Zainudin Amali Pimpin Upacara Hari Patriotik di Gorontalo
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Sejak Jepang menguasai daerah Manado, Sulawesi Utara, Belanda yang sebelumnya menduduki wilayah itu melarikan diri ke berbagai daerah. Namun sebelum itu, pasukan Belanda ini melakukan strategi militer "bumi hangus". Di Gorontalo, Belanda membakar kapal Kalio dan gudang kopra di pelabuhan. Mendengar kabar tersebut, Nani Wartabone mengajak para pemuda dari Suwawa menuju Gorontalo. Tidak berlangsung lama, Jumat pagi 23 Januari 1942, sejumlah pasukan yang telah dibekali senjata kemudian berhasil menangkap seluruh pejabat Belanda.
Dengan peristiwa itu, bersama masyarakat Gorontalo, Nani menurunkan bendera Belanda yang berkibar. Di rumah kediaman kepala Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT), ia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Memperingati peristiwa yang terjadi pada 78 tahun silam itu, masyarakat Gorontalo menggelar Upacara Peringatan Hari Patriotik, hari ini 23 Januari 2020, di Stadion 23 Januari, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Peristiwa itu menjadi refleksi sejarah untuk masyarakat Gorontalo. Memperingatinya adalah cara untuk menelusuri kembali ingatan sejarah para pejuang kemerdekaan saat melawan kolonialisme di Gorontalo. Sekaligus dengan itu, upacara ini menjadi momentum peringatan 20 tahun deklarasi Provinsi Gorontalo pada tahun 2000 silam. Peristiwa yang menjadikan Gorontalo sebagai daerah otonom baru, pisah dari Provinsi Sulawesi Utara.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dalam kesempatannya sebagai inspektur upacara, mengungkapkan bahwa dampak dari kegigihan tokoh-tokoh pejuang Gorontalo di masa lalu, sudah dinikmati oleh masyarakat saat ini dan nanti di masa depan.
“Segenap masyarakat, dunia usaha, pegawai negeri dan anak-anakku, para generasi muda, para pelajar marilah kita menumbuhkan tekad dan membulatkan semangat untuk mengambil bagian dalam mengisi pembangunan di daerah ini,” kata Menpora saat memimpin upacara patriotik ke-78 di Gelanggang 23 Januari, Kamis (23/1).
Sumbangan pikiran dan tenaga diperlukan untuk mewujudkan Gorontalo yang lebih maju menurutnya. Juga, sudah sebaiknya untuk menebalkan rasa pengabdian, rasa memiliki terhadap daerah.
“Pesan saya untuk masyarakat Gorontalo, kita harus kerja sama dan menjaga persatuan dalam membawa Gorontalo terus maju dalam pembangunan. Karena hanya dengan itu, Gorontalo bisa kita bawa melompat maju ke depan, karena kita semua bersatu,” kata menpora menutup pidatonya.
----
ADVERTISEMENT
Reporter: Wawan Akuba