Tragis, Bocah 5 Tahun di Gorontalo Diduga Tewas di Tangan Ibu Tiri

Konten Media Partner
23 Mei 2022 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan anak. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan anak. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gorontalo – Aksi tindak kekerasan terhadap anak terjadi di Gorontalo. ASK, seorang anak perempuan asal Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, harus meregang nyawa di sebuah indekos di Kelurahan Molosipat, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, para pelaku kejahatan anak ini adalah orang-orang terdekat korban. Sebut saja SA, yang tak lain adalah ibu tiri korban. SA bersama wanita paruh baya lainnya berinisial SI, yang berstatus sebagai ibu kandung SA, diduga melakukan tindak kekerasan secara fisik yang menyebabkan korban tewas.
“Peristiwa itu terjadi pada Kamis 19 Mei 2022 lalu,” kata Kasat Reskrim Gorontalo Kota, IPTU Muhammad Nauval Seno, pada Minggu, (22/5).
Dari foto yang beredar, anak berumur lima tahun itu meninggal dengan kondisi mengenaskan. Di beberapa bagian tubuhnya ditemukan luka memar bekas hantaman benda keras.
Hasil penyelidikan sementara polisi, terduga penganiayaan adalah ibu dan nenek tiri korban. Kedua terduga kini diamankan di Polres Gorontalo Kota, setelah berhasil dibekuk petugas gabungan di daerah asal mereka di Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
“Ayah kandung korban berinisial KK juga turut diamankan dengan status sebagai saksi,” IPTU Nauval.
Lanjut Nauval, korban ASK sempat tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya di sebuah indekos di Kota Gorontalo. Korban yang sudah meninggal dunia langsung dibawa keluarganya ke rumah duka di Kota Kotamobagu untuk di semayamkan.
Mengetahui tubuh korban yang dipenuhi luka memar, keluarga korban lainnya curiga dan melaporkan kejanggalan tersebut ke polisi setempat. Atas permintaan keluarga, jenazah korban akhirnya di autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Manado, Sulut.
Hasil pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) petugas mendapatkan alat bukti berupa gunting dan patahan sapu yang diduga digunakan para pelaku untuk menganiaya korban. Polisi juga menemukan bercak darah di pakaian dan dinding indekos.
ADVERTISEMENT
“Kami masih mendalami kasusnya, namun motif penganiayaan itu kemungkinan ibu tiri dan nenek tiri melakukan kekerasan berhari-hari akibat tekanan ekonomi,” pungkas Nauval.