Rezeki Pedagang di Musim Durian

Konten Media Partner
23 Februari 2019 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Pedagang menjajakan durian di jalan HB Jassin Kota Gorontalo, Jumat (23/2). Foto : Renal Husa
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Pedagang menjajakan durian di jalan HB Jassin Kota Gorontalo, Jumat (23/2). Foto : Renal Husa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANTHAYO.ID - Ratusan durian yang diangkut pakai mobil diturunkan di toko gerai buah yang ada di Jl. Prof. Dr. H.B. Jassin, Kota Gorontalo. Salah satunya adalah milik Anton Pakaya (45), seorang pedagang di daerah itu.
ADVERTISEMENT
“Memasuki bulan Juni, pembeli mulai berdatangan menanyakan buah durian. Pembeli sudah tahu jika bulan juni adalah musimnya durian," kata Anton, Sabtu (23/2).
Buah durian yang dijajakan Anton beragam ukuran. Harga durian juga bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 45.000 per buah.
“Dalam sehari saya bisa menjual 300-500 buah," katanya. Pada waktu-waktu seperti itu dia bisa mendapatkan keuntungan bersih, Rp 6 juta hingga Rp 10 juta.
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menjadi pemasok utama durian di Kota Gorontalo. Anton mengaku bahwa durian lokal, seperti di Kecamatan Atinggola susah didapatkan, karena musimnya sudah lewat.
“Padahal durian lokal paling banyak ditanyakan pembeli, karena rasanya lebih enak, sekalipun daging buahnya sedikit,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Rasa manis durian dengan nama ilmiah Zibethinus ini diakui warga memang unik. Maka tak salah jika durian dijuluki rajanya buah.
“Rasa manis durian beda dengan buah lain. Dagingnya yang lumer, menjadi ciri khas dan menimbulkan rasa ketagihan,” ungkap Wandriyanto Ambran. Dia mengaku bisa menghabiskan Rp 50 ribu hanya untuk membeli durian.
Meski rajanya buah, namu sebagian orang tidak menyukainya. Faisal Saidi mengaku tak suka dengan aroma dan bentuk durian.
“Selain aromanya yang menyengat, bentuknya juga aneh. Mencium aromanya saja sudah membuat saya pusing dan mual,” katanya.
Reporter : Renal Husa
Editor : Febriandy Abidin