Selamat Jalan Sang Maestro in memoriam Mozes Misdy, 1938 - 2021

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
3 Februari 2021 1:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selamat jalan Sang Maestro Mozes Misdy, semoga amal baikmu diterima Allah  dan kita-kita yang masih hidup bisa mewarisi semangat berkesenianmu
zoom-in-whitePerbesar
Selamat jalan Sang Maestro Mozes Misdy, semoga amal baikmu diterima Allah dan kita-kita yang masih hidup bisa mewarisi semangat berkesenianmu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tulus ikhlas luas pikiran
Tenang hati sabar dermawan
Banyak ilmu kehidupan
ADVERTISEMENT
menyimpan kemenangan
Indah disandang
Indah bagai pelangi jiwa
Buah cinta kasih sayang
Hati sabar rejeki melimpah
Keberhasilan datang
Sukses tak terkalahkan
Mozes Misdy merupakan Maestro yang terbentuk dari tempaan alam yang luar biasa, tekadnya menjadi seorang pelukis otodidak. Disempurnakan oleh talenta yang sudah ia miliki. Mozes Misdy lahir dengan nama Misdi, 14 Desember 1938 di Banyuwangi Jawa Timur. Kecintaan dan kegemarannya melukis telah membawanya menjadi pelukis yang diperhitungkan di kancah seni rupa Indonesia, bahkan manca negara.
Sejak usia muda Mozes Misdy sudah mengakrabi seni lukis, meski sedikit pun mengenyam pendidikan formal di sekolah seni rupa. Tapi kualitas, teknik, dan goresannya tak kalah dari para pelukis lulusan akademi/sekolah tinggi seni rupa. Mozes telah melakukan banyak pameran, di dalam maupun luar negeri.
ADVERTISEMENT
Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa lukisan. Moses telah melakukan banyak pameran, di dalam maupun luar negeri. Dia merupakan salah satu pelopor yang mengenalkan aliran Ekspresionisme dengan teknik palet di Indonesia. Harus diakui banyak pelukis yang terinspirasi dengan tehnik Paletnya. “Penyederhanaan obyek, dan tehnik penumpukan warna dengan pisau paletnya mampu merubah apa yang sederhana jadi kekuatan karya-karyanya.
Karya Sang Maestro Mozes Misdy
Ratusan bahkan ribuan karyanya tersebar pada kolektor dalam dan luar negeri. Ciri karya Mozes adalah paletan dengan cat minyak yang tebal. Bertumpuk-tumpuk cat dengan polesan yang sangat berani di luar kewajaran karya pelukis pada umumnya, menjadi salah satu ciri karyanya. Ketebalan cat pada kanvas bisa setebal 5 sampai 7 cm.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, nama Mozes tercatat sebagai salah satu pelopor yang mengenalkan teknik palet dalam melukis, yaitu tidak menggunakan kuas melainkan pisau palet. Kekhasan dari teknik ini, penikmat lukisan seperti disuguhkan lukisan tiga dimensi, di mana dalam lukisan itu terdapat tonjolan serupa relief yang dioleskan dengan pisau palet.
Seorang Maestro pelukis kawakan dengan bekal kegemaran melukis secara otodidak, sejak masih muda . Ketekunan dalam menggarap keinginan yang sudah diniatinya. Mozes Misdy mengatakan “Aku melukis dengan rasa iklas dan tulus, karena ini adalah kodratku” akunya dalam suatu kesempatan pada koleganya.
Mozes mengawali debutnya sebagai pelukis justru saat mengawali debutnya mengadakan pameran tunggal di Kualalumpur, Malaysia, tahun 1969. Setelah itu, berturut dia berpameran di Darwin, Perth, Casuarina (Australia), hingga Bangkok. Ketokohannya di kancah seni rupa Indonesia telah menginspirasi banyak pihak. Moses dianggap sebagai maestro seni lukis beraliran Ekspresionisme.
Meskipun sudah melalang buana , namun Pak Mozes tidak melupakan tanah kelahirannya Banyuwangi, Terbukti tahun 2000, Mozes membangun Mozes Misdy Museum & Art Gallery, di tanah kelahirannya, Banyuwangi yang difungsikan juga sebagai wahana diskusi, pengkajian dan tempat pameran bagi para pelukis muda, terbuka bagi pelukis lain untuk belajar. Terutama belajar bagaimana melukis dengan teknik palet, yaitu melukis dengan pisau palet, bukan dengan kuas. Harus diakui banyak pelukis yang terinspirasi dengan tehnik Pak Moses. “Penyederhanaan obyek, dan tehnik penumpukan warna dengan pisau paletnya mampu merubah apa yang sederhana jadi kekuatan.
