Kenalkan Situs Megalitikum Panjen Untuk Generasi Milineal Banyuwangi

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
28 Januari 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi ,Titien Fatimah Memberikan Bimbingan Kepada Generasi Milenial Banyuwangi Tentang Peninggalan Megalitikum
zoom-in-whitePerbesar
Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi ,Titien Fatimah Memberikan Bimbingan Kepada Generasi Milenial Banyuwangi Tentang Peninggalan Megalitikum
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rifqy Akbar Syahputra Ketua OSIS SMPN 2 Rogojampi dan dua rekannya Nur Azizah Kurniawati , Yuandira Ladyan Carera satu tim dalam OSIS terpilih mengikuti Inventarisasi dan pengkajian obyek tinggalan arkeologis budaya megalitikum di Desa Jambewangi Kec. Sempu yang bertujuan mengenalkan kepada generasi millenial tentang peninggalan peradaban megalitikum Panjen.
ADVERTISEMENT
Rifqy beserta kawan-kawan dan yang lainnya mewakili generasi pendidikan abad 21 merupakan generasi era milenial. mempunyai gaya hidup happyness , suka traveling , mandiri, fashionable, suka berkolaborasi, serta menguasai teknologi digital, yang menurutnya lebih menantang daripada berada di kelas menghadapi guru mereka yang membosankan. Pembelajaran out door merupakan proses mengasah aktivitas fisik, sosial ( kerjasama ) untuk menumbuhkan kreatifitas dalam pencapaian belajar .
Berbagai lingkungan yang dapat digunakan untuk sumber belajar antara lain persawahan, taman, museum, kunjungan lapangan; Pendidikan menjelajah lingkungan , termasuk destinasi wisata sejarah , dan destinasi wisata alam. Pembelajaran di luar Kelas atau biasa dikenal outdoor learning dengan mengutamakan kerja kelompok mendapat bimbingan dari Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi , Titien Fatimah dengan empat anggota tim lainnya, rabu 22/1/2020. Mereka mengikuti suatu kegiatan pendidikan di luar kelas yang berorientasi pada alam sekitar yang mempunyai sifat menyenangkan dan dapat mewujudkan nilai spiritual siswa mengenai keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa seperti di destinasi wisata sejarah dan religi situs megalitikum panjen desa Jambewangi Kecamatan Sempu adalah sebagai ungkapan rasa syukur dengan cara mengamati, menyelidiki, menemukan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan peradaban masa prasejarah . Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi dimana siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja tetapi bisa belajar dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan ke tempat yang dikunjungi.
Mengadakan kegiatan study banding mengunjungi obyek situs megalitikum panjen.
ADVERTISEMENT
Karakteristik Situs Megalit Panjen yang ada di dusun Panjen desa Jambewangi adalah adanya tiga situs kuno yang diduga " Menhir " sebagai tempat ibadah jaman prasejarah berupa tatanan batu yang disusun simetris membentuk bujur sangkar di tiga tempat dalam kisaran 1 km
Situs megalit panjen terletak pada ketinggian 270 mdl dengan koordinat UTM -8, 296687 S, 114,128667 E. Upaya penelitian dan pengkajian dilakukan untuk mengantisipasi berbagai upaya , termasuk melibatkan generasi milenial agar ikut peduli terhadap tinggalan sumber daya arkeologi di situs megalitikum Panjen ini. Mereka sangat antusias mengikuti dan melaksanakan kegiatan ini. Para pelajar yang mengikuti inventarisasi ini sangat senang sekali ikut terlibat dengan kegiatan pengkajian obyek-obyek sumber daya arkeologi yang berpotensi sebagai cagar budaya.
ADVERTISEMENT
Tujuan berikutnya masih di desa Jambewangi adalah meneliti dan menginventarisasi beberapa artevak lepas dari reruntuhan candi gubuk payung di hutan wilayah Perhutani Banyuwangi barat yang sekarang tersimpan di sebuah pura Ngesti Dharma dusun Sumberejo tak jauh dari asal artevak itu dijarah. Artevak itu sangat penting karena peninggalan masa klasik saat Rsi Markandya menyebarkan agama Hindu di lereng gunung Raung abad 9 masehi.
Secara bertahap siswa dari sekolah menengah SMP dan SMA/ SMK dilibatkan, mereka sangat antusias mengikuti dan melaksanakan kegiatan ini. Mereka sangat senang sekali ikut terlibat dengan kegiatan-kegiatan pengkajian obyek-obyek yang berpotensi sebagai cagar budaya.
Menurut Ryfqi ( 14 tahun) salah satu pelajar yang mengikuti kegiatan ini dirinya merasa tidak hanya diajari teori dengan membaca sejarah saja namun dapat membuktikan teori tersebut di lapangan dan yang bikin saya senang program ini bisa dijadikan bahan menambah wawasan bahwa Banyuwangi memiliki banyak potensi cagar budaya pra sejarah seperti situs megalitikum Panjen ini yang membutuhkan perhatian dan penyelamatan khusus mulai dari masyarakat, sekolah, perguruan tinggi dengan pemerintah , jlentreh Ryfqi (KRTH.ILHM/WER)
ADVERTISEMENT