Gerakan Pustakawan Banyuwangi Ikut dalam Rakornas Nasional di Jakarta

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
2 Maret 2020 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gerakan Pustakawan Banyuwangi Ikut dalam Rakornas Nasional di Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
#JENGGIRAT LITERASI, FCL BANYUWANGI " adalah jargon yang dibawa oleh perwakilan PBI dari Banyuwangi dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 24-27 Februari 2020 di Hotel Bidakara Jakarta.
ADVERTISEMENT
Terima kasih kepada Perpustakaan Nasional yang telah memberi porsi besar kepada keluarga PBI ( Pustaka Bergerak Indonesia ) , 41 Relawan PBI diundang untuk mengikuti Rakornas Perpustakaan Nasional , diantara empat puluh satu undangan khusus itu adalah Asa Firsa , Relawan PBI dari Banyuwangi Jawa Timur.
Dalam Rakornas tersebut menghadirkan para perwakilan Relawan PBI dari seluruh Indonesia.
Haru bercampur bahagia bagi Asa Firsa pegiat literasi dan juga seluruh Relawan PBI yang mengikuti Rakornas yang dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian , sekaligus Mendagri sebagai narasumber pertama dalam Rakornas tersebut. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Ph.D., meminta Perpustakaan diisi oleh Pustakawan yang kompeten. Artinya, selain memiliki kemampuan teknis, juga memiliki komitmen yang tinggi dalam mengelola perpustakaan. Hal itu dikatakannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Perpustakaan Nasional 2020 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, (25/02/2020).
Sebagai kementerian yang menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan bagi pemerintahan daerah, pihaknya berjanji akan terus mendorong keberadaan dinas perpustakaan di daerah guna menghadirkan akses bacaan bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri.
ADVERTISEMENT
“Saya selaku Mendagri ini pasti akan mendorong supaya masalah perpustakaan ini menjadi urusan yang wajib dilaksanakan Pemda. Meskipun wajib bukan pelayanan dasar, tapi adalah wajib dalam ilmu pemerintahan. Yang pertama regulasi, karena akan dibuat Permendagri khusus agar semua daerah membentuk dinas perpustakaan, Camat juga kita dorong untuk membuat perpustakaan yang dianggarkan oleh Kabupaten. Karena kecamatan tidak punya anggaran, desa punya uang sekarang, karena sudah ada transfer langsung per bulan ini (dana desa) nah ini salah satunya mereka bisa gunakan untuk membangun perpustakan desa lewat anggaran itu,” pungkasnya. Nirwan Ahmad Arsuka sebagai nara sumber berikutnya meminta kami sebagian kecil dari Relawan Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) juga ikut hadir mewakili semua rekan - rekan Pegiat PBI lainnya. Tentu sebagai perwakilan dari seluruh penjuru tanah air maka kami juga berasal dari banyak daerah. Bertemu dalam satu kesempatan merupakan suatu hal yang tidak pernah terjadi Pada kalangan pegiat Literasi Baca indonesia
ADVERTISEMENT
Kami Hadir di Hotel Bidakara denganl Visi
FCL (Free Cargo Literasi) DISTRIBUSI BUKU KE SELURUH PELOSOK TANAH AIR MERUPAKAN HAL YANG WAJIB DILAKUKAN.
Sejarah membuktikan bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai buku dan ilmu pengetahuan. Jepang melesat maju menyamai bangsa Eropa setelah menerjemahkan banyak buku-buku Barat. Cina kini mengungguli Amerika Serikat karena sejak era Deng Xioping mengirim ribuan mahasiswa ke AS. Jauh ke belakang, peradaban Islam juga maju setelah menerjemahkan buku-buku karya besar Yunani, Persia dan India.
Itulah pengantar dari Nirwan Ahmad Arsuka, pegiat gerakan Pustaka Bergerak, tentang pentingnya buku bagi kemajuan bangsa, dalam Kongres Perpustakaan Nasional di Hotel Bidakara Jakarta, 25-27 Februari 2020.
Melalui gerakan Pustaka Bergerak yang dirintis sejak 2014 kini telah menjangkau 1500 titik dan mempunyai 10.000 relawan di seluruh Indonesia. Pustaka Bergerak kini memiliki belasan lini di berbagai pelosok tanah air. Mulai Kuda Pustaka, Perahu Pustaka, Noken Pustaka, Bemo Pustaka, Motor Pustaka, Jamu Pustaka, Serabi Pustaka, Motor Tahu Pustaka, dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut penulis buku “Semesta Manusia”, yang baru saja diluncurkan, upaya swadaya masyarakat menyebar buku ke berbagai desa di daerah terpencil kemudian dibantu pemerintah. Kini gairah pengiriman buku ke seantero tanah air meningkat.
Nirwan merasa beruntung karena bertemu dengan banyak orang yang memiliki kepedulian dan tujuan yang sama untuk menyebarkan virus literasi seperti dirinya. Selama beroperasinya Pustaka Bergerak, Nirwan tidak menjanjikan keuntungan materi apa pun kepada kawan-kawan yang mendukung. Kebanyakan mereka telah memiliki akar kepedulian masing-masing. Mereka peduli agar anak-anak tidak kekurangan bacaan. Pustaka Bergerak menurut Nirwan mampu merobohkan tembok psikologis yang biasanya ada di perpustakaan yang tidak bergerak, pungkas Nirwan. (KRTH.ILHM/WER)