Warga di Gorontalo Protes Dugaan Penutupan Jalan oleh Dinas Kesehatan

Konten Media Partner
10 Juli 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan warga RT 6 lingkungan 01, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, saat melakukan aksi protes terhadap dugaan penutupan jalan menuju pemukiman warga. Rabu, (10/7). Foto: Burdu/banthayo.id
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan warga RT 6 lingkungan 01, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, saat melakukan aksi protes terhadap dugaan penutupan jalan menuju pemukiman warga. Rabu, (10/7). Foto: Burdu/banthayo.id
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Sejumlah warga di Lingkungan 01, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, melakukan aksi protes. Mereka memprotes Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo karena diduga akan menutup jalan menuju pemukiman warga, Rabu (10/7).
ADVERTISEMENT
Menurut warga setempat, jalan tersebut merupakan akses satu-satunya untuk bisa masuk ke permukiman.
"Dulunya jalan ini sangat lebar. Namun kenapa saat ini akan ditutup," ungkap Ino (48).
Sambil memegang baliho warga melakukan aksinya di halaman belakang kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. (Foto: Burdu/banthayo.id)
Permukiman warga di lingkungan tersebut berada tepat di belakang gedung Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. Jalur yang diprotes warga berada di antara Dinas Kesehatan dan gedung Farmasi yang saat ini dalam proses pembangunan.
Pembangunan gedung Farmasi menyisahkan lebar jalan kurang lebih tiga meter. Selain protes dugaan penutupan jalan, warga juga meminta agar dilakukannya pelebaran jalan.
Permintaan warga beralasan. Mereka menilai, jika ada kebakaran di lingkungan tersebut, maka mobil pemadam kebakaran sulit masuk.
"Protes ini sudah lama kami keluhkan, namun tidak ada realisasi dari pemerintah. Malah diisukan jalan ini akan ditutup oleh Dinas Kesehatan. Maka kami warga sekitar menuntut keras," tegas Dahlan Usman (43), warga lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Dahlan, sebelum pembangunan gedung Farmasi, pemerintah telah menjanjikan akan menyisahkan lebar jalan empat meter. Namun, hingga gedung itu dibangun, pemerintah tak memenuhi janjinya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, didampingi pihak keamanan dan Kejaksaan, menemui warga yang melakukan protes. (Foto : Burdu/banthayo.id)
"Sejak tahun 2015 kami sudah minta sama pak bupati. Sebelum dilakukan pembangunan gedung, kami minta bicarakan dengan warga untuk persoalan jalan ini. Tetapi, hingga kini belum ada kesepakatan dengan warga, malah gedung tersebut sudah dibangun," ungkapnya.
Menyikapi protes warga, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, angkat bicara. Di hadapan warga, Roni menjelaskan bahwa isu penutupan jalan itu tidaklah benar. Melainkan, pihak dinas akan berusaha untuk melakukan pelebaran jalan, tanpa merusak gedung Farmasi.
Usai melakukan pertemuan dengan warga, pihak Dinas Kesehatan bersama Petugas dan warga melakukan pengukuran jalan yang menjadi polemik. (Foto : Burdu/banthayo.id)
"Saya katakan sekali lagi, kami tidak punya niat apapun untuk melakukan penutupan jalan tersebut. Dan kami sepakat akan berusaha melakukan pelebaran jalan agar apa yang diharapkan warga terpenuhi. Jadi saya harap warga jangan terprovokasi soal isu yang berkembang," ujar Roni dihadapan warga
ADVERTISEMENT
Saat di wawancarai Roni mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten agar persoalan ini cepat terselesaikan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, memberikan keterangan Pers di hadapan sejumlah awak media. (Foto : Burdu/banthayo.id)
Dengan harapan ada titik terang soal jalur masuk ke wilayah permukiman warga tanpa merusak ke dua gedung.
"Nanti kita lihat kedepannya. Saya berharap, tidak ada lagi konflik dengan warga sekitar," pungkas Roni.
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin