Waroeng Kemarang Tawarkan New Produk Traditional Cuisine& Dance

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
16 Februari 2022 19:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menikmati Tarian Khas Banyuwangi di stage Patung Omprog Gandrung Waroeng Kemarang
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Tarian Khas Banyuwangi di stage Patung Omprog Gandrung Waroeng Kemarang
ADVERTISEMENT
Mulai Februari 2022, Waroeng Kemarang menawarkan hadirnya paket traditional cuisine & dance, Menawarkan paket menikmati kuliner dengan suasana pedesaan yang unik dengan dining area yang terinspirasi suasana sawah yang bersih dari polusi dan beberapa pondok- pondok terbuka lainnya. Arak-arakan barong , penari dan panjak diikuti tamu undangan dari rumah adat utama menuju pentas patung omprok terbesar di dunia, menandai hadirnya traditional cuisine & dance di lounching hari Kamis malam 10 Februari 2022 pukul 19.00-21.00 wib dengan protokol kesehatan yang ketat. Acara ini dihadiri oleh DKB, Perwakilan dari Kopat , GBOT , Paguyuban Tour Guide, seniman , budayawan serta dihadiri tamu undangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dipilihnya Februari untuk melaunching Traditional Cuisine & Dance adalah bulan yang sangat dinanti, karena terdapat momen spesial yang tepat untuk berkumpul bersama orang terkasih atau kerabat dekat. Disamping menyimpan filosofi mendalam tentang segala bentuk makna keberuntungan di dalam kehidupan, mulai dari breakfast hingga dinner.
Semoga di tahun yang membawa keberanian dan kepercayaan diri dan bisa mewujudkan harapan-harapan baru serta peluang baik bagi anda dan keluarga. Menurut Wowok Meirianto selaku owner Waroeng Kemarang mengatakan
“Persembahan dalam launching ini adalah untuk melestarikan budaya Banyuwangi yang hampir terlupakan oleh kemajuan jaman, dalam satu paket Cuisine and dance para tamu diberi waktu 60 menit untuk makan dan 60 menit untuk menikmati hiburan, “jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Tampilan kesenian tari yang dikemas dalam paket Cuisine and dance dikemas dalam waktu 60 menit dengan melibatkan 15 orang penari dan panjak (penabuh) yang mempersembahkan 10 jenis atraksi tarian, satu paket diperuntukkan minimal 50 orang tamu dan makanannya dibandrol dengan harga variatif antara Rp 25.000,- sampai Rp 75.000, ” tambahnya.
Desa Taman suruh sangat terkenal akan pelestarian adat dan budaya nya, oleh karena itu Kang Wowok ber inisiatif dengan ide yang cemerlang dan tidak meninggalkan adat budaya yang sudah ada di desa Taman suruh.
Wowok Meirianto owner Waroeng Kemarang
Pengunjung bisa menikmati masakan khas Banyuwangi sambil melihat pertunjukan Angklung dan bisa memilih tempat makan di pondok pondok yang ada di lokasi areal persawahan. Kemasan dengan nuansa tradisional dengan diiringi kesenian tradisional inilah yang mampu memanjakan pengunjung betah dan nyaman ,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Aekanu Hariyono sebagai guide senior pariwisata Banyuwangi mengatakan “ Saya berkeinginan kiranya para wisatawan tidak sulit dalam mencari kuliner halal, selain akan menambah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi juga akan menambah ramai suasana tempat yang selama ini dijadikan sebagai perlintasan menuju wisata ke gunung Ijen. Juga sebagai kota Gandrung, semoga falsafah yang melekat di kata Gandrung akan selalu lestari khususnya di kalangan generasi muda Banyuwangi, ” cetusnya. Selain itu dengan paket Cuisine and dance ini, dirinya berharap para pengusaha kuliner bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat lingkungan sehingga bisa membantu meningkatkan perekonomiannya dan Waroeng Kemarang menurut saya telah menjawab ini semua, ” bebernya.
Sementara menurut Hasan Basri ketua DKB sangat mengapresiasi dan menyambut baik dengan adanya Launching Traditional Cuisine & Dance adalah menjadi bukti konsistensi pak Wowok dan bu Ririet sebagai pengusaha Waroeng Kemarang dalam " ngerumat " ( merawat ) kesenian Banyuwangi. Ini luar biasa , diawali di kemarang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi tempat-tempat lain, menggambarkan kekentalan tradisi suku Osing yang kaya akan budaya dan tradisinya.
ADVERTISEMENT
Kritik untuk penampilan perdana malam ini perlunya diperhatikan dinamika , klutuk , angklung tidak monoton bermacam-macam , perlu dipertimbangkan tarian tidak harus semua rancak , seperti alunan ombak , tambah Hasan (KRTH.ILHM/CAKWER)