Perdunu Klarifikasi Rencana Festival Santet Banyuwangi di Kantor Disbudpar

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
9 Februari 2021 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perdunu Klarifikasi Rencana Festival Santet Banyuwangi di Kantor Disbudpar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Isu akan digelarnya festival Santet oleh Organisasi Persatuan Dukun Nusantara ( Perdunu ) yang didirikan di Songgon Banyuwangi beberapa hari lalu, memberikan spekulasi soal Banyuwangi yang santer dengan istilah Kota Santet. Terkait dengan itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mengundang Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) untuk melakukan klarifikasi terkait agenda Festival Santet yang akan mereka adakan. Gelar Festival Santet adalah rencana program Organisasi Khusus Para Dukun ( Perdunu ) kedepan.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah pihak mendesak agar Perdunu merubah nama organisasinya dan istilah Festival Santet. Sebab, hal tersebut memiliki stigma negatif khususnya bagi masyarakat di luar Banyuwangi, senin, 8/2/2021.
Banyuwangi menjadi salah satu hal yang membuat Kota berjuluk ‘Sunrise of Java’ itu dibahas oleh banyak orang. Pemberitaan ini viral ketika dilakukannya Deklarasi Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang dilakukan di Banyuwangi pada 4-2- 2021 lalu. Bahkan salah satu agenda dari Perdunu yang memancing polemik adalah akan diadakannya Festival Santet.
Klarifikasi ini untuk meluruskan kontroversi yang ditimbulkan Perdunu, khususnya terkait agenda Festival Santet yang menjadi program kerjanya. Ketua Umum Perdunu Gus Abdul Fatah Hasan , memahami apa yang menjadi kegelisahan beberapa pihak atas program Perdunu termasuk rencana mengadakan Festival Santet beberapa waktu kedepan. “Kami sangat mengapresiasi forum ini, untuk melakukan klarifikasi, Intinya kami memahami apa yang berbagai pihak dalam forum klarifikasi ini ,” katanya. Lebih lanjut Gus Fatah menyampaikan, perubahan nama tersebut harus dibahas dalam forum internal organisasi, “Akan kita tindak lanjuti dalam rapat internal. Ditunggu dua tiga hari kedepan ,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hadir dalam acara itu, Muhammad Yamin, Ketua MUI , MY Bramuda Kepala Disbudpar Banyuwangi, Aziz Hamidi Kepala Kesbangpol, Pengurus DKB dan beberapa ormas seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama serta pengurus Perdunu.
Ketua MUI Banyuwangi, KH. Muhammad Yamin mengatakan, klarifikasi ini penting dilakukan sebagai bentuk tabayun terkait keberadaan Perdunu serta meluruskan Festival Santet yang menjadi salah satu program kerjanya.
Terlebih, istilah santet tersebut sudah mendapat stigma negatif di maayarakat.Mengingat pada Tahun 1998 silam, Banyuwangi pernah diterpa isu santet yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan.
Dari apa yang sudah dipaparkan Perdunu tadi, sebenarnya tujuannya baik. Namun penggunaan istilah dukun dan santet inilah yang kemudian menjadi polemik, "Pihaknya mengajak Perdunu Indonesia untuk kembali berpikir dan mengajak image Banyuwangi yang sudah bagus ini. ” kata kiai Yamin.
Hal senada juga disampaikan Samsudin Adlawi, Ketua Pengarah Dewan Kesenian Blambangan mengatakan, DKB sebenarnya sudah mencoba untuk mengubah stigma masyarakat terkait pemaknaan kata santet seperti yang dilakukan Perdunu saat ini. Santet dimaknai sebagai ilmu putih berupa pengasihan atau mahabah dalam istilah agama Islam.
ADVERTISEMENT
Namun hasilnya tetap nihil. Kata santet sudah melekat dalam paradigma masyarakat sebagai praktek perdukunan untuk mencelakai orang. “Ini sudah melekat. Sulit untuk dirubah image santet ini,” katanya.
Untuk itulah, DKB berharap agar Perdunu lebih arif lagi dalam penggunaan istilah Festival Santet. Ini juga untuk menjaga citra Banyuwangi yang selama sepuluh tahun terakhir dikenal akan keindahan pariwisatanya.“Lebih bijak istilah Festival Santet ini diganti. Bisa Festival Religi atau nama lainnya yang lebih elok,” harapnya.
Sementara MY. Bramuda, Kepala Disbudpar Banyuwangi berharap forum ini bisa mengakhiri polemik terkait Festival Santet. “Kita dalam hal ini mendahulukan tabayun . Ini adalah cara Banyuwangi untuk menyelesaikan masalah. Insya Allah akan ada titik temu terbaik,” katanya.
ADVERTISEMENT
Forum klarifikasi ini untuk menghindari fitnah dan prasangka buruk. “Saya melihat ada niatan yang baik dari kawan-kawan (perdunu). Sebenarnya ini forum untuk tabayun
Ini juga sekaligus kita jelaskan bagaimana cara berorganisasi terutama masalah perizinannya, juga bagaimana cara festival. Termasuk juga menelaah istilah dukun, yang menjadi khazanah tidak baik yang disematkan pada organisasi ini,” pungkas Bramuda.(Krth.Ilhm/CakWer)