Yakin Ingin Berpoligami?

Bareyn Mochaddin
Perencana Keuangan Independen - Pembicara Publik - Senior Financial Advisor at AAM and Associates
Konten dari Pengguna
7 November 2017 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bareyn Mochaddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Yakin Ingin Berpoligami?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah anda berpikir untuk melakukan poligami? Atau pernahkah anda berpikir kenapa orang lain melakukan poligami?.
ADVERTISEMENT
Saya sih pernah kepikiran tentang pertanyaan yang kedua, sedangkan untuk pertanyaan yang pertama sampai saat ini belum sempet kepikiran karena monogami pun belum. Saya kadang memikirkan alasan-alasan yang dinyatakan sebagai alasan logis oleh orang yang berpoligami, apakah memang seperti itu adanya?
Tapi disini saya nggak akan membicarakan (apalagi sampai memperdebatkan) tentang ayat di dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW ya. Kali ini saya ingin membicarakan tentang fakta-fakta menarik yang saya temukan di “Diskusi Tepi Kolam bersama Kumparan dengan Komunitas Seputar Keuangan” kemarin yang menghadirkan Mas Kiwil sebagai pelaku poligami dan Ibu Ila Abdulrahman sebagai seorang Financial Planner.
Sebelumnya, saya sudah pernah menulis tentang “Jangan Dikira Poligami itu Enak!”. Tulisan ini menyatakan bahwa poligami itu bukan hanya tentang hal yang “enak-enak”, tapi juga ada poligami itu mengakibatkan tanggung jawab yang harus dipikul oleh suami sebagai kepala keluarga berdasarkan pemaparan dari Mas Kiwil sebagai pelaku poligami. Bagi yang belum sempat membacanya silahkan membacanya disini.
ADVERTISEMENT
Nah, kembali ke fakta yang saya dapatkan “Diskusi Tepi Kolam bersama Kumparan dengan Komunitas Seputar Keuangan” tadi, saya menemukan fakta-fakta yang cukup mencengangkan mengenai poligami. Dalam hal ini, beberapa fakta yang disampaikan oleh Ibu Ila Abdulrahman sebagai seorang Financial Planner cukup menarik untuk diketahui banyak orang.
Pertama, ternyata jumlah laki-laki bujang itu lebih banyak dari perempuan perawan. Hal ini mematahkan asumsi saya yang awalnya menganggap wajar kalau banyak laki-laki yang menikah kedua kalinya dan perempuan-nya adalah perempuan perawan. Ya, karena awalnya saya menganggap perempuan perawan lebih banyak dari laki-laki bujang jadi saya menganggap hal ini wajar. Tapi ternyata fakta yang disampaikan memutar balikkan semuanya.
Sehingga, menurut Ibu Ila Abdulrahman, kalaupun para laki-laki yang telah menikah dan ingin menikah untuk kedua, ketiga, dan keempat kalinya, menikahlah dengan perempuan yang pernah menikah sebelumnya dan jangan menikah dengan perawan. Menarik ya! :)
ADVERTISEMENT
Kedua, masalah finansial jangan dianggap sepele dan sangat penting dalam keluarga poligami. Banyak orang yang hanya mempermasalahkan tentang “keadilan” dan sedikit abai dengan masalah keuangan. Katanya, tidak peduli uang yang penting perhatian dan keadilan untuk istrinya. Tapi bukankah kecukupan finansial adalah salah satu bentuk keadilan?.
Masalah finansial ini, menurut Ibu Ila Abdulrahman terkait dengan penghasilan suami, kebutuhan dana darurat, kebutuhan asuransi, dan kebutuhan dana untuk anak di masa depan yang harus dipersiapkan dari saat ini. Nah, khusus poin terakhir yang saya sebutkan, Ibu Ila Abdulrahman menyatakan bahwa bila anak kita saat ini baru lahir atau kurang dari 1 tahun, maka kebutuhan pendidikan (baca : kuliah) 18 tahun lagi ketika anak masuk kuliah adalah Rp1,8Miliar. Ya! Satu koma delapan miliar rupiah untuk kuliah saja! Ha!
ADVERTISEMENT
Mari kita hitung “bodoh-bodohan”. Anggaplah setiap anak butuh Rp1M. Kalau punya dua istri masing-masing punya tiga orang anak, maka sedikitnya seorang suami yang memutuskan untuk berpoligami harus mempersiapkan Rp6Miliar di masa depan. Ya, jadi seseorang yang ingin berpoligami harus kuat secara spiritual, mental, dan tentunya finansial.
“Ah tapi kan, ada kuasa Allah SWT disini yang akan selalu member rezeki”. Ya memang betul, sebagai muslim saya tidak ragu untuk setuju dan saya yakin akan selalu ada kuasa Allah SWT di setiap langkah kehidupan kita, dan rezeki tidak akan tertukar. Tapi bukankah kita juga harus mengusahakan untuk mendapat rezeki tersebut? Tidak mungkin kan kita cukup berdoa saja lalu sejumlah dana tersebut turun dari langit? Diperlukan rencana, persiapan, dan langkah-langkah strategis agar rezeki datang dan dapat memenuhi semua kebutuhan. Setuju kan?
ADVERTISEMENT
Ya.. itu baru dua fakta yang ternyata cukup menantang sebagai syarat poligami dari Ibu Ila Abdulrahman yang saya sampaikan. Poligami ternyata tidak hanya menuntut pria untuk adil, tapi juga harus memiliki langkah dan persiapan yang matang di masa kini untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan langkah serta rencana untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
O ya .. Selain itu, masih ada permasalahan lainnya dari poligami seperti masalah pembagian waris kalau sang suami meninggal, kebutuhan asuransi agar keluarga terlindungi, dan kebutuhan dana darurat yang juga ternyata tidak kecil jumlahnya agar kondisi ekonomi tetap “aman” dan “nyaman”. Berapa besar kebutuhan semua itu? Kalau disimpulkan dari pemaparan Ibu Ila Abdulrahman sih jumlahnya “BESAR!”. :))
ADVERTISEMENT
Meski demikian, hal ini bukan artinya melarang anda yang ingin berpoligami. Silahkan saja berpoligami karena tidak ada yang salah dengan itu, tapi mungkin akan menjadi kesalahan bila anda berpoligami karena yang anda ingin hanyalah kesenangan. Namun, berpoligami akan lebih elegan bila anda mempersiapkan semuanya dengan matang bukan?
Chao!