Pentas 9 Dalang Muda Banyuwangi Memperingati Hari Wayang Nasional

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
30 November 2019 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentas 9 dalang Padakawangi di Halaman Parkir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Photo@Cakwer
zoom-in-whitePerbesar
Pentas 9 dalang Padakawangi di Halaman Parkir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Photo@Cakwer
ADVERTISEMENT
Paguyuban Dalang Kaneman Banyuwangi ( Padakawangi ) memperingati Hari Wayang Nasional bertempat di Halaman Parkir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi jalan A. Yani no 78 , Kamis (28/11/2019) malam. Pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Babad Alas Ingas (Dumadine Negari Ngastina)” ini dimainkan oleh 9 ( sembilan ) dalang muda anggota Padakawangi.
ADVERTISEMENT
Acara ini digelar untuk memperingati Hari Wayang Nasional, apalagi Wayang sudah diakui Unesco sebagai warisan Budaya milik Dunia sejak 7 Nopember 2003. Pagelararan ini merupakan bentuk kecintaan para seniman muda pedalangan serta karawitan dalam kiprahnya ikut melestarikan dan pengembangan kesenian tradisional wayang kulit.
Para Dalang muda merasa berhutang budi atas jasa-jasa para Dalang Senior dalam melestarikan kesenian wayang kulit, dengan acara ini diharapkan dapat mengenang masa keemasan berkembangnya kesenian wayang kulit. Sehingga nantinya akan menjadi cambuk bagi seniman muda untuk terus berkreasi dan melanjutkan perjuangan para Dalang senior di bidang seni dan budaya.
Nur Hamim , Kabid Kebudayaan mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Banyuwangi menyambut baik digelarnya yang diinisiasi Paguyuban Dalang Kaneman Banyuwangi ( Padakawangi ) ini. “Saya menyambut baik pagelaran acara ini. Karena acara ini bisa memberi inspirasi pada pelaku Seni , utamanya seni pedalangan dan karawitan. Semoga dengan terselenggaranya acara ini, seni pedalangan dan seni karawitan di Kabupaten Banyuwangi dapat lestari dan berkembang,” harapnya.
Pameran Keris "Purnama" dalam Acara Pentas 9 Dalang Padakawangi di DISBUDPAR Banyuwangi Photo@Budi Osing
Pagelaran wayang kulit yang dimainkan oleh dalang sembilan Dalang dari Padakawangi ini mampu menghipnotis ratusan penonton. Penonton merasa terhibur. Mereka rela menonton wayang sampai larut malam, dan bahkan hingga menjelang subuh. Menurut Fatah yasin, yang duduk diantara undangan dari Dewan Kesenian Blambangan " Dalangnya muda-muda. Yang menarik para dalang yang belum/sudah ndalang ikut nabuh. Ini parade dalang dalam semalam. Setiap dalang jelas punya karakter masing-masing. Yang jelas rame, rasa gado-gado" jlentreh Sastrawan Banyuwangi ini.
ADVERTISEMENT
Pengamat Ringgit Purwo, Adi Brewok Sugiyanto menyampaikan bahwa, Secara penyelenggaraan Saya rasa cukup sukses terutama misi para dalang remaja dan dalang muda ini bisa tersampaikan, mereka bersusah payah serta berupaya dengan cara bergotongan royong urunan dan dengan bantuan fasilitas tempat dan konsumsi dari Disbudpar Banyuwangi bisa terselenggara, mereka sebenarnya ingin menyampaikan aspirasinya, mereka bagian dari masyarakat Banyuwangi yang setia nguri-nguri seni budaya juga butuh perhatian dari Pemerintah, selama ini mereka merasa tidak diperhatikan, bahkan sudah 3 tahun ini tidak pernah di ikutkan dalam festival dalang Jawa Timur padahal undangan jatuhnya di Disbudpar tapi tidak sampai kepada para dalang muda ini yg sdh berlatih bertahun-tahun. Padahal dalang muda Banyuwangi pernah menjuarai festival dalang Jawa timur ini dan membawa nama harum Banyuwangi, jelas Adi Brewok.
Segenap Pengurus Dewan Kesenian Blambangan Menghadiri Pentas 9 Dalang Muda Hingga Larut Malam Photo@Cakwer
" Secara seni pedalangan Saya rasa para dalang muda ini masih harus banyak belajar kepada para seniornya, kemampuan dan ketrampilan dalam memainkan wayang (sabet) sudah bagus tetapi dalam hal tatas titis kalian titilaras perlu terus diasah, intonasi dalam ontowicara perlu terus diasah, pendalaman dalam menghayati kedalam rasa utk menghidupkan peran wayang juga masih sangat perlu banyak berlatih", tambah Adi Brewok.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Adi Brewok menyatakan bahwa mereka protes dalam bentuk penyelenggaraan pentas wayang malam ini, agar kedepannya mereka bisa diberikan ruang dan anggaran utk bisa mentas seperti semalam, tapi ya tidak 10 dalang bersamaan seperti itu, barangkali bisa satu dalang satu pementasan atau maksimal 2 dalang dalam satu pementasan. Dan harapan ini menurut beberapa Dalang senior, jika Pemerintah menyelenggarakan wayangan ya gak perlu ngundang dalang dari luar daerah sebab kita punya ratusan dalang yg perlu diberdayakan, pungkas Adi Brewok.
Pentas 9 Dalang ini disiarkan Langsung Oleh Radio Mandala FM dan di dokumentasikan Oleh Youtuber CakWer Channel
Sementara KRT. H. Ilham Triadinagoro, Budayawan mengungkapkan keprihatinannya terhadap lunturnya kecintaan masyarakat terhadap wayang kulit. Padahal, dalam dunia pewayangan banyak diajarkan tentang filosofi, tasawuf, akhlak hingga budi pekerti. "Banyak generasi muda kita tidak kenal dunia pewayangan. Padahal di situ banyak diajarkan tentang berbagai hal termasuk masalah filosofi, tasawuf, akhlak, dan budi pekerti," ujarnya. Hal itu disampaikan di hadapan ratusan penonton 'Pagelaran Wayang Kulit yang dihelat panitia bekerjasama dengan Disbudpar Banyuwangi Kamis (28/11) malam. Maka dari itu, lanjutnya, untuk mengembalikan kejayaan wayang kulit meski diakui tidak bisa secepat membalikkan telapak tangan, budaya mencintai wayang kulit harus kita galakkan kembali. "Siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan budaya kaya akan makna di Bumi Pertiwi ini dan ini sekaligus nguri-uri (menjaga) warisan Wali Songo," tegasnya. Gagasan Pagelaran Wayang Kulit ini patut di apresiasi , kegiatan pentas wayang kulit yang berlangsung . "Pentas wayang kulit malam ini adalah tonggak awal dalam upaya ikut melestarikan budaya dan Insya Allah pentas dengan lakon " Babad Alas Ingas " di hadapan tamu undangan serta ratusan pengunjung dari wilayah Banyuwangi dan sekitarnya.(KRTH.ILHM/CAKWER)
ADVERTISEMENT