Ratusan Warga Korban Banjir di Kota Gorontalo Blokade Jalan

Konten Media Partner
5 Agustus 2020 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan Warga Korban Banjir di Kota Gorontalo Blokade Jalan. Rabu, (5/8). Foto: Dok banthayoid (Wawan Akuba)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan Warga Korban Banjir di Kota Gorontalo Blokade Jalan. Rabu, (5/8). Foto: Dok banthayoid (Wawan Akuba)
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Masyarakat korban banjir di Kelurahan Bugis, Kota Gorontalo, memblokade jalan menuju pelabuhan barang Gorontalo. Aksi ratusan warga yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Korban Banjir itu, menimbulkan antrean panjang kendaraan roda dua dan empat. Aksi itu sendiri merupakan buntut dari kekesalan warga setelah delapan kali permukimannya diterjang banjir.
ADVERTISEMENT
“Jadi begini, kami tahu bahwa ini (jalan) adalah fasilitas publik (dan tidak bisa melakukan blokade), namun pilihan ini kami ambil karena kami sudah mendatangi Kantor DPRD Provinsi Gorontalo, di sana tidak ada satu pun anggota DPRD yang ada (menemui kami),” kata Rafik Datau, salah satu orator, Rabu (5/8).
Kata Rafik lagi, bahkan masyarakat juga mendatangi kantor Gubernur Gorontalo, namun justru perlakuan tidak menyenangkan yang mereka terima, sebab “pada saat terjadi dialog, itu asisten satu langsung masuk ke dalam, dan meninggalkan kami. Makanya jalan satu-satunya bagaimana agar suara kami dapat didengar, kami memblokade jalan.”
Ratusan Warga Korban Banjir di Kota Gorontalo Blokade Jalan. Foto: Dok banthayoid (Wawan Akuba)
Rafik menuturkan, jika aksi mereka ini dianggap melawan aturan, maka sebenarnya yang paling melawan aturan itu menurutnya adalah pemerintah. Sebab, tugas mereka tidak dijalankan dengan baik. Buktinya, ketika rakyat mengeluh, rakyat mengadu, para pemerintah malah tutup mata dan bahkan ketika didatangi tidak ada di tempatnya.
ADVERTISEMENT
“DPRD itu tugasnya menerima aspirasi. Sekarang kami ke sana mereka tidak terima aspirasi kami. Malah mereka tidak ada di tempat. Itu artinya mereka melawan aturan. Mereka saja melawan apalagi kami (rakyat). Jadi (memblokade jalan) ini adalah jalan satu-satunya menurut kami untuk supaya mendatangkan mereka pemerintah,” kata Rafik.
Adapun aksi yang berlangsung sejak pukul 14.00 WITA itu nyaris ricuh. Pemicunya karena pihak kepolisian yang meminta warga untuk menyudahi aksinya. Sebab, antrean kendaraan mulai mengular. Meski begitu, aksi baru bisa benar-benar bubar setelah salah satu anggota DPRD Provinsi, Adhan Dambea, mendatangi massa aksi dan meminta untuk membubarkan diri.
“Aksi saya ambil alih. Kami menerima aspirasi ibu bapak. Silahkan aksi, kami tunggu di kantor DPRD Provinsi. Saya yang akan menemui bapak ibu. Tapi mohon hari ini kita bubar dulu,” ungkap Adhan saat menggunakan pengeras suara, yang lantas diiyakan oleh masyarakat.
Ratusan Warga Korban Banjir di Kota Gorontalo Blokade Jalan. Foto: Dok banthayoid (Wawan Akuba)
Secara rinci, tuntutan para warga korban banjir itu, meminta kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menangani persoalan banjir ini dengan cepat, termasuk segera mempercepat pembangunan tanggul.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga meminta untuk mencarikan solusi terhadap sejumlah kerusakan yang terjadi. Misalnya rumah-rumah yang hanyut dan rusak. Lalu, meminta untuk mengirimkan alat berat ke lokasi banjir, sebab lumpur tebal tidak lagi mampu dibersihkan dengan alat seadanya. Terakhir, mereka mempertanyakan kerusakan hutan di hulu, karena kerusakan itulah yang menyebabkan banjir setiap turun hujan.
-----
Reporter : Wawan Akuba