menyebar secara menyeluruh ke masyarakat.
Penutupan jalu perbatasan sebagai upaya agar Gorontalo steril dengan COVID-19. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
"Masih butuh sosialisasi beberapa hari kepada masyarakat. Masalahnya mereka tetap ngotot untuk bisa melintas di jalur perbatasan. Padahal kami sudah katakan sudah berlakukan PSBB," terangnya.
Dirinya menambahkan, dengan lambatnya informasi ke masyarakat membuat sejumlah polemik antara petugas dan juga masyarakat. Terkadang harus adu mulut dengan warga yang ingin memaksa masuk untuk melintasi jalur perbatasan.
Dampaknya dari penutupan jalan, petugas harus adu mulut dengan warga yang memaksa melintas. Foto: Dok banthayo.id (Wawan Oda)
"Apalagi para petani, dan pedagang sayur yang lalu lalang. Biar sekali sudah diingatkan tetap saja masih beraktivitas. Begitu juga warga yang setiap sorenya berbelanja dipasar. Bahkan mereka harus menyeberang sungai untuk bisa ke pasar," tandasnya.
ADVERTISEMENT
----