"Jenggirate Sekar Bayu” Tarian Kebangkitan Prajurit Wanita Blambangan

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2019 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
"Jenggirate Sekar Bayu” kreasi tari dari sanggar sayu wiwit aliyan - kontingen SMP Negeri 2 Rogojampi
zoom-in-whitePerbesar
"Jenggirate Sekar Bayu” kreasi tari dari sanggar sayu wiwit aliyan - kontingen SMP Negeri 2 Rogojampi
ADVERTISEMENT
Jenggirate Sekar Bayu, karya kontingen SMP Negeri 2 Rogojampi - Banyuwangi dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional ( FLS2N ) 2019 tingkat SMP bidang Kreativitas Tari.
ADVERTISEMENT
"Jenggirate Sekar Bayu” merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari usaha para wanita Bayu bangkit dari traumatic perang dengan cara melatih diri lahir batin. Secara fisik mereka melatih olah keprajuritan dalam hal kepiawaian memainkan beberapa senjata. Untuk memantapkan tekad berjuang mereka juga melakukan lelaku spiritual dengan berdoa memohon segala kekuatan dan kesaktian untuk membentengi diri melawan musuh-musuhnya yakni kaum penjajah. Inilah sekilas gambaran sajian karya tari yang berjudul "Jenggirate Sekar Bayu”
Jenggirate Sekar Bayu pula yang mengantarkan kontingen Banyuwangi menjadi salah satu yang terbaik dari 38 kabupaten / kota se Propinsi Jawa Timur dan mendapatkan salah tiket mewakili Jawa Timur dalam ajang FLS2N tingkat Nasional di Provinsi Banten bulan depan. Jenggirate Sekar Bayu sendiri sudah sesuai dengan pemahaman akan gerak tari yang di dalamnya terdapat karakter-karakter anak bangsa yang mencintai keberagaman.
ADVERTISEMENT
Kekompakan yang terjalin tidak begitu saja tumbuh. Ditanya mengenai porsi latihan hingga bisa lolos ke tingkat nasional, Joelaidi sang pelatih dari Sanggar Sayu Wiwit, Aliyan Kecamatan Rogojampi Banyuwangi, mengungkapkan bahwa semua itu bisa didapat dengan pendalaman yang lebih kurang 2 bulan.
“Porsi latihan kami itu selepas pulang sekolah. Kalau hari libur lain lagi, kami latihan dari pagi hingga sore. Semua dimulai dari 2 bulan yang lalu, kami memulainya dari nol. Kesulitannya adalah di awal-awal, kami sulit mengatur ritme supaya lebih kompak. Syukur Alhamdulillah usaha tidak pernah membohongi hasil. Latihan yang terus menerus itu akhirnya membuat kami kompak dan dapat meraih hasil yang maksimal di Gedung Dinas Pendidikan Kota, jalan Jagir Sidoresmo 7 Surabaya ini, ujar Joelaidi
ADVERTISEMENT
Perasaan yakin muncul saat mereka menginjakkan kaki di kota Surabaya ini, Joelaidi bercerita tentang bagaimana mereka melihat penampilan kabupaten lain yang begitu hebat dan luar, biasa.
“Awalnya memang tidak yakin, karena kebetulan sambil menunggu giliran tampil kami melihat penampilan dari kabupaten- kota lain dan itu keren-keren. Optimisnya lebih banyak dibanding pesimisnya,” cerita Joelaidi yang juga seorang guru.
Setiap kegiatan tentu memberikan pengalaman yang berharga. Begitu juga dengan kontingen kabupaten Banyuwangi ini dengan lantang mengungkapkan bahwa Festival Lomba Seni Siswa Nasional ini memberikan pelajaran serta wawasan terhadap budaya bangsa selain itu juga merajut tenun kebangsaan di antara para peserta.
“Sebagai ajang kompetisi menunjukkan budaya dan adat dari seluruh Provinsi Jawa Timur karena dengan kita melihat budaya dari teman-teman 38 kabupaten- kota, kita jadi tahu, dan itu akan memupuk rasa nasionalisme kita. Ditambah lagi dengan banyak teman, ya pokoknya pengalaman ini pasti berharga banget,” tambah Joelaidi
ADVERTISEMENT
Ditanya mengenai keberhasilannya mendapat hasil yang maksimal di Festival Lomba Seni Siswa Nasional 2019 ini, mereka secara bersahutan menjawab hanya dengan satu kata yang menggambarkan rona kebahagiaan "Senaaaanggg,” jawab talent-talent remaja itu bersahutan. Para talent remaja tersebut adalah siswi SMP Negeri 2 Rogojampi dan tergabung dalam satu sanggar Sayu Wiwit Kecamatan Rogojampi Banyuwangi. Festival Lomba Seni Siswa Nasional 2019 tingkat Propinsi Jawa Timur ini menurut DR. Restu Gunawan, M. Hum Direktur Kesenian Direktorat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI , adalah sebagai upaya memberi ruang untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi siswa dari kelompok umur 12-15 tahun hingga mendapatkan prestasi dan menjadi kebanggaan daerah khususnya dan Indonesia pada umumnya. Jangan pernah takut berkreasi, berinovasi dan mengembangkan sesuatu yang baru yang berakar dari kerifan lokal masing-masing daerah. Jangan pernah takut mengeksplore kelebihan dan potensi daerah masing-masing di pentas terhormat di tingkat yang lebih tinggi , bahkan Nasional nanti, Jelas Restu.(KRTH.ILHM/WIR)
ADVERTISEMENT