ADVERTISEMENT
Karena boros dengan cat itulah kemudian Mozes membuat cat sendiri. Banyak pelukis yang belajar membuat cat dan memanfaatkan cat minyak buatan Mozes. Mula-mula diberi gratisan, tetapi kemudian membeli dengan harga yang murah. Dan ini sangat membantu para pelukis. Banyak sekali pula pelukis, tidak hanya mereka yang tinggal di Banyuwangi, yang merasa bangga menjadi murid Mozes Misdy.
Kepergian Mozes Misdy kealam keabadian meninggalkan duka dan kesan mendalam bagi seniman khususnya pelaku seni rupa Banyuwangi. Mozes Misdy telah pergi, semangatnya tetap abadi. Sebagai pelukis Mozes sangat produktif. Semangatnya untuk melukis luar biasa.
Beliau adalah orang yang sederhana. Dan selalu membimbing pelukis juniornya menciptakan karya lukis yang mempesona, dengan tidak berhenti bereksperimen untuk mencoba memberikan semangat kepada pelukis Banyuwangi untuk bangkit di tengah pandemi COVID-19.
Karya Sang Maestro Mozes Misdy
Pesan nya untuk generasi penerusnya “Hidup ini sangat singkat, itulah yang menjadikan kami terus bergerak, berkarya bergerak dan berkarya lagi. Denyut hidup yang dirasakan perlu kiranya diekspresikan menjadi karya yang terus menerus mengalir bak air yang tak kenal berhenti", katanya dengan bersemangat. Bagi yuniornya , Mozes Misdy adalah orang tua dan teman yang baik, saat diajak diskusi masalah kesenian. Baik sesama pelukis, juga dengan para pejabat. Meskipun sudah melalang jagad, namun Pak Mozes tidak melupakan tanah kelahirannya Banyuwangi, serta terus memompa semangat anak-anak muda yang mempunyai bakat seni-lukis. Salah satu teladan yang ditinggalkan untuk yuniornya , meski usia sudah kepala delapan, tapi dia tidak berhenti melukis. Lukisannya, pada umumnya dengan obyek perahu nelayan, hutan dan bunga. Lukisan bermedia kanvas dengan cat minyak, diguratkan secara apik menggunakan alat pisau palet bukan kuas seperti lazimnya, maka lukisan ini terlihat lebih memancarkan ketajaman hasil, dengan pengaturan pewarnaan yang sangat beraniuntuk mencapai kesempurnaan. Kelihatan bahwa cat yang timbul dan menyeruak menampilkan seni yang sangat terasa, ruh yang ada pada lukisan itu kuat menonjol. Di Indonesia masih sedikit pelukis yang menggunakan Tehnik pisau palet, karena tehniknya begitu sulit, yang jelas banyak menghabiskan cat minyak. Mozes Misdy Pelukis Revolusioner dengan kreatifitas bermodal talenta dan proses berkesenian yang panjang dan tetap konsisten pada jalurnya.
ADVERTISEMENT
Mozes sangat gigih dalam memperjuangkan prinsip kesenian.Proses panjang berkesenian Mozes Misdy, menghasilkan keberkahan tersendiri bagi dirinya maupun bagi penikmat seni juga bagi orang lain disekitarnya.
Dan itu yang tidak bisa ditiru pelukis lain.Tahun 1980 an Mozes Misdy pernah menggerakan seniman Banyuwangi untuk berpameran, dengan mendikiran Sanggar Setinggil Blambangan. Saat itu selain sebagai penggerak, Pak Mozes juga yang menjembatani para seniman dengan pejabat Pemkab Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, merasa ikut kehilangan "Kami selaku pemerintah daerah turut berduka cita atas wafatnya Mozes Misdy. Beliau adalah pelopor pelukis yang mengenalkan teknik palet di Indonesia," ujar Anas . Meski tidak hadir Anas mengirimkan karangan bunga ikut berbela sungkawa.
Selamat jalan Sang Maestro, semoga amal baikmu diterima Allah dan kita-kita yang masih hidup bisa mewarisi semangat berkesenianmu.
ADVERTISEMENT
Semoga almarhum Mozes Misdy husnul khotimah Mendapatkan tempat layak disisiNya, diampuni segala dosanya, Aamiin YRA...... (Krth.Ilhm/CakWer)